LH 17

1.6K 123 2
                                    

Semalam wina pulang pukul 9 malam. Dia pulang bersama Karin. Kok bisa sama Karin? Karna semalem Karin nyusul Wina ke taman mana Karin ngaku' ke vanya kalo Wina itu pacarnya.

Pagi pagi si Karin udah nangkring di kursi meja makannya Wina. Wina kaget dong, gaada angin gaada ujan. Dia baru selesai mandi niat mau sarapan.

"Kak? Kakak ngapain disini?"tanya Wina sambil duduk di sebelahnya Karin.

"Suka suka kakak lah"

"Dih"Wina memasang wajah julid.

"Wina, nanti bantuin ibu belanja ke pasar yuk"

"Iya Bu"

"Bu, Karin boleh ikut ngga?"

"Boleh boleh, biar si Wina ngga ngeluh terus nanti kalo di pasar. Soalnya dia selalu ngeluh kalo barang belanjaannya banyak"Karin ketawa mendengarnya.

"Ish ibu, apaansi"bibir Wina mengerucut kesal. Mengapa ibunya membongkar aibnya di depan Karin.

"Bu, Wina pas kecil orangnya gimana si"tanya Karin.

"Wina pas masih kecil itu cengeng, tukang marah, pendiem. Dulu dia pernah jatuh pas naik sepeda tapi ibu bilang kalo dia gaboleh cengeng alhasil dia nahan nangis waktu itu, mukanya lucu banget hahaha"Bu Yeon ketawa kecil mengingat tentang wina kecil. Sedangkan Wina saat ini masih cemberut kesal.

"Hahahaha, Karin gabisa bayangin muka Wina pas saat itu"Karin ikut ketawa.

"Ishh ibuuu kenapa diceritain siii"protes Wina. Namun ibunya tak menanggapinya semakin membuatnya kesal.

Setelah mereka sarapan bersama, akhirnya mereka pergi ke pasar.

Bu Yeon paling depan dan Karin sama Wina dibelakangnya. Jujur Wina dari kemarin pengen nanyain tentang hubungan mereka tapi selalu ga tepat waktunya.

Skip, jam sudah menunjukkan pukul 10 lebih 20 menit. Bu Yeon, Wina dan Karin baru pulang dari pasar.

"Terimakasih ya nak Karin sudah membantu ibu belanja di pasar"Karin senyum dan ngangguk.

"Bu, saya pamit dulu ya. Nanti malam saya kesini lagi"

"Iya hati-hati"

"Wina, kakak pamit nanti malem kesini lagi jemput kamu"Wina ngernyitin dahinya. Belum sempat Wina berbicara Karin sudah melajukan mobilnya, membuat Wina menghela nafas.

Meninggalkan kediaman Wina, kini Karin melajukan mobilnya menuju pemakaman.

Ia menepikan mobilnya dan segera keluar dari mobilnya tak lupa ia membawa bunga yang tadi sempat ia beli.

"Hai sayang, apa kabar kamu disana? Baik' aja kan? Kakak harap begitu. Maaf kakak jarang ke rumah kamu"Karin mentap gundukan tanah didepannya.

Karin mulai berdoa dan setelah itu menaburkan bunga di atas gundukan tanah itu.

Tak mau berlama-lama disitu karna langit menunjukkan kalau ia akan segera menumpahkan airnya.

Karin sampai di rumahnya, segera disambut tatapan kesal dari mamahnya.

"Eh, mamah hehe"Karin meringis.

"Darimana aja kamu? Subuh' udah bikin mamah panik aja"

"Dari rumah Wina mah, tadi Karin ke rumah Wina"

"Oalah, lagian kmu pergi ga bilang' mamah khawatir tau. Kirain kamu pergi kemana"

"Karin ke atas ya mah"mamahnya ngangguk.

Cuaca hujan membuat wina mengantuk dan akhirnya tertidur.

Setelahnya ia mulai bermimpi, ia bermimpi Delia mendatanginya serta meminta sesuatu padanya.

Love Hurts | Winrina ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang