"Aku mau nikah sama Jimin"
Diam.
Papah Chaeyoung baru aja duduk dihadapan Jimin sama Chaeyoung. Tapi Chaeyoung udah langsung ngomong.
"Terserah papah sama mamah setuju atau engga. Tapi aku tetep mau nikah sama Jimin" kata Chaeyoung.
Jimin noleh dan natap Chaeyoung. Pandangannya turun ke arah jemari Chaeyoung, tangannya mengepal dengan ibu jari yang menusuk jari telunjuk.
"Aku kesini cuma mau ngasih tau"
Chaeyoung memaksa dirinya dirinya untuk menatap mata ayahnya. Mata yang sebenarnya selama hidupnya sangat jarak Chaeyoung tatap.
Chaeyoung menghormati ayahnya. Sangat.
Terlepas dari tekanan yang diberikan ke dia. Pada dasarnya Chaeyoung benar-benar sayang dan menghormati orang tuanya. Hanya saja, ternyata Chaeyoung menemukan titik menyerah untuk berdiri tegak dihadapan kedua orang tuanya.
Dan berakhir Chaeyoung pergi dari rumah 5 tahun lalu.
"Aku-"
"Nak, sayang. Park Chaeyoung, anak mamah" perkataan mamah Chaeyoung ngebuat Chaeyoung berhenti.
Mata Chaeyoung sekarang berpindah ke arah mamahnya yang duduk disebelah papahnya.
"Hei, sayang. Lakukan apapun yang kamu mau" katanya.
Chaeyoung terdiam.
Mata Chaeyoung bergetar gelisah. Dia takut.
Bukan takut karena bakal dimarahi dengan suara keras dan kasar. Tapi respon orangtuanya yang bakal diluar kendalinya.
Chaeyoung takut untuk terluka buat kesekian kalinya.
Mamah Chaeyoung menggenggam tangan papah Chaeyoung kemudian tersenyum ramah. Pandangannya sangat teduh. Dan itu ditujukan semuanya untuk Chaeyoung.
"Mamah sama papah, minta maaf ya"
Tangan Chaeyoung semakin mengerat. Jimin perlahan ngeraih tangan Chaeyoung dan digenggamnya pelan. Ngebuat kuku ibu jari Chaeyoung yang menekan jari telunjuknya terlepas. Itu bisa berdarah.
"Maaf, sejak dulu bahkan sampai sekarang mamah ngga bisa jadi ibu yang baik buat kamu. Mamah ngga bisa ngertiin apa yang kamu mau. Kamu tertekan sama keegoisan mamah papah kan, nak?"
"Maaf ngebuat kamu menderita sejak kecil, Chae"
Nafas Chaeyoung memburu. Emosi Chaeyoung meluap.
Chaeyoung noleh. Natap ke arah Jimin.
Jimin balas menatap dan tersenyum.
"Jim" lirihnya. Sudut mata Chaeyoung mengeluarkan air matanya perlahan.
"Nggapapa Chae" balas Jimin dengan mengusap sisi wajah Chaeyoung untuk menghapus air matanya.
"Kamu bebas dengan hidup kamu sekarang, Chaeyoung. Berbahagialah dengan Jimin"
Suara ayahnya yang akhirnya Chaeyoung dengar lagi selama 5 tahun ngebuat pertahanan Chaeyoung runtuh.
Bukan lagi cuma air mata yang jatuh, tapi suara isakan lirih juga keluar dari mulut Chaeyoung.
"Maaf dulu menilai Jimin dengan salah. Papah ngga tau, kalau Jimin adalah segala yang kamu butuhkan"
Mata Chaeyoung masih menatap Jimin saat suara ayahnya terus mengalun. Jimin masih dengan senyumnya terus mengusap pipi Chaeyoung yang basah karena air mata.
"Menikahlah dengan Jimin jika itu membuat kamu bahagia. Hiduplah dengan Jimin jika itu membuat kamu melupakan semua luka dimasa lalu, nak"
"Papah lepas kamu untuk Jimin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love
Fanfiction"Jim, kamu ganteng tapi egois" - Park Chaeyoung. "I'm not into you, kak" - Park Jimin.