24_Hesitation

146 20 21
                                    

Balik lagiiii!!!!

Maaf yaaa updatenya agak lama, karena setelah dipikir2 ulang aku mau let it flow aja, gak mau memaksakan cepet2 tamat..kalau aku maksain, nanti ceritanya mainstream bangeeettt heehehh...

So,, tolong tetap pantengin cerita ini sampai tamat ya, sayang2nya akuuu😚😚😚

Okaaayyy kali ini lebih sedikit, hanya 4.5K words aja yaa... Please tinggalin jejaknya yang banyak, supaya bisa lebih cepat update lagi kelanjutannya....😍

Sorry for typo (s)

Happy Reading... Enjoy!!❤️


***

Tangan seorang Lee Donghae begitu telaten ketika mengobati luka-luka yang diderita Kyuhyun menggunakan kapas beralkohol. Dalam kegiatannya ini dia begitu konsentrasi tanpa mengucap sepatah katapun, agaknya dia harus ekstra hati-hati karena bukan sekali dua kali Kyuhyun meringis kesakitan. Jangan lupakan fakta bahwa si bungsu keluarga Lee ini memang tabiat aslinya itu manja.

“Akhh... Sakit, Hyung... Pelan-pelan,” ringis Kyuhyun ketika Donghae sedikit menekan luka lebam di pipinya.

Sang kakak tidak menyahut, dia lebih memilih fokus dengan kegiatannya agar cepat selesai mengabaikan ringisan Kyuhyun yang entah sudah berapa kali dia dengar.

Hyung pe–Awwhhh...” Ringisan kesakitan itu kian menjadi saat Donghae dengan sengaja menekan luka di sudut bibir Kyuhyun secara keras.

“Diam makanya! Aku juga punya kira-kira. Kalau kau berisik terus begini, akan semakin lama aku mengobatimu, tahanlah!” serunya jengkel.

Dalam hatinya Kyuhyun tengah menggerutu karena mendapat semprotan manis dari sang kakak. Namun apa boleh buat, benar apa kata Donghae dia harus tahan supaya kegiatan kakaknya itu segera selesai.

“Kau itu laki-laki atau bukan, sih? Dipukuli begitu bukannya melawan malah pasrah saja. Kau tahu, kau seperti bocah kecil yang tidak berdaya!” ujar Donghae di sela kegiatannya..

“Adikmu itu memang banci, Hae. Kalau benar laki-laki dia akan melawan, bukannya malah menangis kesakitan,” timpal Leeteuk sengaja memanas-manasi Kyuhyun.

Kyuhyun memicing tajam ke arah Leeteuk yang tampak sedang meledeknya hanya dengan tatapan. Aish... Kesal sekali dia dengan pemuda Park satu ini.

“Iya, benar kata Leeteuk kau seperti banci. Harusnya kau lawan mereka, bukan pasrah dan menangis sesenggukan. Badanmu kan besar,” ujar Donghae menyetujui perkataan Leeteuk.

“Kan susah Hyung, satu lawan tiga mana mungkin menang. Belum lagi pukulan mereka itu benar-benar sakit, ditambah lagi perkataannya yang sangat menohok jadi aku tak bisa melawan dan akhirnya menangis,” jawab Kyuhyun menyerupai aduan kepada kakaknya.

“Isshhh omong  kosong dari mana itu? Aku bisa melawan mereka bertiga. Kau saja yang belum pernah dipukul, makanya langsung kesakitan begini. Bukan pukulan saja sih, ternyata mentalmu mental yupi ya? Kyuhyun~ah... Belajarlah kuat mental!” ucap Donghae dengan nada tegasnya.

Pada dasarnya Kyuhyun itu tidak lebih dari seorang anak manja yang sejak dulunya tidak pernah mendapat perlakuan kasar serta segala keinginannya pasti terpenuhi sehingga di saat-saat seperti ini akan begitu terlihat sekali kelemahan dalam dirinya yang biasa ditutupi dengan sikap dan sifat dinginnya.

“Nah, sudah selesai. Sekarang katakan kenapa tadi kau menangis begitu?” tanya Donghae seraya membereskan peralatan yang tadi dia gunakan.

“Aku menangis karena aku takut, Hyung tahu sendiri jika aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Selain itu, perkataan mereka sangat menusuk Hyung, tapi aku cukup bersyukur karena secara tidak langsung mereka ada dipihakmu. Memuji sifatmu yang begitu baik padaku seorang adik psikopat yang membuatmu koma. Eum... Maafkan aku ya, Hyung?” bebernya jujur.

Fishy Hyung... Why? | Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang