20. Hujan Akar Cinta

180K 19.5K 1.4K
                                    

Yang ga vote sama komen semoga pacar kmu parjo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ga vote sama komen semoga pacar kmu parjo

Kalo udah 2000 vote baru aku next yaww see you!🤪

Btw aku Drop visual karakter yang lain di instagram yaa jangan lupa di cekk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw aku Drop visual karakter yang lain di instagram yaa jangan lupa di cekk

****

Jika kalian bertanya bagaimana perasaan Janeta sekarang, tentu ia sangat bahagia, semua orang berbaur dengan cepat, kini mereka tengah mendengarkan cerita lucu dari Bisma yang menceritakan pengalamannya saat mendaki gunung.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di pos 2 akhirnya mereka bergerak menuju kejalur pendakian, cuaca semakin dingin, beberapa dari mereka pun mulai lelah, termasuk Janeta.

"Yoo...semangatt jangan loyo gitu, puncak tinggal lima menit lagi!!!" Teriak Bisma dari arah depan, memberikan semangat pada anggota yang mulai lelah.

"Serius Kak?!!"

"Iyalahh...makanya cepetan jalannya jangan loyo, biar nyampe lebih cepet!!"

Dirga dan para anggota pecinta alam itu hanya dapat menahan tawanya, Jelas itu adalah sebuah kebohongan, mereka perlu melewati Pos 3 terlebih dahulu sebelum sampai kepuncak, dan itu pastinya cukup jauh.

"Haduhhh...gabisa ini gue Kak, ko makin lama makin nanjak anjir!!!"

Bisma berdecak sebal. "Ckk!! Namanya juga gunung, Ntar dah pulangnya gue bilang ke Jokowi suruh ngaspal biar rata ni gunung!" Ujar Bisma yang dibalas tawaan dari semua orang, cukup menghibur.

"Hahahah... Kalo gitu nanti lagunya jadi naik-naik kepuncak gunung rata-rata sekali dong???" Balas Dhea tertawa kencang.

Janeta tertawa kecil mendengar percakapan antara Bisma dan anggota lainnya, namun tanpa ia sadari tubuhnya semakin menggigil, gigi nya bertubrukan sehingga menghasilkan getaran, Tubuhnya juga kian lama kian gatal, Janeta melihat kearah telapak tangannya yang memerah, dengan cepat perempuan itu menutupi tangannya dengan Jaketnya agar tidak terlihat.

The Story Of JanetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang