1. OSPEK

809 59 1
                                    

Surabaya. Agustus, 2012

Langit masih gelap, matahari masih enggan bangun dari peristirahatannya, namun suara teriakan sudah menggema di seluruh penjuru kampus. Ya, itu suara teriakan panitia ospek yang sama sekali nggak ada santai-santainya. Bahkan jam masih menunjukkan pukul 4.30 pagi, dan suara mereka sudah mengalahkan suara penceramah dari toa-toa masjid lepas waktu subuh tadi.

Sebagian orang akan menganggap ospek adalah hal yang menyebalkan, yang membuat 3 hari terasa seperti 3 bulan lamanya. Namun sebagian lainnya juga menganggap ospek adalah hal biasa yang tidak perlu dipusingkan. Dan Stila adalah type orang yang pertama, terlebih lagi dengan statusnya sebagai adik panitia yang semakin menjadikannya bulan-bulanan para panitia untuk dikerjai.

-••-

Hari itu adalah hari terakhir ospek dan sedang dijadwalkan untuk forum in door. Untuk melepas penat, panitia melakukan icebreaking berupa selingan santai yang diisi dengan hiburan-hiburan kecil, kalau acara gombal-gombalan termasuk hiburan kecil. Seorang mahasiswa maju kedepan dan merayu mahasiswi dengan gombalan "kamu tau nggak bedanya sapu sama kamu?" yang dibalas dengan gelengan malu-malu si mahasiswi.
"Kalau sapu nyendernya di tembok. Kalau kamu nyandarnya disini" ucap si mahasiswa seraya merangkul si mahasiswi dibahunya, disusul dengan tawa ricuh peserta ospek lainnya sambil berucap "cie.. cie..". Sedangkan Stila yang sudah merasa lelah sore itu hanya merespon malas sambil memeluk lututnya.
Perlakuan Stila itu ternyata tertangkap basah oleh panitia yang tak ayal langsung memanggil namanya dengan mic dan memintanya maju kedepan.
"Ah, sial" gerutu Stila seraya maju malas kedepan.
"Kamu, yang nyender di tembok, sini maju" panitia menunjuk mahasiswa lain untuk maju mendampingi Stila dalam acara gombal-gombalan itu.
Sosok itu berdiri, dengan santai berjalan kedepan, melintasi barisan peserta ospek yang kini memusatkan perhatian kepadanya. Mahasiswa tampan yang mungkin baru disadari oleh para mahasiswi karena selama ini hanya sibuk dengan diri sendiri. Mahasiswa dengan wajah perpaduan Indo-Turki. Mahasiswa dengan tinggi 175cm dan berat kira-kira 65kg. Mahasiswa dengan bulu halus yang mulai tumbuh disekitar rahangnya. Mahasiswa dengan senyum super menawan yang berhasil mengunci mata Stila yang kini berdiri di depannya.
"Ciye terpesona dia, hahaha" suara panitia yang lebih kearah meledek memecahkan lamunan Stila. Stila yang tersadar dirinya tengah ditertawai seisi aula beserta para panitia yang mulai menggerumbul dipintu masuk, termasuk kakaknya yang adalah panitia, dan juga termasuk laki-laki didepannya yang masih mengumbar senyum disertai kekehan kecil, langsung membuang muka.
"Stay cool, Stila" ujarnya dalam hati.
"Oke, sekarang kamu memperkenalkan diri dulu" ujar panitia kepada si mahasiswa.
"Nama saya Dama, Damara Ardian, dari prodi Manajemen" ujar si mahasiswa.
"Ooh jadi namanya Dama ya temen-temen" kali ini si kakak panitia yang disambut riuhan para peserta dan panitia.
"Oh, ternyata aku dijadiin tumbal sama panitia biar mereka tau namanya, sial" gerutu Stila dalam hati menyesali nasibnya yang dipermalukan.
"Oke Dama, sekarang kamu ajak kenalan cewek ini, terus kamu gombalin dia" ujar si panitia lagi.
"Duh kak, bilang aja kalau kakak yang pingin digombalin sama dia" rutuk Stila dalam hati, lagi.
"Ehm, ada palu nggak?" tanya Dama, mengalihkan perhatian Stila dari lantai yang entah kenapa jadi lebih menarik saat itu.
"Eh? Palu? Nggak ada lah" jawab Stila masih dengan usaha stay cool nya.
"Oh, nggak ada ya. Kalau nama, ada dong?" ujar Dama dengan senyum mautnya seraya menyodorkan tangan kanannya, disambut dengan riuhan para penonton lagi.
Tingkat stay cool Stila mulai menurun 1 level diikuti oleh rasa panas yang menjalari pipinya. "Mau stay cool kayak apa juga, kalau cowoknya begini aku bisa apa??" rutuk Stila menahan senyumnya sendiri, lalu menjabat tangan Dama.
"Stila, Astila Putri Dayani"
"Boleh liat fotonya?" tanya Dama sambil menunjuk salah satu atribut ospek berupa potongan kardus yang dikalungkan dengan tempelan foto diri, foto presiden, dan foto panitia.
Stila memandang Dama heran.
"Hari ini, yang nempel disitu foto kamu, presiden, dan panitia. 7 tahun lagi, yang nempel disitu foto kamu, aku, dan anak-anak kita" Dama meluncurkan gombalannya. Gombalan yang disambut sorakan extra ramai daripada sorakan sebelumnya. Gombalan yang diucapkan dengan matanya yang menatap mata Stila. Gombalan yang menghabiskan seluruh sisa usaha ke-stay cool-an Stila sampai ke dasar bumi, dan membuat Stila ingin tenggelam saja ke dasar bumi untuk menyembunyikan wajahnya yang kini pasti sudah merah seperti tomat. Gombalan dari laki-laki yang membuat teriakan dari penonton berupa "mana tahaan!!" "mau digombalin juga doong Dama!!" "Dama, kubawa pulang mau yaa!!"

???

______________________________
Thankyou readers...💕
Bantu vote dengan klik tanda bintang yaa.
Dan jangan lupa klik "add to library" supaya dapet notif setiap update episode baru 😉.
Kalau ada saran, boleh banget left comment yaa

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang