Pernikahan Niken hanya tinggal dua minggu lagi. Ia sedang mengemas barang-barangnya ke dalam kardus dibantu Stila. Setelah menikah nanti, Niken akan pindah ke rumah suaminya, meninggalkan Stila sendiri lagi seperti saat sebelum Niken datang ke Jakarta.
"Jangan sedih gitu dong mukanya" goda Niken melihat Stila yang hanya diam saja selama membantunya mengemas pakaian dalam kardus.
"Lo tau kan, lo masih bisa kesini kapanpun. Misal pas suami lo keluar kota dan lo nggak mau sendirian di rumah, atau cuman numpang pipis juga nggak apa-apa kok. Lagian ini lebih deket dari kantor lo" jawab Stila.
"Hm, nanti gue pikir lagi deh"
"Kok gitu?"
"Yaa takutnya kan gue nanti jadi ganggu privasi lo. Siapa tau lo mau berdua-duaan sama Dama kan, mumpung nggak ada gue" ejek Niken yang langsung mendapat lemparan bajunya dari Stila.
"Hahaha. Lagian sih lo aneh. Masa udah selama ini masih takut aja pergi sama Dama ke tempat umum. Bosen kali si Dama main kesini mulu tiap kangen sama lo" ejek Niken lagi.
"Gue pernah tuh pergi ke tempat umum sama Dama" balas Stila tak terima.
"Iya, tapi perginya sama gue dan Veri. Bisa-bisaan lo aja tuh jadiin gue sama Veri tameng" timpal Niken membeberkan fakta bahwa selama ini memang itu yang terjadi diantara Stila dan Dama, sudah begitu, Stila juga tetap saja menjaga jarak dengan Dama di tempat umum.
"Lagian, Dama kayaknya nggak masalah tuh kalau ketemunya disini aja, kan yang penting ketemu gue" ujar Stila sengaja membanggakan diri.
"Pede lo selangit!" Sahut Niken lalu mereka tertawa dengan candaan mereka sendiri.Minggu selanjutnya Niken sudah mulai memindahkan beberapa barangnya ke rumah Veri, sekaligus menata rumah itu karena selama ini Veri memang tinggal sendiri, dan kalau pulang hanya tinggal tidur. Selebihnya ia habiskan di lokasi syuting Dama atau di apartemennya. Dan berbeda dari biasanya, minggu ini Stila yang akan berkunjung ke apartemen Dama setelah syutingnya selesai.
Stila turun dari mobilnya dan langsung menuju lift yang ada di basement lalu menuju lantai rumah Dama menggunakan acces card yang tadi diberikan Veri saat menjemput Niken.
Ting tong..
Stila menekan tombol bel dan tak lama langsung dibukakan pintu oleh si pemilik rumah.
"Hai, welcome" sambut Dama dengan senyum lebarnya mempersilahkan Stila masuk.
Stila menyebarkan pandangannya melihat-lihat rumah Dama. Terlihat pemandangan gedung-gedung pencakar langit dari balik tirai balkon.
"Lagi ngapain?" Tanya Stila menemukan Dama sedang berkutat di dapur, lalu menghampirinya.
"Aku bikin fettucini with extra cheese, favoritmu. Lapar?" Tanya Dama sambil mengaduk campuran pasta di pan.
"Yang bener sih harusnya kamu tanya dulu aku udah makan apa belum, baru masakin aku. Aku udah makan bakso tadi sama Niken" jawab Stila, membuat raut muka Dama sedikit berubah.
"Tapi kamu tau kan aku nggak bisa nolak fettucini apalagi pakai extra cheese" lanjut Stila lalu duduk di kursi makan dan mengambil garpu, bersiap untuk makan. Mengembalikan senyum lebar Dama.
"Kamu seseneng itu aku dateng? Dari tadi senyum terus?" Goda Stila. Dama terkekeh.
"Aku bilang enggak juga nanti ketauan bohongnya" jawab Dama sambil meletakkan piring didepan Stila dan satu lagi untuknya.
"Sejak kapan kamu makan fettucini?" Tanya Stila mengingat dulu Dama selalu mengomentari makanan kesukaan Stila itu karena tampilannya yang lembek dan membuat Dama geli.
"Hm, sejak aku kangen kamu waktu dulu itu. Penasaran aja pengin cobain kesukaanmu. Ternyata not bad juga rasanya" jawab Dama lalu memasukkan suapan pertamanya.
"Lemon tea juga kamu cobain?" Tanya Stila lagi mengingat Dama pernah mengatai lemon tea Stila seperti teh basi". Dama tertawa.
"Ya, itu juga. Tapi aku cuma mampu habisin setengah gelas. Nggak kuat sama rasa asemnya". Lalu Stila ikut menertawainya.Kini mereka sudah berpindah ke ruang tengah. Stila tengah menikmati buah strawberry yang disiapkan Dama untuknya. Tentu saja Dama sengaja membeli itu untuk Stila karena Dama tak suka buah yang asam.
"Kamu kayaknya prepare banget aku mau dateng kesini?" Tanya Stila yang lebih kearah menggoda Dama.
"Hahaha, Veri juga komen gitu kemarin waktu kuajak ke groceries. Heran dia karena aku beli barang-barang yang nggak biasa kubeli. Dan tadi pagi begitu dia tau kamu mau dateng, dia langsung ledekin aku soal belanja yang kemarin itu"
"Aku jadi nggak enak kan karena tiap kamu ke tempatku aku nggak seheboh kamu gini"
"Hahaha. Keliatan kan siapa yang lebih besar sayangnya". Dan ucapan Dama itu langsung mendapat lemparan bantal sofa dari Stila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Подростковая литература"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...