5. Sahabatan

428 35 0
                                    

"Stil, kamu makin deket yah sama Dama?" Niken akhirnya melancarkan rasa penasarannya melihat keakuran Dama dan Stila akhir-akhir ini.
"Hm? Deket gimana?" tanya Stila.
"Ya deket gitu, deketnya cowok sama cewek"
"Nggak boleh gitu?"
"Ya bukan nggak boleh. Tapi bener ya kamu sama Dama lagi pdkt?
"Pdkt apaan. Nggakusah ngaco. Makan sana". Stila memilih tak menghiraukan pertanyaan Niken dan melahap makan siangnya dikantin hari itu. Bukan karena mengelak, justru karena ia tidak merasa ada yang spesial diantara dirinya dengan Dama. Hanya kedekatan seperti ia dekat dengan teman kelas cowok lainnya. Atau hanya dia yang merasa begitu?

"Oi, Asti. Makan apaan, bagi minum ya" Dama yang sudah muncul di kantin langsung menyesap minuman Stila, diikuti dengan ekspresi tak enak.
"Ini apaan sih?" Dama protes sambil menegak air putih yang diambil dari Niken.
"Lemon tea" jawab Stila sambil menguyah gado-gadonya.
"Pantesan asem, kayak teh basi. Padahal aku udah siap2 rasa es teh manis"
"Lagian asal nyamber".

-••-
Setelah makan siang selesai, Stila, Niken, Dama, dan Teza hendak meninggalkan kantin untuk kembali ke gedung fakultas, lalu tiba-tiba seorang wanita menghampiri mereka di pintu keluar.

"Hai, kamu Dama ya?" ujar wanita yang juga seorang mahasiswa itu.
"Iya, siapa ya?" tanya Dama
"Aku Rani, temennya Suhal" kata wanita itu seraya menyodorkan tangan kanannya hendak menjabat tangan Dama.
"Oh, Suhal. Anak hukum?" Dama menjabat tangannya.
"Iya. Hmm, kapan-kapan boleh ngobrol ya, berdua" entah itu sebuah pertanyaan atau pernyataan.
"Boleh nggak ya?" Dama bertanya sambil menghadap Stila.
"Kok tanya aku?" Stila mengerutkan dahinya.
"Emang harus ijin dia dulu ya? Emang dia siapanya kamu, Dam?" Wanita itu menatap Stila penuh tanya. Seakan mengintrogasi status mereka. Membuat suasana sedikit canggung. Dan Dama masih saja menghadap Stila.
"Ooh, ya boleh doong. Apa salahnya ngobrol kan? Boleh kok, boleh" Stila memecah kecanggungan.
"Tapi emang harus ijin kamu dulu? Emang kamu siapanya Dama?" Wanita itu masih saja ingin memastikan status Dama dan Stila.
"Soalnya, kita kan sahabatan. Jadi yaa, gitu. Hehehe. Yaudah aku sama Niken balik duluan ya. Kalian silahkan kalau mau ngobrol". Lalu Stila meninggalkan mereka. Tanpa Stila tau, bahwa ada sepasang mata yang memandangnya kecewa.

-••-
Dan bulan-bulan berikutnya, Dama dan Stila betul-betul tampil layaknya sahabat. Bahkan Stila sering menanyakan kedekatannya dengan Rani, mahasiswa fakultas Hukum yang bertemu dengannya tempo hari.

"Rani itu cantik ya, Dam" aku Stila.
"Iya, bunganya anak hukum dia itu" kata Dama memastikan.
"Wah, pantesan aja. Cocok tuh sama kamu, kamu kan kumbangnya FEB, hehe. Udah sampai mana pdkt nya?"
"Aku besok malem kerumahmu ya" Dama enggan menanggapi pertanyaan Stila.
"Hah? Mau ngapain? Nggak malmingan aja sama Rani? Ajak nonton gitu"
"Enggak. Mau kerumahmu aja"
"Nggak bosen apa, tiap malming kerumahku terus?"
"Enggak lah. Enak dirumahmu, bisa ngobrol, diskusi sama ayah, nggak ngehabis-habisin duit"
"Tapi akunya yang bosen, hahaha" ujar Stila sambil terkekeh dan turun dari motor Dama untuk menuju mobilnya, dan pulang. Dama tersenyum diatas motornya, melihat kepergian Stila.
"Besok malam mingguan kita yang ke 17, Asti" gumam Dama seraya memasang helmnya dan pulang.

______________________________
Thankyou readers...💕
Bantu vote dengan klik tanda bintang yaa.
Dan jangan lupa klik "add to library" supaya dapet notif setiap update episode baru 😉.
Kalau ada saran, boleh banget left comment yaa

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang