Dama dan Stila sedang dalam perjalanan untuk reuni kecil-kecilan dengan teman-teman sekelas mereka saat kuliah. Acara kumpul-kumpul dadakan itu direncanakan saat teman-temannya tau bahwa Dama "The Artist" datang di pernikahan Niken. Saat sampai disana, sebagian besar teman-temannya sudah berkumpul dan langsung menyambut kedatangan Dama. Stila memilih jalan dibelakangnya dan langsung menghampiri teman-teman perempuan saat Dama asyik menyalami para lelaki, membuat mereka duduk agak berjauhan, dan disadari Dama saat ia menyapa teman-teman perempuan bahwa Stila sudah duduk agak jauh dari tempatnya. Selanjutnya mereka saling berbincang banyak hal, tentang pekerjaan, keseharian, hingga kabar pernikahan.
"Eh, Dama sama Stila sekarang sama-sama di Jakarta dong ya?" Tanya Tamara, dijawab anggukan oleh Dama.
"Sering ketemuan gitu?" Tanyanya lagi. Dan entah kenapa pembahasan ini membuat teman-teman lain diam seakan menyimak.
"Ya.. baru beberapa bulan terakhir ini aja sih. Karna baru ketemu lagi juga" jawab Dama.
"Hm.. udah baikan dong berarti" kali ini Tamara menggoda dan disambut riuh teman-teman yang lain mengingat bagaimana dekatnya Stila dan Dama dulu saat awal kuliah dan tiba-tiba menjadi saling berjauh-jauhan. Stila hanya terkekeh. Terdengar sahutan candaan seperti "wih clbk iki" dan "ciye, ciye" dari teman-temannya.
Stila menangkap mata Dama sedang menatapnya ditengah obrolannya dengan Cindy, sambil menunjukkan hp ditangannya, menandakan Stila agar mengecek hp-nya. Ia mengambil hp yang disimpan didalam tasnya, mengecek notifikasi dan mendapati chat dari Dama.
"Clbk nih kita?" Tanyanya menanggapi gurauan tadi, membuat Stila geli sendiri.
"Kamu kali? Aku kan dulu belum cinta sama kamu" jawab Stila.
"Oh, jadi sekarang udah cinta aku?"
"Iya, kasian kalo kamu cinta bertepuk sebelah tangan terus ke aku"
"T_T"
"Cup cup"
"Kangen. Duduknya jauh amat sih"
"Haha gombal"Jam menunjukkan pukul 10 malam. Beberapa teman perempuan mulai pamit pulang karena ditunggu anaknya di rumah, atau ditunggu suaminya, bahkan karena besok harus masuk kerja meskipun hari Minggu. Tapi para lelaki masih memilih untuk tinggal menghabiskan malam minggu. Stila juga pamit bersama Dama setelah Dama menawarkan pulang lewat chat.
"Baik-baik kalian. Jangan berantem lagi" goda Tamara lagi sebelum akhirnya berpisah. Dama mengacungkan jempol sambil terkekeh bersama Stila. Ia mengantar Stila sampai ke rumah, berbincang sebentar di teras rumah, membahas rencana sebelum besok sore mereka kembali ke Jakarta.
"Aku boleh nginep sini aja nggak sih?" Tanya Dama sambil menggenggam tangan Stila.
"Enggak" jawab Stila padat dan jelas.
"Padahal ayah sama bunda pasti ngijinin" rayu Dama.
"Ayah sama bunda udah tidur. Besok pagi aja kamu kesini lagi. Sarapan disini. Siangnya kita beli oleh-oleh, terus ke bandara" ujar Stila lalu mendapat anggukan Dama. Tak lama setelah itu Dama pamit kembali ke hotel, setelah meninggalkan satu kecupan di bibir Stila.-••-
Dama sudah mendarat di Jakarta 45 menit lebih awal dari Stila. Ya, mereka menaiki pesawat yang berbeda atas kemauan Stila, tapi dengan pesawat yang hanya selisih 45 menit sesuai kesepakatan mereka agar Dama tetap bisa mengantar Stila pulang dengan mobilnya yang ia parkirkan inap di bandara. Dama menunggu di dalam mobil sampai Stila menelponnya untuk menjemput di pintu kedatangan dan mereka kembali pulang ke apartemen masing-masing.
Keesokan paginya, Stila kembali menjalani rutinitas hariannya sebagai seorang karyawati. Baru saja ia sampai diruangannya saat matanya mendapati sebuket bunga mawar putih di meja kerjanya dan paperbag Starbucks disebelah buket itu. Stila tersenyum lebar untuk pertama kalinya di hari ini dan sepagi ini.
"Have a good day, cantik. Jangan lupa sarapan. I missed you already. -D-" begitulah tulisan di note yang tertempel di paperbag berisikan es caramel macchiato dan tuna sandwich. Stila meraih hpnya, mengambil gambar bunga dan menu sarapannya, lalu mengirimkan ke Dama dengan ucapan "makasih monday's mood boosternya. I'll see u this weekend, love". Stila geli sendiri saat mengetikkan kata "love" di akhir chatnya. Tak lama chat balasan dari Dama masuk, dan Stila tertawa saat membacanya. Itu adalah kiriman screenshoot kontak Stila di hp Dama yang dinamai "Love". Stila merasa ini adalah hari Senin terbahagianya. Dan ia menyadari fakta bahwa kini dia benar-benar mencintai pria itu, Dama.
Hari-hari berlalu. Stila yang biasanya tak pernah mampir ke Rest Room saat jam istirahat kantor, kini menjadi pengunjung tetap. Selain untuk makan siang dan bersenda gurau melepas penat dengan rekan kantornya, alasan pasti dia jadi suka mendatangi ruangan ini adalah karna tayangan TV yang selalu dipilih di waktu itu adalah acara talk show yang salah satu pembawa acaranya adalah Dama. Dan itu juga yang dulu menjadi alasan Stila sama sekali tak pernah singgah di ruang itu. Karena selalu acara itu yang ditayangkan. Alasannya? Karena kebanyakan yang ada di ruangan itu adalah perempuan, dan selain acaranya yang memang menarik untuk menemani jam istirahat kerja, para pembawa acaranya juga memang diminati oleh mereka, Dama adalah salah satunya. Sedangkan para lelaki lebih suka menghabiskan jam istirahat di pantry lantai bawah yang sebenarnya adalah ruang tunggu driver, karena selain bisa istirahat makan siang dan membaca koran, atau menonton berita di TV, mereka juga bebas merokok disana.
Stila mulai menikmati tayangan di TV itu sambil menyantap nasi kapau yang dibelikan OB bersama rekan-rekannya yang juga sama menikmati acara itu, lalu berpikir bahwa ternyata acara itu memang menarik, kenapa juga selama ini dia harus melewatkan sesi nonton tv siang hari hanya gara-gara tak mau lihat pembawa acaranya adalah Dama, dan mulai menyesali perilakunya sendiri. Tapi kini, saat hubungannya dengan Dama telah jauh membaik, justru ada rasa bangga dalam hati Stila saat melihat Dama membawai acara yang banyak diminati penonton. Rasa bangga seperti "ah, lelaki itu milikku". Lalu Stila tersenyum geli sendiri menyadari kata-kata dalam hatinya itu, dan disaat yang bersamaan muncul rasa rindu pada lelaki itu. Rindu yang tak bisa terpuaskan hanya dengan melihatnya di layar TV. Rindu yang semakin ia rasakan malah menjadi semakin besar dan banyak. Rindu yang membuatnya meraih hp di atas meja lalu membuat jarinya mengetikkan kata-kata itu untuk dikirimkan kepada pemilik kerinduan itu sendiri.
"Hai Dama, untuk pertama kalinya, aku rindu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity Crush [END]
Teen Fiction"Ah! Gantengnya ya si Dama itu" "Ya Tuhan. Udah ganteng, humoris pula, idaman poll" "Liat deh stylenya! Aw, keren abis sumpah" "Untung aja masih jomblo, jadi bebas dieksplorasi deh, hahaha" "Eh, dia dari Surabaya juga kan Stil? Kabarnya dia sekampus...