33. Bali

189 17 0
                                    

Stila dan Dama sedang antri untuk boarding pesawat yang akan mereka tumpangi menuju Bali. Ya, mereka akan menghadiri acara pernikahan Oji dan Dania disana. Dan karena ini adalah pernikahan pasangan selebriti, maka tak heran kalau sejak mereka masuk di ruang tunggu tadi banyak artis yang juga berada disana, meskipun tidak semuanya menaiki pesawat yang sama dengan mereka. Tadi sepulang kerja, Dama menjemputnya di kantor untuk berangkat bersama ke bandara dengan taxi online. Barang-barang bawaan Stila sudah ia bawa dan diletakkan di bagasi mobilnya. Dan untuk kepergiannya kali ini ke Bali, ia sampai mengajukan cuti sehari agar bisa lebih lama menghabiskan waktu berlibur dengan Dama.

Tak lama setelah mereka menempati tempat duduk lalu pesawat bersiap untuk lepas landas.
"Tidur dulu gih. Lumayan, satu setengah jam" ujar Dama mengingat Stila beberapa kali menguap saat di ruang tunggu tadi. Stila melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 22.30 lalu memposisikan dirinya untuk tidur. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Dama lalu memejamkan matanya. Setelah pesawat lepas landas dan pendingin ruangan diaktifkan, Dama mengambil selimut kecil dari ranselnya dan memasangkannya di tubuh Stila, ingin membuat Stila merasa nyaman didekatnya. Lalu Dama ikut memejamkan matanya.

Setelah menempuh waktu satu jam tiga puluh lima menit, pesawat mendarat sempurna di bandara Ngurah Rai Bali. Meskipun sudah larut malam, tapi bandara tetap sibuk. Dama dan Stila langsung menuju pintu keluar untuk menemui supir yang disewanya selama berada di Bali. Dan setelah memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi, mobil langsung melaju membawa mereka ke hotel di daerah Kuta. Stila yang sudah mengantuk hanya diam saja selama perjalanan, sedangkan Dama asyik mengajak supir yang bernama pak Made itu berbincang.

Jalanan Kuta tampak ramai wisatawan malam itu. Ya, Bali memang kota yang tak pernah tidur, sama seperti Jakarta. Sesaat setelah mereka sampai di loby hotel, Dama langsung melakukan proses check-in dan menuju resort yang dipesannya untuk mereka menginap selama di Bali. Petugas hotel mengantarkan mereka menuju resort yang memiliki dua kamar itu. Tentu saja Dama harus memesan kamar yang terpisah dari Stila untuk berjaga-jaga kalau Stila menginginkan kamar terpisah, namun mereka tetap bisa berada di satu atap untuk mempermudah komunikasi.

"Kamu mau mandi dulu apa langsung tidur?" Tanya Dama seraya membuka koper mengambil piyama tidurnya.
"Mandi dulu deh" jawab Stila ikut membuka kopernya untuk mengambil pakaian tidur.
"Aku siapin air angetnya dulu kalau gitu" ujar Dama menghilang dibalik pintu kamar mandi. Tak lama Dama keluar dari sana dan mempersilahkan Stila mandi.
"Berani kan mandi sendiri?" Goda Dama. Stila terkekeh sambil menepuk pelan lengan Dama lalu masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, ia menemukan Dama sedang berdiri di balkon dengan pintu yang dibiarkan terbuka. Stila menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Tidur, yuk. Udah malem" ajak Stila. Dama berbalik menghadap Stila.
"Can I sleep with you?" Tanya Dama.
"Sure" jawab Stila.
"Oke. Aku mandi dulu sebentar. Bisa tunggu aku?"
"Sure, baby"
Dama mengecup bibir Stila lalu berlalu ke kamar mandi.

-••-

Pagi-pagi sekali Dama sudah bangun lebih dulu dari Stila. Ia memandangi wajah kekasihnya itu sebelum bangun dari kasur. Wajah yang ia rindukan beberapa tahun lamanya sebelum akhirnya ia temukan kembali. Wajah yang dulu selalu membuatnya semangat berangkat kuliah. Wajah yang saat ini ingin selalu ia lihat setiap hari. Ia sungguh ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan wanita yang dicintainya itu. Dama mengecup pipi Stila lalu mengelusnya lembut, mencoba membangunkan kekasihnya. Stila menggeliat dan menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut.
"Dingin" ujarnya perlahan. Dama terkekeh lalu mematikan pendingin ruangan.
"Bangun yuk, aku mau nunjukin kamu sesuatu" ajak Dama. Stila meraih ponselnya di nakas dan melihat jam yang menunjukkan pukul lima subuh.
"Sepagi ini?" Tanyanya.
"Iya, nggak kemana-kemana kok. Cuman di balkon aja. Yuk" jawab Dama. Stila bangkit dari kasurnya lalu mengikuti langkah Dama menuju balkon kamarnya. Mereka duduk di kursi yang sudah tersedia disana. Langit masih gelap pagi itu ditemani angin subuh yang sejuk. Dama menyelimuti tubuh Stila dengan selimut kecil miliknya, selimut yang sama dengan yang ia kenakan pada Stila di pesawat kemarin.
"Harusnya sih sebentar lagi" ujar Dama.
"Apanya?" Tanya Stila. Lalu dengan ibu jarinya Dama menunjuk ke arah perbukitan yang terlihat dari tempat mereka duduk saat itu. Stila mengikuti arah jari Dama dan takjub dengan pemandangan yang muncul di depan matanya. Cahaya kemerahan perlahan mengintip dari balik perbukitan, semakin naik warnanya semakin terang, menyinari semua yang ada disekitarnya. Kabut pagi itu perlahan menghilang tersapu hangatnya matahari yang baru muncul dari persembunyian. Momen yang tak lama namun membuat penontonnya takjub terkesima. Stila sampai lupa megatupkan kembali kedua bibirnya sejak saat pertama ia takjub. Matanya berbinar menyaksikan pemandangan itu. Dama puas dibuatnya. Tak sia-sia ia memesan kamar itu jauh-jauh hari.
"Wah" ucap Stila lebih takjub lagi dengan pemandangan sekitar resort yang tadi malam tertutupi gelap. Sekitar satu kilo meter dari jarak pandangnya, tepat disamping perbukitan yang tadi ia lihat, terhampar lautan luas sejauh mata memandang. Tampak pohon kelapa berjejeran rapi sembari bergoyang tertiup angin. Ombak perlahan menyelimuti pasir pantai.
"Kamu udah pernah kesini ya sebelumnya?" Tanya Stila.
"Pernah, dulu pas ada event. Ini kamar yang paling aku suka diantara semua kamar di Bali yang pernah aku datengin. Ini juga alasan aku nggak pesen kamar di hotel tempat bang Oji nikah" jelas Dama.
"Hm. Aku kirain karena kamu nggak mau sehotel sama artis-artis lain yang dateng ke nikahan bang Oji"
"Ya, itu juga sih. Hehehe. Kamu mau cokelat hangat?"
"Boleh. Sama mi instan dong hehehe"
"Siap, nyonya"
Dama bangun dari duduknya dan masuk ke area pantry sedangkan Stila masih ingin memanjakan matanya dengan pemandangan pagi itu.

Jam menunjukkan pukul delapan. Dama dan Stila sudah selesai mandi dan bersiap untuk sarapan lalu berjalan-jalan di pantai yang tak jauh dari sana. Pantai yang sama dengan yang dilihatnya tadi pagi. Dan untuk menuju kesana, mereka akan menaiki shutle bus yang memang disediakan pihak hotel untuk mengantar tamu mereka.
Pagi itu, pantai sudah cukup ramai pengunjung. Beberapa adalah warga lokal dan beberapa lainnya warga asing. Sebagian dari mereka sedang jogging dan sebagian lainnya hanya bersantai sambil duduk di kursi pantai yang tertata disepanjang bibir pantai. Dama dan Stila memilih untuk duduk bersantai di area berumput tak jauh dari pantai, disana telah disediakan banyak bean bag untuk para pengunjungnya duduk.
"Hari ini mau kemana?" tanya Dama.
"Aku pengin ke beachwalk sih, pengin beliin Niken oleh-oleh permen sama coklat, dia kan lagi suka banget manis-manisan. Terus makan siang ayam betutu, habis itu balik ke hotel deh. Kan jam setengah empat aku harus makeup" jawab Stila.
"Oke. Nanti jam 10 kita jalan ke beach walk kalau gitu. Terus jam lima kita berangkat ke nikahan bang Oji".

-••-

Sore itu, Stila tengah bersiap untuk menghadiri acara pernikahan Oji dan Dania. Ia mendatangkan seorang makeup artist dari Bali untuk mendandaninya. Ia memilih makeup soft glam mengingat acaranya diadakan dimalam hari dan diluar ruang. Mereka mengenakan pakaian berwarna putih, sesuai dengan dresscode yang ditentukan oleh Oji dan Dania. Stila memilih dress jenis halter neck untuk malam itu. Dress putih tanpa lengan dengan neckline berbahan sutra selutut dilapisi kain bagian luar yang lebih tipis dan dibuat menerawang dengan belahan samping sampai mata kaki, memperlihatkan kaki jenjangnya. Tak lupa sabuk berwarna emas mempercantik bagian pinggangnya. Rambutnya digelung model croissant chignon dengan sentuhan headpiece berwarna emas. Ia juga memilih heels kotak berwarna emas untuk memudahkannya berjalan diatas pasir pantai. Dama tak kalah menawan walau hanya mengenakan celana panjang berwarna khaki dengan hem lengan panjang putih berkerah sanghai dan sepatu loafer putih.
Setelah selesai bersiap, mereka segera turun ke loby. Pak Made sudah menunggu untuk mengantar mereka ke hotel tempat acara pernikahan Oji berlangsung. Lokasi yang akan mereka tuju tidak terlalu jauh, masih disekitaran Kuta. Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk mereka sampai di tujuan. Sebagian besar tamu undangan sudah datang lebih dulu. Tentu saja karena mereka juga tak ingin melewatkan momen sunset yang akan tampak begitu indah dan jelas di pelataran hotel yang juga menjadi venue resepsi Oji dan Dania. Langit tampak cerah dan mulai merona menyapa senja. Dama menyapa teman-teman artisnya seraya mengenalkan Stila.
"Oh, ini si pacar yang lagi heboh di infotainment. Hahaha. Salam kenal ya Stila"
"Hai, aduh kamu cantik banget. Pantesan Dama klepek-klepek. Hahaha"
"Wah, ini dia nih hot couple of the week. Hahaha. Cepet nyusul Oji ya kalian"
Dan bermacam-macam sapaan dan gurauan lain yang datang dari teman-teman Dama. Sepanjang sesi sapa dan perkenalan itu, Dama tak melepaskan genggamannya dari Stila. Ia ingin terus memastikan Stila merasa aman dan nyaman ditengah kerumunan yang sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan artis.

Tak lama setelah saling menyapa, tokoh utama acara itupun akan segera muncul. MC memberitahukan para tamu undangan agar duduk di tempat yang telah disediakan, dan bagi yang ingin turut serta menyambut kedatangan kedua mempelai dipersilahkan mendekat ke area red carpet.
"Kamu mau duduk aja atau ikut ke tengah?" Tanya Dama.
"Aku duduk aja deh. Kalau kamu mau kesana, nggak apa-apa" jawab Stila. Dama memilih untuk menemaninya duduk.
Kedua mempelai memasuki red carpet diiringi oleh jajaran brides maid dan grooms man tepat saat matahari tenggelam berada di belakang mereka. Suasana mulai romantis diiringi alunan musik yang terasa menyatu dengan senja. Stila dan Dama ikut menikmati suasana itu.
"Aku mau juga deh nikah pas sunset gini. Suasananya beda" ujar Dama
"Hm. Sama siapa emang?" Tanya Stila menggoda.
"Ada deh"
"Ish! Hahaha"
"Hahaha"

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang