Dama sudah mulai syuting untuk mini seriesnya. Hari-harinya yang biasanya saja sudah sibuk kini menjadi lebih sibuk lagi. Meskipun begitu, ia tetap memyempatkan untuk vidio call dengan Stila setiap pagi sebelum keduanya mulai bekerja dan kadang juga di malam hari kalau Dama selesai syuting sebelum jam 12 malam. Akhir minggu pun tidak lagi menjadi hari yang dinantikan Stila karena jadwal syuting Dama tidak ikut libur. Justru Niken yang sering berkunjung ke apartemen Stila karena suaminya yang adalah manager Dama tentu saja mengikuti jadwal sibuk Dama.
Stila baru saja keluar dari ruang meeting bersama kelima rekannya dan atasannya yang menugaskan mereka dalam proyek auditing untuk suatu perusahaan di Bekasi. Dan dikarenakan lokasi kantor yang cukup jauh dari perusahaan tersebut, maka mereka diakomodasikan untuk tinggal sementara waktu di apartemen terdekat sekaligus sebagai tempat kerja mereka selama proses audit berlangsung.
Kling!
Notifikasi pesan masuk di hp Stila berbunyi. Ada pesan dari Niken yang mengajaknya makan siang bersama karena dia sedang berada di dekat kantor Stila.
Berselang tiga puluh menit saat Stila memasuki restaurant yang berada di dalam mall dekat kantornya, tempat ia janjian makan siang dengan Niken. Niken datang lima menit kemudian dan langsung duduk didepan Stila."Kami pesan bakmi spesial pangsit rebus 2, es fruit punch 2, pangsit goreng isi 5, sama minta kecap ya mbak. Makasih" pesan Stila ke pramusaji.
"Tumbenan lo jalan sampek daerah sini?" tanya Stila pada temannya yang sedang asyik me-retouch makeupnya.
"Hehe sengaja sih. Gue disuruh beliin cinderamata buat Kadiv gue yang mau pindah divisi. Yaudah sekalian aja gue kesini, kita kan udah lama nggak lunch bareng" jelas Niken.
"Dikasihnya dua gitu?" Tanya Stila melirik dua kotak jam tangan didalam paperbag.
"Hehe satunya buat laki gue. Karena ada promo pembelian diatas 20 juta dapet voucher diskon 30%, kan lumayan buat gue vouchernya" Niken terkekeh. Stila dapat melihat raut muka Niken yang bahagia bercampur bangga, membuatnya ikut tertawa.
"Hm, lo pasti kangen deh sama Dama. Udah berapa lama nggak ketemuan?" Tanya Niken.
"Hm.. sebulanan?" Jawab Stila sambil mengira-ngira apa benar sudah selama itu ia tak bertemu Dama.
"Wow. Lama juga ya. Sabar sabar deh lo. Resiko pacaran sama artis kan. Jangankan artis, laki gue yang cuman di belakang layar aja sampek sempet nggak pulang tuh karna kelar syuting jam 11 malem, terus pagi buta kudu syuting lagi si Dama"
"Ya kalau gue sih karna baru pacaran jadi nggak bisa protes. Tapi gue nggak yakin lo nggak protes ke Veri kalau dia sampek nggak pulang. Hahaha"
"Ya jelas lah gue protes! Hahaha. Untung aja cuman sekali, karena emang ada take yang ngejar sunrise waktu itu"
Lalu pesanan mereka datang. Niken yang sudah kelaparan langsung menyantap makanannya.
"Gue tuh akhir-akhir ini lagi nggak bisa nahan laper tau Stil. Kalau kelaperan tuh jadi mual gitu gue" ujar Niken disela makan siangnya.
"Hamil kali lo" jawab Stila asal, yang malah membuat Niken terdiam. Stila ikut terdiam sambil mengerutkan alisnya. Niken langsung mengambil hp nya dari dalam tas, mengecek sesuatu. Stila masih diam saja menunggu Niken.
"Habis ini temenin gue yuk ke guardian atau nggak century" ajak Niken.
"Serius lo?"
"Nggak tau. Makanya temenin gue!"Akhirnya disinilah mereka. Di dalam toilet wanita. Stila menunggu tak sabar di depan pintu bilik yang digunakan Niken.
"Ken? Gimana?" Panggil Stila. Niken keluar sambil memegang alat test pack ditangannya. Stila langsung melihat alat yang menunjukkan dua garis merah itu sambil terkejut sampai menutup mulutnya sendiri. Niken terdiam sesaat lalu air matanya menetes, dan Stila langsung memeluknya.
"Selamat! Ya ampun gue sampek deg-deg an tau!" Ucap Stila.
"Apalagi gue!" Ujar Niken bahagia sampai menangis. Untung saja toilet dalam keadaan sepi.
"Kabarin Veri gih"
"Lo mau temenin gue periksa nggak ntar malem? Veri hari ini pulang malem soalnya. Sekalian buat mastiin ke dokter sebelum ngasih tau Veri"
"Oke. Gue pulang jam 6. Habis itu kita ke dokter"-••-
"Hai, sayang" sapa Dama dari ujung panggilan vidio call.
"Hai. Kamu baru pulang?"
"Iya nih, baru kelar beberes. Tumben kamu belum tidur jam segini?" Dama melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 23.20.
"Iya. Lagi nyiapin materi buat audit minggu depan nih. Sambil nyicil packing pakaian, karena aku bakal pindah di deket kantornya Casanova 15 hari"
"Hm, gitu. Oh iya, tadi kata Veri kamu habis keteĺmuan sama Niken?"
"Iya. Veri udah kasih tau kamu kabar soal Niken belum?"
"Belum. Kenapa Niken?
"Dia hamil! Hahaha. Tapi kamu jangan tanya Veri dulu ya. Tunggu sampai dia kasih tau kamu. Tadi aku nemenin dia periksa ke rumah sakit, katanya mau mastiin dulu sebelum bilang ke Veri. Janinnya udah umur 9 minggu. Bisa-bisanya si Niken nggak sadar dia udah telat haid sebulan hahaha"
"Hahaha. Wah, seneng banget pasti si Veri. Walau nggak kelihatan ramah, tapi Veri itu suka anak kecil loh".
Dan begitulah perbincangan mereka berlangsung, saling menceritakan hari masing-masing, sampai akhirnya Stila tertidur duluan dan Dama yang mematikan panggilan, hal yang selalu dilakukannya setiap melakukan vidio call malam dengan Stila. Alasannya? Karena Dama suka melihat Stila tidur. Menurutnya, Stila jadi sepuluh kali lipat lebih cantik saat tidur, dan sepuluh kali lipat lagi lebih cantik saat dia baru bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Ficção Adolescente"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...