Publik masih dibuat heboh pasca kehadiran Stila di acara talkshow Dama siang kemarin ditambah lagi dengan postingan insta story Dama saat dinner kemarin malam. Sebuah foto yang diambil oleh seorang pramusaji itu memperlihatkan kedekatan Dama dan Stila dengan tangan Dama yang merangkul pinggang Stila. Lalu disusul dengan satu lagi foto gelang ditangan Dama dengan caption "bangle of memory" yang langsung diketahui publik sebagai kado ulang tahun dari kekasihnya, Stila. Yang terjadi selanjutnya adalah jagat maya ramai dengan pembahasan mereka berdua. Bermacam headline muncul di berbagai sosial media dan infotainment sejak pagi hari Minggu itu. Stila sendiri sampai tak berani keluar rumah, padahal ia sudah tau ini akan menjadi akibat dari keputusannya kemarin.
"Hallo nyonya artis" sapa Niken dari ujung panggilan pagi itu.
"Nggak usah ngeledek deh, masih pagi nih" jawab Stila disambut gelak tawa Niken.
"Lagian masih pagi gini TV sama hp gue isinya lo semua"
"Iya nih, kayaknya gue udah butuh manager deh. Hahaha"
"Hahaha. Gaya lo selangit! Udah siap jadi artis nih ceritanya"
"Enggak lah. Gue nggak ada bakat begituan. Makanya kan gue nggak mau sering-sering muncul di acara-acara kayak gitu. Ntar dikira pansos ke Dama lagi"
"Yaelah, kayak gitu juga masih lo pikirin. Cuek aja lah, Stil"
"Penginnya sih gitu. Tapi ternyata susah juga ya. Padahal gue penginnya pacaran normal aja sama Dama"
"Yah. Nanti juga lama-lama bisa kok lo pacaran normal. Masalah waktu aja, Stil. Tapi, lo nggak apa-apa kan?"
"Soal apa?"
"Soal lo lagi banyak dijadiin headline hari ini"
"Hm. Entah deh. Dama juga dari tadi nanyain gue terus apa gue nggak apa-apa. Padahal efeknya ke dia pasti lebih heboh"
"Dama kan udah biasa ngehadepin hal kayak gitu. Beda cerita sama lo. Lo perlu gue temenin nggak?"
"Hm, boleh deh kalo lo nggak repot. Sekalian bawain makanan dong. Gue males keluar rumah nih"
"Lo kan emang selalu ngerepotin gue! Hahaha. Yaudah, sejam lagi gue berangkat. See ya!". Stila memutuskan panggilan lalu mendapati pesan dari bundanya yang ikut mengkhawatirkan putrinya itu. Tentu saja Stila sudah membicarakan soal keputusannya kemarin itu pada bundanya terlebih dahulu sebelum akhirnya memberitahu Veri. Setelah memastikan kondisinya baik-baik saja pada bundanya, Stila kembali menyalakan televisi yang tadi sudah ia matikan setelah mengetahui headline berita pagi ini adalah dirinya. Ia ingin tau apa berita tentangnya masih seheboh tadi pagi dan ternyata acara-acara infotainment itu sudah berganti dengan acara lain, membuatnya sedikit lega. Ia beralih ke ponselnya dan membuka salah satu sosial media lalu menemukan cuplikan vidio yang sepertinya baru saja diambil pagi ini mengingat pakaian yang dikenakan Dama pada vidio itu sama dengan yang dikenakannya saat melakukan panggilan vidio dengannya pagi tadi. Di vidio itu tampak Dama yang baru datang ke lokasi syuting dikerumuni beberapa wartawan yang berlomba mengorek informasi tentang kehidupan percintaannya."Dama, boleh dijelasin singkat aja dong tentang kemunculan pacarnya kemarin di TV. Padahal dulu katanya pacarnya nggak mau go public?" Tanya seorang wartawan wanita.
"Dama, apa ada rencana dateng ke media lagi sama pacarnya?" Tanya wartawan lainnya.
"Dama, gimana tanggapannya ke reaksi netizen yang mempertanyakan social life kak Stila gara-gara banyak yang sudah follow akunnya tapi masih tetap di private padahal pacarnya seorang artis?". Setidaknya tiga pertanyaan itu yamg terdengar paling jelas di vidio berdurasi dua menitan itu."Terimakasih ya teman-teman media. Intinya ayo kita sama-sama hargain privasinya Stila, karena nggak semua orang mudah memperlihatkan kehidupannya ke banyak orang. Lets say, pacarnya yang artis, dan dia bukan. Kalau saya yang pacarnya aja bisa ngehargain privasinya, maka seharusnya orang lainpun bisa. Soal apa dia akan muncul lagi di media, ya itu juga ranahnya Stila. Saya pun nggak akan maksa. Kemunculan dia kemarin itu juga diluar pengetahuan saya. Intinya kita coba saling menghargai aja ya. Terimakasih semuanya" jawab Dama berlalu memasuki gedung stasiun televisi meninggalkan para wartawan yang dihadang pihak security diluar.
Stila termenung sejenak memikirkan pertanyaan para wartawan itu. Sebegitu penasarannya kah orang-orang diluar sana dengan kehidupan pribadinya yang menurut dia sendiri saja tak begitu menarik. Lalu ia membuka notifikasi permintaan teman dan terkejut dengan adanya 999+ permintaan untuknya. Stila kembali teringat pada ucapan Dama yang mengingatkan bahwa kehidupannya adalah miliknya sendiri. Tidak semua hal harus sesuai dengan yang orang lain inginkan, termasuk keputusannya untuk tetap menjaga privasinya. Stila merasa harus mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya. Selain untuk kebaikannya sendiri, juga karena tak tega melihat Dama yang terus-terusan merasa bersalah setiap nama Stila terangkat ke media. Padahal itu adalah resiko yang sudah ia pertimbangkan saat akhirnya membuka hatinya untuk Dama. Setelah selesai berkutat dengan pikirannya sendiri, ia memutuskan untuk mandi mengingat sahabatnya akan datang tak lama lagi.
-••-
Malamnya, Dama datang bersama Veri yang akan menjemput istrinya pulang setelah seharian menemaninya di apartemen. Dama memutuskan untuk menghabiskan sisa akhir pekannya di tempat Stila.
"Hei, babe" sapa Dama mengecup kening Stila lalu memeluknya.
"You oke?" Tanyanya memastikan kondisi kekasihnya itu.
"Hm, tadi pagi shock sih. But thanks to Niken, I'am all good" jawab Stila. Dama mengeratkan pelukannya, begitupula Stila, saling melepaskan semua penat dan gundah.
"Kita langsung pamit deh ya, nggak mau ngerusak keharmonisan rumah tangga kalian" sahut Niken dari belakang Dama disambut tawa ketiganya. Stila memeluk Niken sebelum berpamitan. Berterimakasih pada sahabatnya yang selalu ada untuknya itu.
"Besok gue jemput jam 8 ya" ujar Veri pada Dama lalu meninggalkan rumah Stila bersama istrinya.
"Makan dulu yuk" ajak Dama lalu berjalan ke meja makan dan membuka bungkusan plastik berisi bakmi yang tadi dia beli sebelum ke rumah Stila. Stila mengambil dua buah mangkuk dan meletakannya didekat Dama.
"Eh, tadi bang Oji sama Wira nanya, kira-kira kamu mau nggak dateng sama aku ke podcastnya mereka. Konsepnya sih cuman main game sambil ngobrol santai. Tapi kalau kamu belum mau it's ok kok" cerita Dama sambil menuangkan kuah mi ke mangkuk.
"Kalau kamu gimana? Mau?" Tanya Stila.
"Aku sih nggak masalah karena udah deket juga sama mereka dan mereka orangnya pengertian. Jadi kalau kamu nolak pun ya mereka pasti ngerti"
"Kamu mau dateng ke podcast mereka sama aku nggak?" Tanya Stila lagi. Dama mengalihkan pandangannya pada Stila.
"Aku mau kemanapun kalau sama kamu" jawab Dama. Membuat Stila terkekeh.
"Kapan?"
"Bisa diatur sih. Weekend aja biar pas kamu libur"
"Ok. Aku mau"
"Serius?"
"Toh aku harus mulai ngebiasain diri kan?"
"Iya sih, tapi jangan terlalu maksain diri juga ya, sayang"
"Iya, sayang"
"Yaudah, yuk makan"-••-
Minggu setelah itu, Stila dan Dama memenuhi ajakan Oji dan Wira untuk datang ke podcast mereka. Sesuai dengan rencana, mereka hanya ngobrol santai sambil bermain game. Tidak ada bahasan serius mengenai kehidupan pribadi masing-masing, karena mereka juga ingin menjaga privasi tamu undangannya yaitu Dama dan Stila. Disana Stila juga bertemu dengan pacar Oji dan Wira yang tak kalah hangat dan serunya. Tak sampai setengah hari untuk mereka menjadi dekat satu sama lain. Stila merasa nyaman berada diantara mereka. Tak ada tekanan, tak ada desakan, hingga tak terasa waktu berlalu dan hari menjadi gelap. Stila dan Dama baru saja akan pamit saat Oji memberikan kartu undangan pada mereka.
"Agak jauh sih, tapi dateng ya kalian" ujar Oji. Lalu Dama menyadari bahwa itu adalah undangan pernikahannya dengan Dania, pacarnya.
"Wah, selamat ya bang!" Ujar Dama merangkul kawannya itu, begitupun Stila yang langsung mengucapkan selamat pada Dania seraya memeluknya, lalu mereka berpamitan."Di Bali acaranya" ucap Stila setelah membaca undangan yang diberikan Oji tadi dalam perjalanan pulang.
"Iya, bang Oji emang pernah cerita kalau nikahannya mau di Bali. Karena omanya Dania kan tinggal disana, dan kondisi kesehatannya kurang memungkinkan kalau harus ke Jawa. Si Dania itu dari umur lima tahun udah tinggal sama omanya sampai SMA. Karena orangtuanya kerja di dubes, jadi pindah-pindah. Nah, si Dania dititipin deh ke omanya" cerita Dama. Stila manggut-manggut.
"Kapan acaranya?" Tanya Dama.
"Dua minggu lagi"
"Oke. Nanti biar aku yang beli tiketnya"-••-
Vidio podcast Oji dan Wira yang mendatangkan pasangan Dama dan Stila sudah ditonton jutaan orang hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Dan dalam waktu kurang dari 24 jam itu juga Veri kembali mendapat banyak tawaran podcast maupun talkshow yang mengundang kedua sejoli itu. Stila sudah memutuskan bahwa ia akan datang selama Dama juga mau, karena ia tau kalau Dama hanya akan memilihkan panggung yang aman dan nyaman untuknya. Maka, dari sekian banyaknya undangan dan tawaran yang ada, Dama hanya memilih beberapa yang ia kenal baik dengan host maupun manajemennya, itupun dengan syarat tidak membahas atau menekan kehidupan pribadi masing-masing. Dan dalam waktu sekejap saja, tiba-tiba jadwal akhir pekan Stila selama sebulan ini mendadak full-booked. Stila sampai tak percaya saat Veri mengabarinya soal itu. Ya, Veri memang secara tak langsung juga menjadi manajer Stila karena ia sudah satu paket dengan artis bawaannya, meskipun begitu Veri tetap senang-senang saja karena Stila juga adalah temannya. Dama sendiri berkali-kali memastikan persetujuan Stila untuk memenuhi beberapa undangan itu. Ia tak mau membebani kekasihnya hanya karena harus berpacaran dengan seorang publik figur. Dan Stila juga berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sudah mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya dan hubungannya dengan Dama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Jugendliteratur"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...