10

277 32 0
                                    

"Kak, makasih" kata Jimin sama Chaeyoung yang keluar bareng dari rumah Jimin.

Chaeyoung mau ke kampus, Jimin juga mau kesekolah.

"Santai aja kali. Lagian yang aku bawain buah juga si kembar bukan kamu" kata Chaeyoung dengan ketawa pelan. Sunoo sakit aja masih ngegemesin.

"Ya ak-"

Perkataan Jimin terpotong gara-gara ponsel Chaeyoung yang berbunyi,

"Apa, Ji?" kata Chaeyoung pertama. Dan ngga begitu ramah.

Jimin diam disebelah Chaeyoung. Curi-curi pandangan ke arah Chaeyoung yang lagi telfonan. Keliatannya agak marah?

Chaeyoung menyisir rambutnya menggunakan jemarinya. Ngga lupa merematnya. Melampiaskan rasa frustasi.

"Bukan gitu, maksudnya kan bagian gue yang thesis kenapa pindah ke pembahasan? Gue udah ngerjain dan kirim file-nya" kata Chaeyoung.

Setelahnya Jimin cuma dengar helaan nafas berat dari Chaeyoung.

"Yaudah gue kerjain ulang. Bilangin ke Derren kalo dia kaya tai anjing. Brengsek" kata Chaeyoung.

Jimin sedikit kaget dengar umpatan dari mulut Chaeyoung. Soalnya ini baru kedua kalinya Chaeyoung ngumpat didepan dia.

Yang pertama itu pas malam di belakang kafe Bang Jin, inget?

"Kak-"

"Gue balik dulu" kata Chaeyoung tanpa noleh dan langsung pergi aja.

Ninggalin Jimin yang masih berdiri mematung sampai Chaeyoung hilang dengan mobilnya di belokan depan.

.

.

.

Seminggu kemudian.

Stress.

Chaeyoung stress.

Laporan penelitian tentang suatu kasus kelompok dia ditolak.

Terlalu banyak revisi dan telat ngumpulin.

Semua gara-gara satu anggota yang kaya badak liar. Susah banget diatur.

Masalahnya ini itu tugas akhir semester.

Yang bobot nilainya adalah 40% dari semua nilai.

Okelah Chaeyoung yakin di 60% nilai dia sempurna, A+ tapi gara-gara tugas akhirnya ini dia ngga dapat 40%.

Itu pasti bakal ngebuat nilai dia maksimal di B+ atau A-.

Chaeyoung berjalan masuk ke dalam rumah.

"Udah pulang?"

Ahh mamahnya lagi dirumah ternyata.

Chaeyoung mengangguk dan berjalan lesu mendekat.

Memeluk tubuh mamahnya,

"Aduhh anak cantiknya mamah, udah makan belum?"

Chaeyoung menggeleng dengan lemas.

Mamahnya mengelus punggung Chaeyoung, "Yaudah ayo makan. Mamah udah masak. Abis ini kita ada pertemuan bisnis sama temen papah"

Chaeyoung semakin lesu.

Bisnis.

.     .      .     .      .

Saat pertemuan bisnis.

Chaeyoung senyum ala kadarnya.

Chaeyoung sering diajak buat pertemuan bisnis orangtuanya. Katanya buat pengalaman dan nambah relasi.

Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang