2. Mahasiswa Baru

653 40 0
                                    

Hari Senin, hari pertama menjadi mahasiswa. Stila menyusuri lorong gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mencari ruang kelasnya pagi itu. Ia berhenti didepan pintu kelas 209 yang berarti lantai 2 ruang 9, dan mendorong pintunya. Kelas sudah mulai ramai oleh beberapa mahasiswa, salah satu mahasiswi yang telah duduk tersenyum kearah Stila seraya menunjuk bangku kosong disebelahnya, meminta Stila duduk disitu.

"Hai, aku Niken. Kamu yang kemaren waktu ospek digombalin sama anak yang ganteng itu kan? Eh, siapa namamu? Aku lupa, hehe" ucap Niken seraya menyodorkan tangan kanannya. Stila meringis sambil menjabat tangan Niken dan menyebut namanya.
"Hish, kenapa kesan pertamanya malah kejadian ospek sialan kemarin itu sih" rutuk Stila dalam hati.

Dosen mata kuliah pengantar manajemen memasuki kelas, membuat kelas yang tadinya ramai oleh sesi kenalan menjadi tenang. Pak Samsul namanya, dosen itu. Beliau memperkenalkan diri lalu menjelaskan kontrak kuliah kepada mahasiswa.
"Siapa yang akan menjadi kosma?" tanya pak Samsul. Kosma adalah istilah lain dari ketua kelas di perkuliahan. Seketika kelas terdiam, tidak ada yang mengajukan diri untuk posisi itu. Dan saat itu juga pintu kelas terbuka, disusul oleh seorang mahasiswa yang baru datang, memecah keheningan kelas. Lelaki itu memasuki kelas dengan kekehan diwajahnya. Kekehan yang mengejutkan Stila yang sedari tadi anteng di kursinya sampai membuatnya menutup mulutnya sendiri.
"Siapa namamu?" tanya pak Samsul.
"Dama, pak. Damara Ardian" jawab si mahasiswa yang datang terlambat.
"Dama, kamu yang menjadi kosma kelas saya ini, silahkan kamu pilih wakil untuk membantu kamu" ucap pak Samsul yang membuat Dama melebarkan matanya, shock.
"Saya pak?" ulang Dama meminta kepastian.
"Iya, kamu. Biar nggak telat lagi datangnya" ujar pak Samsul telak. "Sudah cepat pilih wakilnya" lanjut pak Samsul.
Dama menyisir ruangan. Stila menunduk menatap mejanya, menahan malu atas kejadian ospek itu dan berharap Dama tidak menyadari kehadirannya.

"Saya pilih Stila pak, untuk jadi wakil saya" ujar Dama mantap. Membuat Stila seketika mengangkat kepalanya sambil membuat huruf "O" di bibirnya, dan dibalas senyuman innocent Dama.

"Eh, ciyee.. Dari ospek berakhir ke cinlok" seru Niken tanpa malu, membuat satu kelas ikut berseru setelah teringat kembali momen ospek memalukan itu. Stila menutup muka dengan tangannya, menahan malu. Beruntung pak Samsul segera mengkondisikan kelas itu lagi.

-••-

"Oi, wakil!" seru Dama selepas kelas selesai. Stila yang sudah berada dipintu keluar, meskipun mendengar panggilan Dama memilih untuk tidak menghiraukannya.
"Oi, Asti!" kini Dama sudah berdiri didepannya, menghadang langkah Stila dan Niken, dan langsung mendapat lototan mata Stila.
"Dipanggil dari tadi juga, malah ngeluyur aja" kata Dama.
"Kapan manggil? Nggak denger tuh" Stila mengelak.
"Oi, Asti. Ini manggil" ujar Dama dengan kekehannya
"Stila, bukan Asti. Jangan sembarangan ganti nama orang deh" kini Stila yang sewot.
"Kan Asti juga ada di namamu. Astila" Dama menyebut nama itu dengan ejaan as-ti-la.
"Bukan gitu cara nyebutnya. A-sti-la" Stila membenarkan.
"Sama aja ah. Asti lebih keren"
"Ck, mau apa sih?"
"Soal tugas pak Samsul tadi, yang nyiapin perlengkapan buat presentasi tiap pagi, aku serahin ke kamu ya"
"Enak aja, itu kan tugas kosma, yang artinya itu tugasmu"
"Terus tugas wakilnya ngapain?"
"Yaa, cuma bantuin aja"
"Nah, itu dia. Makanya aku minta bantuan kamu, buat tugas yang itu. Tapi tiap hari, hehe. Oke, dah Asti!" ujar Dama sambil berlalu setelah memasang paksa tudung sweater yang dikenakan Stila sampai menutup matanya.
"Ih! Dama!!"

______________________________
Thankyou readers...💕
Bantu vote dengan klik tanda bintang yaa.
Dan jangan lupa klik "add to library" supaya dapet notif setiap update episode baru 😉.
Kalau ada saran, boleh banget left comment yaa

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang