Prolog||Revisi

1K 61 31
                                    

Jumat, 25 Agustus 2023 saya merevisi prolog dari ff ini. Mungkin terdengar sedikit tidak masuk akal karena prolog direvisi disaat sudah penghujung cerita. Ini karena saya baru sempat merevisinya lantaran cerita ini benar-benar berbeda dari alur awal saat cerita ini dibuat pada Oktober 2020, sehingga apa yang saya update sejak tahun lalu itu sudah beda alurnya dan tentu ini lebih kompleks daripada alur pertama yang sangat mainstream.

Oleh karenanya, saya menyempatkan untuk merevisi prolognya karena alasan di atas tadi. Jadi, jika kalian masih ingat dengan prolog yang sebelumnya, maka akan terlihat sekali perbedaannya.

***

Apa kalian punya mimpi? Kuyakin semua orang punya mimpi dan pasti kalian akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan. Banyak jalan terjal yang dilalui, tapi ia tidak peduli akan hal itu. Yang ada dipikirannya hanya satu, mewujudkan mimpi dia. Ya, dia bukan aku, tapi juga sekaligus menjadi mimpiku karena aku tak peduli dengan mimpiku sendiri. Dia lebih pantas dan lebih berbakat daripada aku.

Mungkin aku dipandang remeh oleh orang-orang atau bahkan aku ini dianggap transparan. Tapi boleh kan jika makhluk kecil sepertiku ini punya harapan? Terlepas dari boleh atau tidaknya, aku akan tetap mengutarakan harapanku kepada Tuhan dengan kalian sebagai saksinya, yakni, "Aku ingin membahagiakannya. Aku ingin ia bisa mewujudkan impian dimana begitu banyak jalan terjal yang ia temui di tengah usaha mengejar mimpi. Apapun dan bagaimanapun caranya, aku pasti bisa mewujudkan impianku." Sederhana, tapi tidak semudah saat mengatakannya.

Kalian punya saudara? Mungkin memiliki saudara yang berumur tidak jauh dari kita maka akan menjadi hal menyenangkan ya bagi kalian? Ah, tapi aku merasa sangsi akan semua itu. Faktanya, aku tidak nyaman memiliki saudara yang umurnya tidak jauh denganku. Dua kata yang mewakili adalah 'Memalukan dan Menyebalkan'. Awalnya aku memang sangat suka bersaudara dengannya, tapi seiring berjalannya waktu aku sadar bahwa begitu banyak hal-hal berbeda di antara kita bagaikan bumi dan langit.

Tidak ada kata dekat lagi, yang ada hanya jarak dan benteng yang aku buat agar tidak bisa dekat dengannya. Ia terlalu memalukan untukku, segala tingkah laku kekanakannya itu benar-benar menyebalkan.

...

Bad boy, itulah predikat yang orang-orang berikan padaku. Okay, aku akui aku memang bukan good boy, tapi aku juga tidak ingin membenarkan kalau aku ini bad boy. Kenapa? Di luaran memang aku pembuat onar, tapi saat berhadapan dengannya mana bisa aku bersikap keras? He's my everything for me, and I'll do anything for make him happy, itulah prinsip yang kupegang teguh. Aku memang berandalan, bodoh, tidak berbakat, atau mungkin tidak berguna, tapi si bodoh inilah yang akan menciptakan kebahagiaan untuknya.

Tak peduli seberapa keras dunia menolak presensiku, tak peduli seberapa keras hatimu padaku karena kau adalah separuh hidupku. You smile, I'm smile wider. Aku akan melindungimu, memastikan kau bahagia meski aku harus tersakiti, demi tuhan aku rela.

Meski aku sering gagal dan begitu banyak terjal yang kutemui dalam perjalananku menyambut sebuah impian, tapi aku tidak ingin menyerah. Setidaknya aku lebih berguna dari si berandalan kekanakan itu. Aku bisa membanggakan orang tuaku dengan prestasiku, sedangkan dia? Cihh prestasi tidak punya, memalukan iya. Aku pastikan kalau aku akan benar-benar bisa mencapai impianku dan membuatnya semakin terbuang dari keluargaku sendiri.

Aku membencinya? Sangat-sangat membencinya, bahkan jika dia mati kurasa itu adalah hal yang terbaik.

...

"Hae... Kyu mau permen itu."

"Hey, panggil aku hyung."

"Tidak mau."

Fishy Hyung... Why? | Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang