24. Intuisi

166 19 1
                                    

Stila sedang membuka bungkusan nasi goreng yang ia pesan untuk makan malam bersama Dama lalu memanggilnya yang sedang menonton TV ke meja makan. Dama memeluk Stila dari belakang.
"Can I stay tonight?" Tanya Dama.
"Hm?" Stila ingin memastikan maksud Dama.
"Can I sleep with you tonight?" Dama memperjelas maksudnya. Stila berfikir sejenak sebelum menjawab "just sleep, oke?" Dan dibalas anggukan oleh Dama. Stila merasa belum rela berpisah lagi dengan Dama setelah sekian lama tak bertemu. Rasa rindunya belum hilang. Begitupun Dama.
"Jadi, besok kamu langsung ke tempat syuting atau Veri kesini jemput kamu?" Tanya Stila ditengah makan malamnya.
"Langsung aja deh. Nanti kukabari Veri" jawab Dama lalu memasukkan sesendok penuh nasi goreng.
"Filmnya kapan tayang?" Tanya Stila lagi.
"Hm, mungkin masih tiga atau empat bulan lagi. Tapi sebelum itu udah mulai promosi sih. Oiya, soal promosi. Sutradara minta aku sama Catherine buat posting salah satu photoshoot kita di IG masing-masing. Tujuannya sih buat giring opini orang-orang dulu sebelum promosi resmi. Kamu, nggak apa-apa?"
"Hm? Emangnya kenapa?"
"Ya, kan orang-orang belum pada tau kalau aku ada proyek film sama Cath, dan dengan ngeposting foto berdua sama Cath bisa bikin orang-orang berpikir kalau mungkin, aku lagi deket sama dia. Itu yang kumaksud giring opini, biar orang-orang udah liat chemistri di aku sama Cath bahkan sebelum film dipromosiin".
Stila terdiam memikirkan fakta orang-orang akan berfikir Dama punya hubungan dengan Catherine. Entah kenapa itu sedikit mengganggu fikirannya.
"Emang kamu bisa nolak kalau sutradara yang minta?" Stila bertanya balik. Membuat Dama tak bisa menjawab karena memang dia tak mungkin menolak permintaan sutradaranya itu.
"It's ok. Itu bagian dari pekerjaanmu kan" kata Stila lagi seraya menggenggam tangan kanan Dama, meyakinkan dirinya tak apa-apa, walaupun ada yang menggangu pikirannya.

Malam itu, Dama dan Stila menghabiskan malam bersama. Memuaskan kerinduan mereka. Stila tidur dalam pelukan Dama, membuat malamnya menjadi hangat. Malam yang mereka harapkan tak cepat berlalu.

-••-

Hari-hari berlalu seperti biasa. Senin berlalu, Selasa berlalu, hingga tiba hari Jumat. Stila dan Niken sedang berada di stasiun Gambir menunggu kereta api menuju Jogjakarta yang akan mereka tumpangi. Ya, tiba-tiba saja hari Selasa kemarin Niken menelepon Stila dan mengajaknya ke Jogja. Sahabatnya yang sedang hamil itu mengidam makanan Jogja katanya. Namun karena jadwal suaminya yang sedang sibuk, akhirnya Niken meminta Stila untuk menemaninya. Stila tak keberatan karena sudah lama juga ia tak liburan berduaan dengan Niken.
"Beli makan dulu yuk, gue perlu amunisi nih biar nggak kelaperan di kereta" ajak Niken setelah mencetak boarding pass kereta api. Stila mengangguk karena ia juga perlu makan malam. Mereka makan di salah satu restaurant yang menyediakan berbagai macam menu chinesse food. Berselang satu jam setelah mereka selesai makan, kereta api tiba dan para penumpang dipersilahkan untuk naik.
Niken melakukan panggilan vidio dengan suaminya sesaat setelah menempati kursinya.
"Sorry ya Stil, jadi ngerepotin lo. Titip bini gue ya" ucap Veri dari ujung panggilan pada Stila.
"Hahaha udah biasa lah direpotin" balas Stila.
"Kamu nggak mau nitipin aku ke Veri?" Kali ini suara Dama yang ikut nimbrung, membuat Stila tersenyum.
"Enggak deh. Kasihan Veri, bebannya berat ngurusin kamu" jawab Stila. Mereka semua tertawa.
"Udah sana vidio call-an berdua. Gangguin gue sama Veri aja deh" gurau Niken lalu kembali berbincang dengan suaminya.

Kling! Notifikasi di hp Stila.
"Have fun, sayang" tulis Dama pada chatnya.
"Makasih. Kamu lagi apa?"
"Lagi break nih, ngadem di mobil. Panas banget hawanya. Sejam lagi take"
"Kamu mau titip apa dari Jogja?"
"Titip kamu baik-baik disana. Jangan kecapekan. Senin kan langsung kerja lagi. Sama jangan lupa balik lagi kesini, biar kalau aku kangen nggak harus jauh-jauh ke Jogja".
Stila tersenyum.

Tak lama setelah itu, keduanya tertidur sampai tiba di Jogja. Langit Jogja masih gelap ditemani suara adzan subuh yang bersautan. Mobil citycar yang disewa Niken untuk transportasi mereka selama di Jogja sudah menunggu di stasiun. Biasanya kalau pergi hanya berdua, mereka lebih suka menyewa sepeda motor. Tapi karena kondisi Niken yang sedang hamil, maka mobil yang dipilih demi kenyamanan mereka.
Setelah menerima kunci mobil, mereka langsung menuju hotel untuk check-in dan beberes sebelum jalan-jalan, mengingat mereka belum mandi sejak kemarin sore karena langsung ke stasiun sepulang kerja.
Selepas mandi dan bersiap, mereka langsung berangkat menuju destinasi yang sudah direncanakan Niken. Yaitu sarapan gudeg, lalu bersantai di kopi klotok, beli gelato, ke House of Raminten, makan malam oseng mercon, dan jalan-jalan di Malioboro.

Keesokan paginya, Niken dan Stila baru selesai berenang dan duduk bersantai di pool lounger sembari mengeringkan badannya. Stila menyeruput jus strawberry-nya sambil mengecek hp, mendapati chat dari Dama yang mengucapkan selamat pagi, sama seperti pagi-pagi sebelumnya.
"Hai. Baru bangun? Balas Stila.
"Yap, hari ini closing"
"Congrat! Semoga laris ya mini seriesnya. So proud of you"
"Makasih, sayang. Oiya, fotonya di up hari ini"
Stila teringat soal foto Dama dan Catherine untuk promosi.
"Ok!" Balas Stila sambil meminum jus strawberynya lagi lalu merebahkan tubuhnya.
"Hari ini kita kemana, nyonya?" Tanya Stila pada Niken yang sedang menikmati wedang rondenya.
"Kita sarapan disini aja, terus massage dulu, habis itu kita check-out, makan siang di warung Ageng, terus ke stasiun. Gimana?"jawab Niken sudah seperti travel agent saja.
"Siap, nyonya" ucap Stila membuat mereka tertawa. Lalu keduanya beranjak untuk membilas badan di kamar mandi dan bersiap untuk sarapan.

-••-

Stila dan Niken sudah berada di ruang reflexology untuk massage, melepaskan lelah setelah seharian kemarin mengelilingi kota Jogja. Aroma rempah-rempahan yang segar semerbak memenuhi ruangan. Baru saja mereka selesai mengganti pakaian mereka dengan kemben saat Niken buru-buru mendekati Stila sambil menunjukkan sesuatu di hp nya. Itu adalah foto Dama dan Catherine di akun IG Dama. Sebuah foto siluet berlatar pantai yang diambil saat senja, memperlihatkan keduanya dari sisi belakang, tapi wajah samping mereka tetap terlihat karena sedang berhadapan sambil tersenyum lebar. Dalam sekali lihat saja, Stila sudah bisa merasakan kedekatan mereka berdua, ada sesuatu yang disebut Dama sebagai chemistry, dan meskipun Stila tau kalau itu hanya bagian dari promosi, tetap saja hatinya terusik.
"Oh, iya. Dia udah kasih tau gue soal itu kok" ujar Stila pada Niken yang masih memandangi raut mukanya. Niken yang sudah berteman lama dengan Stila tentu saja tau arti raut muka Stila saat itu. Raut kecemasan, keterusikan, ketidaknyamanan. Niken menepuk pundak sahabatnya itu.
Selama proses massage berlangsung, mereka tak banyak bicara. Niken seakan memberi ruang pada Stila, hatinya, dan pikirannya. Karena ia yakin saat ini pasti hati dan pikirannnya sedang tak sejalan.
Stila yang dari tadi diam, akhirnya memutuskan mengambil hpnya setelah cukup lama menahan diri agar tak melihat postingan itu sendiri. Sejak tadi ia mencoba berpikir rasional agar tak terbawa emosi saat melihat postingan itu. Dan saat merasa sudah cukup siap, ia pun membuka aplikasi IG nya dan melihat postingan Dama itu. Jumlah penyukanya sudah mencapai empat belas ribu hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Kolom komentar juga sudah ramai dipenuhi komentar-komentar dukungan pada hubungan Dama dan Catherine oleh mereka yang memang tak tau bahwa itu hanya sebuah promosi. Beberapa juga meninggalkan komentar tentang dugaan mereka terlibat dalam suatu proyek, dan itupun masih ditambahi dengan kata-kata seperti "semoga jadi pasangan beneran" atau "main film cocok, bukan film juga cocok", dan sebagainya.
Stila langsung mematikan hp nya. Tak mau lagi membaca lanjutan dari komentar-komentar yang semakin mengusik hatinya itu. Intuisinya merasakan ada sesuatu yang salah. Intuisi yang semakin difikirkan dan dirasakan, justru semakin meresahkannya. Intuisi yang membuat sisa harinya mendung.

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang