Joohyun memperhatikan istrinya yang terbaring lemah di atas kasur. Sudah beberapa bulan ini dirinya hanya bisa melakukan rutinitas yang sama.
Bangun tidur-mandi-memperhatikan istrinya.
Bahkan untuk makan pun terkadang tidak terpikirkan olehnya kecuali ada yang mengingatkan. Joohyun terus berharap ada keajaiban istrinya itu akan bangun dan sehat kembali.
Dielusnya tangan istrinya yang sudah keriput sama seperti dirinya. Bahkan rambut putih dan keriput di wajah istrinya itu tidak menutupi kecantikan istrinya.
Joohyun tersenyum. "Seungwan? Kamu di mimpi lagi ngapain hari ini? Tadi anak-anak ngajak aku ke pantai sama keluarganya." Kata Joohyun bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Aku jadi ingat kamu. Dulu kita suka ke pantai bareng." Joohyun tertawa pelan mengingat tingkah konyol mereka dulu.
"Kamu bangun ya, sayang? Ntar kita jalan-jalan lagi sama anak-anak. Aeri mau melahirkan loh, Yang. Cucu kita sudah mau empat sekarang. Kamu pasti suka liat mereka."
Joohyun menghapus air matanya yang tidak dia sadari sudah keluar membasahi pipinya.
"Aku udah janji gak boleh sedih depan kamu ya? Sorry, sayang."
Joohyun terus menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.
Joohyun rindu dengan Seungwan.
💙
Joohyun kembali mendengar lagu-lagu kesukaannya. Lagu-lagu yang ditulis dan dinyanyikan Seungwan untuknya. Musik Seungwan selalu disukai pasaran tapi orang-orang yang mendengar itu tidak akan pernah merasakan apa yang Joohyun rasakan.
Seungwan menulis banyak lagu untuknya dan selalu menjadi kesukaan Joohyun. Apapun yang Seungwan lakukan selalu menjadi kesukaan Joohyun. Sahabatnya itu-
"Ma?" Panggil Aerum yang entah sejak kapan sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Iya?"
"Aku mau ke rumah sakit. Mama mau ikut?"
"Tentu saja. Mama selalu pengen lihat istri Mama."
💖
Joohyun bisa melihat dokter menjelaskan sesuatu yang serius pada Aerum dan Aeri. Joohyun tidak perlu mendengar untuk mengetahui kalau apa yang disampaikan dokter pasti sesuatu yang serius. Sesuatu tentang Seungwan. Sesuatu tentang kesehatan Seungwan.
Joohyun kembali mengelus tangan Seungwan. "Kamu tenang aja ya, sayang? Aku pasti nemenin kamu disini. Kamu gak usah begitu mikirin anak-anak. Ada aku dan pasangan mereka yang siap jagain kok."
Joohyun kembali tersenyum mengingat Seungwan yang selalu khawatir berlebihan pada anak-anaknya itu. Apalagi ketika mereka mulai mengenalkan pasangan masing-masing dan membawanya ke rumah.
Joohyun juga tidak mengerti kenapa ingatannya soal Seungwan selalu terlihat jelas di pikirannya. Dia bahkan masih mengingat bagaimana Seungwan mengomel saat itu dan terus menciumnya karena Joohyun melarangnya untuk merokok.
"I love you, Sayang. Kamu gak usah begitu khawatirin aku sama anak-anak ya?" Kata Joohyun sambil mengecup kening Seungwan dengan lembut.
💙
Tangisan Joohyun tidak bisa berhenti. Aerum dan Aeri terus memeluknya dan menguatkan Joohyun. Dokter sudah memberi tahu kalau Seungwan sudah pergi untuk selamanya.
Joohyun pernah berdoa pada Tuhan, jika salah satu di antara mereka ada yang harus dipanggil duluan, Joohyun ingin Tuhan memanggilnya lebih dulu. Namun, Tuhan punya rencana lain.
Joohyun tidak mau merasakan dunia tanpa Seungwan di dalamnya.
Dan semuanya menjadi gelap bagi Joohyun.
💙💖
![](https://img.wattpad.com/cover/207291938-288-k851414.jpg)