Niken baru pulang kantor ketika jam menunjuk ke angka 10.30 malam. Padahal sebelumnya ia tak pernah pulang kantor semalam itu, paling larut jam 8 sudah sampai rumah. Lagipula kan dia bukan tim kreatif, tak ada alasan untuknya pulang malam kecuali menjelang perayaan acara besar-besaran yang memang melibatkan seluruh karyawan televisi.
"Malem banget baru balik? Darimana aja?" tanya Stila yang sedang duduk di sofa sambil menonton drama korea dari laptopnya.
Brak.
Niken membanting pintu kamar, tak menghiraukan pertanyaan Stila. Stila langsung meletakkan laptopnya diatas sofa dan berlari kecil ke kamar Niken yang ada di seberang kamarnya, membuka pintu yang untungnya tak dikunci dari dalam. Niken sudah telungkup diatas kasur masih dengan seragamnya utuh. Tasnya dibiarkan tergeletak diatas lantai kamar hingga beberapa isi tas itu mengintip keluar. Stila masih berdiri diambang pintu ketika sesuatu dari dalam tas Niken menarik perhatiannya. Seperti undangan, warnanya hitam. Entah kenapa Stila ingin mengambil keluar benda itu dari tas Niken, dan benar saja, sebuah undangan pernikahan. Disampul depannya tertulis nama "Reynaldi dan Naya".Reynaldi? Kayak nama mas Rey. Oh My God, mas Rey!!
Stila menutup mulutnya dengan telapak tangan. Tau penyebab tingkah aneh Niken malam ini.Mas Rey, adalah senior Niken yang juga seorang producer di NusaTV, kantor tempat Niken bekerja. Di awal masa Niken bekerja, mas Rey begitu perhatian dan baik pada Niken, membuatnya langsung jatuh hati. Jelas saja, siapa yang tidak akan jatuh hati kalau diperlakukan istimewa oleh seorang lelaki? Terlebih Niken berada di divisi HRD, yang artinya tidak memiliki hubungan pekerjaan langsung dengan producer, tapi mas Rey sering menyempatkan waktu untuk berbincang dengan Niken, walau hanya di pantry, atau ketika berpapasan di toilet, membuat Niken merasa memang istimewa bagi mas Rey.
Stila sendiri sebenarnya sudah penasaran, sampai satu tahun Niken bekerja disana kenapa Rey tak kunjung mengajak Niken berkencan? Padahal Niken juga berpenampilan menarik, cerdas, dan memiliki gigi gingsul yang akan tampak setiap ia tersenyum, menambah daya tariknya. Namun Stila tak pernah menungkapkan pertanyaannya itu langsung pada Niken. Tak mau Niken kecewa. Walau akhirnya kini justru Stila yang merasa kecewa melihat Niken yang patah hati.Stila duduk dipinggir ranjang Niken. Menepuk-nepuk pundak Niken yang bergerak sesenggukan meskipun tanpa suara. Lalu mengelus rambut sebahu Niken. Merasa Niken belum mau bicara, akhirnya Stila meninggalkan Niken sendiri dikamarnya. Menunggu ia tenang.
Setelah menyelesaikan 6 episode drama korea yang ditontonnya sejak jam 7 tadi, akhirnya Stila beranjak tidur. Sebenarnya dia masih ingin melanjutkan dramanya, tapi urung dilakukan mengingat ia masih harus bangun pagi besok untuk kerja.
Jam menunjukkan pukul 01.30 pagi. Stila baru memejamkan mata 30 menit yang lalu ketika merasa seseorang naik ke kasurnya dan tidur disisi kiri. Seseorang yang ia yakini adalah Niken. Dan memang benar Niken karena selanjutnya Niken mengalungkan tangan kananya di perut Stila. Memeluk Stila dari belakang. Stila yang masih sedikit tersadar membalikkan badannya hingga menghadap Niken yang matanya tampak sembab.
"Cup cup. Udah, jangan sedih lagi. Besok kamu bakal ketemu sama yang lebih baik dari dia. Sekarang tidur ya" ucap Stila mengusap sisa airmata Niken dipipinya. Lalu keduanya tertidur.-••-
"Stila! Mata gue sembab banget ya?? Keliatan banget ya gue abis nangis semaleman??" Niken membuat keributan pagi itu sambil melihat pantulan dirinya dikaca wastafel.
"Ya menurut lo, gimana bisa mata nggak sembab kalo yang punya mata abis nangis semaleman? Lagian lo betah banget deh, nangis dari jam 10 sampek jam 1" ujar Stila sambil mengaduk kopi paginya.
"Dari jam 7 kok nangisnya" sahut Niken memijit-mijit matanya. Stila hanya melongo sambil geleng-geleng heran.
"Tutupin pake concealer aja kan beres" ujar Stila sambil duduk di sofa, menikmati kopinya. Niken hanya memberi jawaban "Hm" atas saran Stila lalu menghilang dikamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Novela Juvenil"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...