Langit terlihat cerah tanpa selaput awan putih sedikitpun menambah kesan indah nan panas pada sang surya yang bersinar begitu terik tanpa ada yang menghalanginya. Suasana ini sangat mendukung dimana hari ini adalah akhir pekan yang mana banyak orang menghabiskan waktu untuk merefresh otaknya, baik itu pergi ke tempat rekreasi ataupun hanya sekedar hibernasi di kasur empuk dalam kamarnya.
Jika orang-orang mengisi waktu akhir pekan itu dengan menghabiskan uang, maka tidak dengannya yang menjadikan hari akhir pekan untuk mencari uang yang dipergunakan bagi kebutuhan sehari-hari. Terlihat ia duduk di dekat pohon di sebuah taman rekreasi dengan barang dagangan yang ia taruh si hadapannya.
"Ikannya... Ikan hias.. Ikan lucu untuk menghilangkan stress, ayo dibeli ayo..." Kira-kira kalimat itulah yang ia teriakkan untuk menarik atensi para orang yang berlalu lalang.
Benar memang, ia menjajakan ikan hias di dalam sebuah wadah plastik. Berbagai macam jenis ikan hias ia jual dari sang juragan, dan nantinya keuntungan dari penjualan itu akan menjadi miliknya.
"Aku mau beli ikan, harganya berapa hyung?" seorang bocah yang ditemani ibunya pun menghampirinya hendak membeli ikan.
"Harganya beragam adik kecil, tergantung jenis ikannya. Nah sekarang adik pilih dulu mau ikan yang mana. Ada ikan guppy, ikan mas koki, ikan nemo juga ada jadi silahkan dipilih saja." Donghae menunjukkan beberapa jenis ikan yang ia jual.
Ya, pemuda penjual ikan yang sejak tadi dibahas memang benar Donghae. Setiap akhir pekan ia mencari peruntungan dengan berjualan ikan hias di tempat-tempat yang cukup ramai. Lantas, mengapa ia harus rela panas-panasan begini berkeliling dari satu tempat ke tempat lain dengan berjalan kaki hanya untuk menjual ikan, sedangkan keluarganya sudah bisa dibilang berkecukupan, sedikit berlebih malah. Jawabannya simpel dan sedikit menyesakkan, meski kini keluarganya bisa membeli ini dan itu dengan mudah, tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Donghae. Selama ini dirinya hanya diberi uang yang sangat pas-pasan oleh sang ibu, sehingga ia pun mau tidak mau harus mencari uang tambahan untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Akhirnya, menjual ikan adalah profesi yang ia pilih. Meski untungnya tidak seberapa, tapi minimal bisa menutupi kekurangannya. Belum lagi ia adalah pecinta ikan jadi berkawan dengan ikan selama seharian di setiap akhir pekan, tentu menjadi hal yang menyenangkan baginya.
"Eomma, aku mau ikan yang ini," tunjuk bocah itu pada dua jenis ikan yang berbeda. Ikan guppy dan ikan mas koki.
"Baiklah. Nak, yang dua ini berapa harganya?" tanya ibu dari bocah laki-laki tadi.
"Ikan guppy harganya 10 ribu, ikan mas koki 30 ribu jadi semuanya 40 ribu ahjumma," jawab Donghae.
"Aku beli itu ya nak, ini uangnya." Wanita itupun memberikan lembaran uang selagi Donghae telah memasukkan ikan ke dalam kantong plastik berukuran sedang.
"Terima kasih ahjumma. Adik ini ikannya, dijaga baik-baik ya semoga ikannya panjang umur hehee..." ujar Donghae sedikit melontarkan candaan yang membuat bocah itu sekaligus sang ibu terkekeh.
"Iya hyung."
Sepeninggal pembelinya tadi, Donghae menatap ikan dagangannya yang tinggal tersisa sedikit tapi ia bertekad untuk menghabiskannya, alhasil ia harus membawa ikan-ikan itu ke tempat lain seraya mengucapkan doa agar di tempat selanjutnya ia bisa mendapat rezeki lebih.
Ia rapikan dulu topi bucket yang melindungi rambut hitam legamnya dari panas matahari. Setelahnya ia langsung memanggul barang dagangannya di atas pundaknya dan mulai berjalan menjauhi tempat yang sudah ia duduki sejak beberapa jam lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fishy Hyung... Why? | Completed✓
FanfictionDarinya kalian akan belajar kasih sayang tulus tanpa mengharapkan balasan sebanyak apapun pengorbanan yang dilakukan. Dia, si pencinta ikan dan maniak alpukat yang sudah begitu akrab dengan pengorbanan akan mengajarkan kalian perihal sebuah ketulusa...