Janeta Anggraini adalah perempuan yang tidak jelek tapi juga tidak cantik, Janeta juga bukan orang yang pintar, ia hanyalah murid biasa yang mungkin teman satu sekolahnya pun tidak akan kenal padanya.
Janeta mempunyai impian untuk menjadi pacar Lio...
Haiii Karna kalian Vote sama Komennyagercep, aku juga mau ikutan ah!!!
Sebelum baca yuk yang belum jangan lupa follow instagram ku dan anak-anakku yaa: @sheisray_ @janetaagrni @dirgantaramac
Yang baca tapi ga vote plus komen be like:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Bunnn!!! Bunda!!!"
"Yaampun Abang! Kenapa lari-lari gitu?!"
Pagi hari di rumah itu kini dihebohkan dengan teriakan laki-laki yang kini tengah menuruni tangga dengan terburu-buru, tak lupa wajah panik kini menghiasi wajahnya.
"Pacar Abang? Mana?!!"
"Yaampun Abang, Janeta nya udah pulang semalem."
"Ckk!! Kenapa bunda izinin?!! Abang pengen tidur sama pacar Abang."
Tangan perempuan paruh baya itu kini bergerak menjentikan tangannya itu dikening Dirga. "Nyebut Abang!! Gimana kalo digrebek warga? Abang mau?"
"Mau!" Jawabnya dengan enteng.
Bundanya itu memutarkan matanya malas. "Sinting! Bunda laporin ya ke Papa nanti!!"
Dirga terkekeh mendengar ocehan Bundanya itu, kini laki-laki itu memeluk perempuan itu dari belakang, menumpukan wajahnya dibahu ringkihnya. "Bunda nikahin Abang sama Dia dong! Biar nanti kalo tidur bareng gaakan di grebek."
"Kerja dulu Bang! Nikah, Nikah! Mau dikasih makan apa?!"
Dirga tertawa kencang. "Uang papa."
Kini tangan perempuan itu bergerak memukul-mukul tubuh Dirga gemas. "Kamu yaa!!"
"Aw... Aw... HahhahAmpun Bun..."
_________
Tak terasa sudah dua hari berlalu sejak Janeta menjenguk Dirga, Sampai hari ini ia tidak melihat laki-laki itu dilingkungan sekolahnya. Janeta pikir mungkin Dirga masih belum sembuh.
Janeta ingin sekali menjenguk Dirga kembali. Namun, lagi-lagi ia tidak ada waktu dan hanya bisa mendekam di ruang osis sepulang sekolah. disibukan dengan persiapan MOS seminggu lagi.
Bagaimana dengan Lio? Janeta rasanya sangat sungkan jika harus terang-terangan menagih uang, ia hanya bisa menunggu. Untung saja Kian meminjamkan uang padanya dengan alasan ibunya belum kunjung mengirimk uang walau tidak banyak.
