LH 23

1.8K 122 12
                                    

Wina masuk ke dalam ruangan ibunya dirawat.

"Bu, ada yang sakit?"tanya Wina.

"Enggak win, tolong ambilin minum"jawab Bu Yeon, trus dengan sigap Wina ngambil minum yang tersedia di diatas nakas.

"Ayah dimana?"tanya Bu Yeon.

"Wina nggak tau Bu, dari kemarin Wina telfon nggak aktif"jawab Wina.

Azriel langsung Datang ke rumah sakit saat kakak ya mengabarinya jika ibunya sudah siuman.

"Kak"panggil Azriel, Vanya menoleh.

"Ooh kau sudah datang, kakakmu masih di dalam"jawab Vanya, lalu Azriel duduk di sebelah Vanya.

Tak lama Wina keluar dari ruangan itu.

"Eh, udah Dateng. Gih masuk, ibu udah nanyain kamu"ucap Wina, lalu Azriel masuk ke ruangan.

"Kak, ayo temenin Wina ke kantin"ajak Wina, Vanya mengangguk lalu menggandeng tangan Wina dan segera menuju ke kantin.

Wina kaget dengan perlakuan Vanya tapi dia tetap berjalan mengikuti Vanya.

Di tengah-tengah perjalanan menuju kantin rumah sakit, Wina melihat ayahnya bersama seorang wanita keluar dari ruang dokter kandungan.

"Ayah?"panggil Wina, Wina melepaskan genggaman Vanya dan mendekati ayahnya. Perasaannya tak enak, namun ia tak boleh berfikiran negatif.

"Dia siapa?"tunjuk Wina pada wanita disebelah ayahnya.

"Dia calon ibu barumu, dan sekarang dia sedang mengandung adik kamu"jawab ayahnya.

Air mata Wina meluncur deras, tangannya mengepal. Vanya mendekati Wina dan mengajak Wina untuk meninggalkan mereka namun Wina masih berdiam menatap ayahnya.

"Ibu baru? Cih, aku bahkan tak Sudi memanggilnya ibu. Ibuku hanya satu! Dan itu bukan dia! Ayah, tidakkah kau memikirkan perasaan ibu? Kau penghianat, pergi selama 4 tahun dan sekarang kau malah menghamili dia! Dimana hatimu? Bahkan disaat ibu sekarat kau tak datang ke rumah sakit, rupanya kau berselingkuh bersama dia! Ayah macam apa kau?"Wina sedikit meninggikan suaranya. Vanya menggenggam tangan Wina dan memeluk bahu Wina.

"Jangan pernah lagi Lo tunjukin muka Lo ke depan gue atau ibu gue!"ucap wina, lalu Vanya membawa Wina ke kantin.

Wina terisak sambil memegangi dadanya, dadanya sakit. Sakit sekali, orang yang selama ini dibanggakan olehnya malah membuatnya kecewa.

"Win, udah. Jangan nangis terus, kamu kuat."Vanya menenangkan Wina.

"Sakit kak sakit, dada Wina sakit"Wina memukul' dadanya namun tangannya dicekal oleh Vanya.

"Iya kakak tau, pasti sakit banget kan? Tapi jangan dipukul kayak gitu"Wina masih menangis dan Vanya memeluknya. Lima menit kemudian Vanya tak merasakan pergerakan dari Wina lalu ia menangkup wajah Wina yang daritadi disembunyikan di dadanya.

Vanya kaget, ternyata Wina pingsan mana lagi di kantin . Akhirnya Vanya menggendong Wina dan membawa Wina mencari bangsal yang kosong.

Vanya menurunkan tubuh Wina ke bangsal rumah sakit yang kosong, lalu membiarkan dokter memeriksa Wina.

"Bagaimana keadaan Wina dok?"tanya Vanya panik.

"Ia hanya kelelahan dan kurang tidur, biarkan dia istirahat sebentar agar tubuhnya kembali fit"jawab dokter

"Baik dokter, terimakasih"Vanya menatap wajah Wina yang masih pingsan.

"Sama', kalau begitu saya pamit undur diri"dibalas anggukan sama Vanya, lalu dokter meninggalkan mereka berdua.

Love Hurts | Winrina ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang