13. The End?

212K 20.2K 763
                                    

Hahah padahal janji up tiap hari yaa?? Tapi serius gess vegitu syulittt~~~~

Ini udah cepet sih menurut waktu aku biasanya yang up 1 bulan sekali hahahahahha....

Doain deh semoga makin kemajuan sampe tercapai update 1 hari sekali eak

***

"Sekali lagi lo sentuh cewe gue, gue patahin tangan lo anjing!!!"

Lio yang mendengar suara laki-laki yang tengah memakinya dengan cepat membalikan badan, mencari tahu siapa yang berani berbicara dengan nada keras padanya.

Lio menaikan sebelah alisnya memandang remeh Dirga yang kini tengah menatapnya seakan ingin menerkam. "Maksud lo siapa?" Tanya Lio.

Dirga maju kearah Lio, menarik kerah baju laki-laki itu sehingga dengan terpaksa ia berdiri dari tempat duduknya. "Pergi sebelum gue abisin lo disini!!" Dirga dengan nafas memburu menarik tubuh Lio kearah keluar UKS mendorong Lio sehingga dirinya terjatuh ke lantai.

Beberapa murid yang terlihat melewati ruang UKS terkejut melihat pemandangan didepannya, apalagi ketika Dirga dengan keras menutup pintu ruang UKS dengan keras, sehingga menimbulkan suara bising.

Dirga menghela nafasnya mencoba mengontrol rasa emosi yang menggebu dalam dirinya, ia mendudukan tubuhnya dikursi samping Janeta. "Heii...kenapa??" Wajah Dirga kembali khawatir melihat Janeta yang kini tengah menutup matanya tenang.

Dirga meraih tangan Janeta, menggenggam tangan yang berukuran lebih kecil itu dengan erat, sesekali mengusap-usap tangan Janeta. "Jangan sakit..." Ujar Dirga dengan suara pelan, terdengar nada kekhawatiran yang ia keluarkan.

Mata Janeta terlihat bergerak seolah dirinya ingin membuka mata namun terhalang sesuatu, kerutan alis menunjukan bahwa dirinya sedang kesakitan, Janeta menarik tangannya dari genggaman Dira, tangan itu bergerak meremas perutnya sendiri.

"Heii sayang, kenapa??" Dirga terlohat kalap melihat Janeta yang meringis kesakitan.

"Bundaa...perut Janee!!!" Janeta tidak menghiraukan pertanyaan Dirga, ia malah memanggil-manggil ibunya tanpa ia sadari.

Dirga bergerak menyingkirkan tangan Janeta yang berada diperutnya, Dirga menarik seragam Janeta yang terselip didalam rok sekolahnya membuat seragam Janeta kini berada diluar, Dirga menyelipkan tangannya masuk kedalam seragam Janeta, dengan pelan ia mengelus perut rata milik Janeta.

"Masih sakit hm?" Dirga menghela nafasnya pelan melihat Janeta yang mulai tenang kembali.

Sebelah tangannya meronggoh handphone yang berada di saku miliknya, Dirga terlihat mengetikan sesuatu, setelah itu ia memasukan kembali handphone nya.

Matanya kembali terfokus kearah Janeta, tak lupa dengan tangannya yang senantiasa mengelus perut wanita itu dengan sayang.

__________

Entah berapa lama wanita itu tertidur, matanya dengan perlahan mulai membuka, sesekali ia mengerjapkan mata indahnya itu untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ia tangkap.

Perutnya kini terasa mulai membaik walaupun masih ada serangan rasa perih yang terasa menusuk-nusuk perutnya, namun tidak separah tadi. Tapi entah kenapa tangan kanan Janeta terasa kebas, rasanya ada sesuatu yang menindih tangannya.

Matanya bergerak menuju kearah tangannya, apa itu? Ada kepala seorang laki-laki yang kini tengah dengan nyamannya tertidur ditangan Janeta, ia juga merasa ada yang aneh dengan perutnya, ada sentuhan tipis yang ia rasakan, terasa menggelitik, matanya bergerak mencoba mencari tau.

The Story Of JanetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang