13

264 30 9
                                    

Dua minggu kemudian.

Hubungan Jimin dan Chaeyoung menjadi lebih baik.

Maksudnya ngga secanggung dulu. Bukan lagi hanya sekedar mengenal nama, tapi menjadi teman. Ya teman.

Bahka mereka berdua beberapi kali hang out bareng. Lebih tepatnya hang out ke perpustakaan. Belajar bareng. Setiap sabtu minggu.

Dan setelah selesai, keduanya bakal menikmati suasana sore di taman sebelah danau kota.

Chaeyoung menatap area danau kemudian ke langit, "Langitnya cantik" kata Chaeyoung.

Jimin mengikuti arah pandang Chaeyoung kemudian matanya lebih fokus mengamati sisi wajah Chaeyoung yang benar-benar cantik.

Apa selama ini Chaeyoung secantik ini ya?

"Iya cantik" balas Jimin.

Chaeyoung menoleh. Mata keduanya bertemu.

Sebentar.

Karena Chaeyoung yang lebih dulu memutus kontak keduanya.

Kalau dulu lagi jalan bareng, pasti Chaeyoung bakal banyak cerita.

Dan jujur waktu itu Jimin sama sekali ngga bosen buat dengerin semua cerita Chaeyoung meskipun ngga penting.

Tapi sekarang, keliatan agak mustahil.

Meskipun keduanya udah dekat tapi Chaeyoung masih terus membuat dinding pembatas diantara keduanya.

"Kak" panggil Jimin.

Chayeoung noleh.

Jimin yang awalnya mau ngebuka topik obrolan terdiam.

Pancaran sinar matahari sore ngebuat Chaeyoung keliatan jauh lebih indah.

Rambut terurai, wajah cantik, senyum manis.

"Kenapa?" tanya Chaeyoung ngebuat kesadaran Jimin tertarik.

Jimin mengelus leher belakangnya. Dia malu.

Chaeyoung ngernyitin dahinya. Bingung sama ketidakjelasan Jimin.

"Kalau lulus mau kuliah dimana?" tanya Chaeyoung.

Jimin secepat kilat noleh.

"Belum tau"

Chaeyoung ngangguk. Dan nerusin jalannya.

Sedari tadi emang Chaeyoung kebanyakan jalan dengan natap lurus ke depan.

Kalau Jimin, keseringan curi-curi pandang ke Chaeyoung.

"Eh, kak" panggil Jimin lagi.

"Ya?"

Sumpah apa selama ini Chaeyoung se-soft ini? Kenapa Jimin ngga sadar?

"Ada saran ngga buat aku masuk kemana"

Chaeyoung diam sejenak.

"Pengin masuk jurusan apa emang?" tanya Chaeyoung.

"Bisnis sih. Tapi masih pikir-pikir soalnya kalau kuliah kan mahal" kata Jimin.

Chaeyoung noleh dan mengernyit.

"Namanya juga bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian" kata Chaeyoung.

Jimin diam. Mendengarkan.

"Kamu kan pinter, punya banyak prestasi. Beasiswa kampus menunggumu" kata Chaeyoung.

"Iyakah?" raut wajah Jimin polos.

Chaeyoung ketawa kemudian nyentil dahi Jimin, "Kalau gini baru keliatan anak SMA-nya"

Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang