Please enjoy this story which have 3.8K+ words for this chapter..
Happy reading...
***
Sore itu saat matahari telah hampir pulang ke tempat peraduannya, ia masih berada di tempat dengan rerumputan dan pepohonan di sekitarnya. Mengabaikan rasa dingin dari terpaan angin sore yang menampar wajahnya. Ia tetap bersimpuh di dekat gundukan yang terdapat ukiran di batu nisan itu, ya ia memang tengah berada di pemakaman. Terlihat jika dirinya tengah mencabuti rumput liar yang ada di sekitar makam tersebut sebelum akhirnya ia menatap nisan yang terdapat ukiran nama dengan intens.
"Tak terasa sudah dua tahun kau meninggalkan dunia ini, dan dua tahun pula aku dibayangi oleh ketakutan. Andai saja waktu itu aku bisa menahanmu, mungkin sampai detik ini kau masih hidup dan hubunganku dengan keluargamu akan baik-baik saja," ujarnya dengan nada yang sedikit tercekat.
"Beberapa lama setelah kematianmu, mereka mengusikku selama hampir setahun sebelum akhirnya mereka menghilang. Aku sedikit tenang tapi kini mereka kembali datang. Aku siap jika harus mendekam di penjara seumur hidup atau bahkan mendapat hukuman mati pun aku siap, tapi aku belum bisa menjadikan adikku sebagai penyanyi terkenal. Jadi aku mohon padamu tolong katakan pada mereka dari tempatmu kini, beri aku waktu nanti aku akan menyerahkan diri."
Ia terus berkata seolah-olah nisan di hadapannya adalah orang yang tengah ia ajak bicara.
"Yonghwa hyung, kau sudah tenang di sana 'kan? Aku tahu kau adalah orang baik, jadi aku mohon dengan sangat padamu katakan pada keluargamu daru surga sana agar berhenti mengusikku," ujarnya.
Kalian penasaran dengan siapa orang yang sejak tadi bersimpuh dan bicara di hadapan makam itu siapa? Dia adalah Donghae yang tengah berziarah ke makam seseorang bernama Yonghwa, salah satu orang yang berpengaruh di hidupnya. Entah apa maksud dari setiap perkataan yang keluar dari bibir tipis itu, Donghae adalah orang yang selalu melontarkan perkataan ambigu.
"Ini sudah sore, aku pulang ya. Berbahagialah di sana, dan tolong turuti permintaanku ya hyung. Aku selalu mendoakanmu, nanti aku akan mengunjungimu lagi."
Donghae mengusap nisan itu sebelum akhirnya ia berdiri dan hendak melangkah jika saja tidak ada orang yang menghentikan langkahnya.
"Donghae hyung,"
"Ryeowook,"
Tampak dari wajah keduanya ini sama-sama terkejut karena bertemu di tempat yang tak terduga.
"Ahh maaf hyung aku terlalu kaget karena bertemu denganmu di sini. Eumm hyung habis ziarah ke makam Yonghwa hyung ya," ujarnya ramah.
"Iya benar, kau juga mau ziarah ya. Memang dia siapanya dirimu Wook?" tanya Donghae penasaran.
"Mendiang Yonghwa hyung adalah kakak sepupuku hyung, dan dulu kita tinggal bersama." Ryeowook menjawab dengan santai.
Lain halnya Donghae yang tampak tercengang, terlihat dari mulutnya yang sedikit menganga dengan pupil mata yang ia besarkan. Kalimat yang barusan ia dengar rasanya sangat mengejutkan. Pikirannya jadi berkelana liar ke masa lalu.
"Aku punya adik sepupu yang pintar menyanyi dan dia seumuran dengan adikmu, Hae. Namanya adalah Kim Ryeowook."
Seketika kalimat yang pernah ia dengar dari sosok Yonghwa beberapa tahun lalu itu kembali memenuhi ingatannya. Itu berarti, ah Donghae tidak ingin berspekulasi yang tidak-tidak dulu.
Sementara itu Ryeowook terlihat mengulas senyum ketika melihat ekspresi wajah Donghae.
"Ahh begitu. Ya sudah aku mau pulang, Wook duluan ya." Donghae memaksakan dirinya untuk tersenyum dan segera melangkah menjauhi pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fishy Hyung... Why? | Completed✓
Fiksi PenggemarDarinya kalian akan belajar kasih sayang tulus tanpa mengharapkan balasan sebanyak apapun pengorbanan yang dilakukan. Dia, si pencinta ikan dan maniak alpukat yang sudah begitu akrab dengan pengorbanan akan mengajarkan kalian perihal sebuah ketulusa...