Stila sedang menunggu di ruang tunggu bintang tamu, di salah satu stasiun televisi tempat Dama bekerja. Hanya ada dia disana setelah seorang makeup artist selesai mendandaninya dan meninggalkan ruangan itu, sedangkan bintang tamu yang lain berada di ruangan berbeda. Ya, Stila akhirnya memutuskan untuk datang ke acara Dama sebagai bintang tamu kejutan di hari ulang tahunnya. Veri dan Niken bahkan sempat tak percaya saat Stila mengabari mereka hari itu. Stila sendiri sampai tak bisa tidur malam karena memikirkan hal itu sebelum akhirnya keputusannya dibuat. Ia hanya ingin membuat ulang tahun Dama yang akhirnya mereka rayakan bersama setelah bertahun-tahun lamanya itu benar-benar berkesan. Ia juga ingin menjadi wanita yang bisa Dama banggakan di depan banyak orang. Dan untuk itu, ia siap menanggalkan sifat introvertnya sesaat saja dan meninggikan kepercayaan dirinya. Ia sungguh ingin menyenangkan Dama, lelaki yang sangat dicintainya itu.
Tok tok.
Suara pintu diketuk lalu Veri muncul dari balik pintu itu.
"Hai" sapanya.
"Hai" jawab Stila.
"You ok?"
"Yap"
"Habis segmen ini ada break iklan, terus segmen lo masuk ya. Kalau ada pertanyaan yang nggak bisa atau nggak mau lo jawab, it's ok. Bilang aja. Host nya bakal ngerti kok"
"Iya, Ver. Eh, Dama beneran nggak tau apa-apa? Dia nggak ada curiga sama sekali?"
"Enggak sih. Mungkin karena bintang tamu yang lain juga nggak pada tau, jadi he has no clue"
"Hm, oke kalau gitu"
"Yaudah, gue keluar dulu. Nanti kalau mau mulai segmen lo, gue jemput lagi"
"Thanks, Ver"Stila berdiri menghadap kaca, memastikan lagi penampilannya yang akan dilihat ribuan atau bahkan jutaan orang di layar TV dan di studio. Hari itu Stila tampak sangat anggun dan feminim dengan midi dress A line berwarna soft blue dan lengan semi balon meruncing sesiku, dibagian depannya ada hiasan kancing berwarna senada berderet dari bawah kerah hingga ke dada. Rambutnya di curl gantung terurai. Tak lupa heels open toe silver yang membuatnya terlihat seksi siang itu. Tak lama Veri kembali untuk menjemputnya dan bersiap menuju stage. Stila menarik nafas panjang lalu mengikuti Veri. Para staf menyapanya dengan ramah dan dibalas tak kalah ramahnya oleh Stila. Seorang staf memberikan cake dengan lilin diatasnya kepada Stila untuk dibawa ke stage.
"Nah, kita ada bintang tamu lagi nih. Tapi katanya kali ini bintang tamunya spesial buat salah satu host, yuk langsung aja kita persilahkan masuk!" ujar satu dari tiga host bersamaan dengan langkah Stila memasuki panggung diiringi lagu ulang tahun.
Dama yang berada di posisi paling ujung terkesiap melihat kedatangan kekasihnya itu, seakan tak percaya dengan matanya sendiri. Stila yang dengan anggunnya memasuki stage dengan membawa cake ulang tahun, melempar senyum lebar ke arah Dama, membuat Dama tertawa malu.
"Ciye, ada yang salting nih" goda seorang host bernama Oji, mengundang tawa seisi studio.
"Sini dong! Lo kok malah diem aja disitu" kali ini host bernama Wira memanggil Dama untuk mendekati Stila.
"Jadi semuanya, hari ini adalah ulang tahun Dama! Selamat ulang tahun! Tiup dulu deh lilinnya habis itu baru kita ngobrol-ngobrol" ujar Oji lagi.
Dama meniup lilin lalu tanpa malu memeluk kekasihnya itu dan disambut riuh ramai penonton di studio. Dama sempat membisikkan kata "cantik banget" saat memeluk Stila, membuat Stila tersenyum malu hingga pipinya memerah. Keduanya dipersilahkan duduk bersebelahan oleh Oji dan Wira.
"Nah ini dia bintang tamu spesial kita hari ini. Emang kenapa sih Dam, kok dia spesial buat lo? siapa nih? coba kenalin dulu dong" ujar Oji membuka obrolan siang itu.
"Iya, jadi ini dia Stila. Pacar gue. Kalau ditanya kenapa spesial? Karena nyarinya sulit. Hahaha. Butuh perjuangan buat gue bisa nemuin dia lagi dan sampai di titik ini" jelas Dama.
"Wah hahaha. Gimana tuh? coba ceritain dong awal kalian ketemu sampai akhirnya Dama dengan susah payah nemuin Stila lagi" kata Wira.
"Sebenernya udah pernah gue ceritain ya untuk detailnya. Tapi intinya kita kenal dari saat ospek kuliah dan jadi sahabat, terus gue melakukan kesalahan yang bikin gue kehilangan Stila, dan akhirnya gue berusaha buat cari dia lagi terus ketemu lah di Jakarta. Itu pun setelah ketemu butuh waktu berbulan-bulan buat dia mau ngomong sama gue lagi sampai akhirnya kita pacaran. Yah pokoknya dia spesial lah buat gue" jelas Dama. Membuat Stila tersenyum malu mengetahui dirinya spesial bagi Dama.
"Oke, kalau Stila sendiri kesehariannya apa nih?" Tanya Oji.
"Aku pekerja kantoran aja sih" jawab Stila.
"Pernah nggak sih kebayang bakal pacaran sama artis?
"Enggak lah. Sama sekali enggak. Kepikiran Dama bakal jadi artis pun enggak. Dan bahkan saat tau Dama udah jadi artis, aku malah nggak pernah nonton dia sama sekali, karena masih benci aja sih waktu itu. Hahaha"
"Hahaha. Itu lah ya. Benci dan cinta itu tipis. Terlalu benci bisa aja sebenarnya itu terlalu cinta yang kalau dimiliki takut kehilangan. Atau bisa jadi itu karma. Hahaha" ujar Wira mengundang tawa.
"Oke, setelah ini kita akan main game sama pasangan ini ya. Jangan kemana-mana tetap di Lunch Time Show!" Oji menutup segmen. Dama mengajak Stila ke ruang tunggu artis selama break iklan dan mematikan microphone."Wow. Rasanya kayak mimpi, kamu ada disini" ujar Dama duduk berhadapan dengan Stila dan menggenggam tangannya. Stila terkekeh.
"Kamu suka nggak?" Tanya Stila.
"Suka banget. Sampai nggak mau bangun kalau ini emang mimpi"
"Happy birthday, love"
"Apa? Kamu manggil aku apa barusan?"
"Hahaha nggak ada siaran ulang dong. Ini kan live"
"Yah. Padahal pengin kuulang berkali-kali. Nggak asik ah live"
"Hahaha. Yah, tapi aku pun nggak nyangka sih bisa ada disini"
"Iya nih. Keajaiban dunia loh kamu mau dateng live show. Kamu harus dilestarikan berarti"
"Hahaha"
"Hahaha"
"Tapi serius, kamu cantik banget"
"Iya dong. Aku kan juga mau bikin kamu bangga punya pacar kayak aku"
"I always do"-••-
Malamnya, Stila dan Dama akan dinner bersama untuk merayakan ulang tahun Dama. Dama baru saja menjemput Stila di apartemennya dan memacu mobilnya menuju kawasan SCBD. Ia sudah membuat reservasi di salah satu steak house disana untuk makan malam mereka. Sepanjang perjalanan, Dama tak henti mencuri pandang pada kekasihnya itu. Bagaimana tidak kalau Stila tampil sangat menawan malam itu dengan cocktail dress merahnya yang berlengan sabrina memperlihatkan bahunya. Lehernya yang jenjang dihiasi kalung berlian kecil yang sangat pas untuknya. Rok model ekor itu memperlihatkan kakinya yang jenjang dan dihiasi stiletto hills hitam. Rambutnya digelung twisted braid dengan poninya yang dibelah ke masing-masing sisi. Dan yang tak kalah mempesonanya adalah bibir merah Stila yang sejak tadi menggoda Dama. Namun Dama juga tak kalah menawan. Ia mengenakan setelan jas hitam, didalamnya hem merah yang kancing atasnya dibiarkan terbuka. Rambutnya diolesi gel dan disisir menyamping agar terlihat rapi.
"Kamu nyetirnya madep depan dong, Dam" protes Stila mendapati Dama berkali-kali memalingkan pandangannya dari jalan.
"Hahaha. Iya, iya. Makanya kamu jangan bawa maghnet dong. Aku jadi nengok ke kamu terus"
"Hahaha. Kenyang deh aku digombalin terus dari tadi. Nggak jadi dinner nih ntar"
"Nggak apa-apa sih nggak jadi dinner. Yang penting bisa sama kamu malem ini"
"Yah sia-sia dong aku makeup sama hair do dari sore"
"Enggak dong. Malah kalau bisa kamu kayak gini aja sampai besok. Soalnya kamu cantik banget"
"Makasih, sayang"
"Ah, lain kali kalau kamu mau manggil aku gitu bilang dulu dong. Biar aku rekam. Jarang-jarang kan dipanggil gitu sama kamu".
"Hahaha. Dari sekarang aku panggil gitu terus deh"
"Serius ya? Janji ya!"
"Hahaha iya sayang"
"Asyik! Love you, sayang"Sesampainya disana Dama langsung memarkirkan mobilnya. Stila sudah melepas sabuk pengaman dan siap membuka pintu saat Dama menahan sikunya.
"Hey, can I steal a kiss?" Tanyanya menatap kedua mata Stila.
"Thief doesn't say a word" jawab Stila lalu menarik leher Dama dan mengecup bibirnya. Toh memang itu tujuannya memakai lipstik merah, selain menyesuaikan dengan warna dressnya juga untuk menggoda kekasihnya itu.
Setelah kecupan yang berlangsung satu menit itu, mereka turun dari mobil. Stila memastikan riasannya tak bergeser pasca ciuman tadi dengan layar ponselnya dan langsung menuju ke steak house untuk dinner. Dama menyebutkan namanya dalam daftar reservasi dan mereka diantar ke tempat duduk yang berada dipinggir jendela, menampilkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit dengan lampu-lampunya. Mereka memesan bermacam menu dari appetizer, salad and soup, main course yaitu prime steak itu sendiri, minuman, dan tak lupa dessert. Setelah pelayan menerima pesanan dan meninggalkan mereka, Stila mengambil sesuatu dari dalam clutchnya lalu memberikannya ke Dama.
"Wow, apa nih?" Tanya Dama menerima kotak kecil berwarna hitam dengan pita biru diatasnya.
"Kado, lah" jawab Stila.
"Boleh kubuka?"
"Boleh dong"
Dama membuka kotak kecil itu dan tersenyum lebar. Ia menemukan gelang berwarna hitam didalamnya dengan secarik kertas bertuliskan I Love You.
"Hahaha. Kenapa gelang?" Tanya Dama mengamati gelang itu.
"Karena dulu pas kamu ulang tahun, kamu ngasih aku gelang" jawab Stila. Dama terkekeh.
"Masih inget ternyata kamu". Ia hendak memakainya saat menemukan ukiran inisal namanya dan Stila dibalik plat perak.
"Kamu ngelamar aku nih?" Tanya Dama.
"Kok gitu?"
"Iya kan biasanya cowok ngasih cincin yang ada ukiran nama pasangannya kalau ngelamar ceweknya"
"Hahaha. Kamu mau banget aku lamar emangnya?"
"Hahaha. Aku maunya nanti kalau aku ngelamar kamu, kamu terima"
"Hm. Emang kamu ada rencana ngelamar aku?"
"Ada dong!"
"Kapan?"
"Rahasia. Hahaha. Pokoknya kamu harus terima ya!"
"Maksa?"
"Iya!"
"Hahaha"
"Hahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Fiksi Remaja"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...