BAG 13

21K 1.7K 36
                                    

Ikan hiu makan samyang, i love u sayang...

"Gimana sekolah kamu kajes?" Baru sampai ruang tamu, kajes sudah di tanyakan oleh sang prabu Rudi.

"Biasa aja" balas Kajes acuh hendak pergi begitu saja.

"Kamu kenapa selama satu bulan ini? Apa ada sesuatu yang membuat kamu berubah jadi lebih tidak sopan?" Tanya rudi menyesap kopi nya, Kajes menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah rudi.

"Apa ketidak sopanan aku mengganggu pikiran papa? Atau papa merasa kehilangan karena perubahan aku?" Ujar Kajes menaikkan salah satu alis nya.

"Pah gini yah, aku pernah semanja itu sama papah dan kak Kevano. Tapi yang nama nya pernah itu gk selama nya pah. Aku cape kalo harus bertingkah yang gak seharusnya aku lakuin, jujur aja aku dulu merasa haus akan perhatian dari papah juga kak kevano. Tapi saat itu aku sadar pah, kasih sayang juga cinta gak bisa di paksa in. Dan sekarang aku bertindak sebagai mana mesti nya, kalau papah mikir aku yang bunuh mama. Itu salah besar, nyata nya aku juga merasa kehilangan, kalau papah mau tau, aku pun mau punya sosok ibu yang mengajari aku bagaimana itu sulit nya hidup. Mengajari aku bagaimana itu cara melahirkan nanti nya, papah selalu bilang ke aku 'tidak sopan, tidak sopan, dan tidak sopan' tapi papah lupa, kalo aku gak pernah di ajarkan cara nya sopan santun oleh keluarga." Air mata kajes menggenang di pelupuk mata nya, sekali saja ia berkedip sudah pasti akan jatuh.

Rudi terdiam menatap anak nya, apa ia sejahat itu? Ia memang selalu berpikir kalau kajes lah yang membunuh istri nya saat itu, karena andai saja kajes tak lahir maka istri nya tidak mungkin meninggal.

"Dan satu lagi pah, mama meninggal karena takdir. Aku bukan tuhan yang sampe harus papah salahin, aku manusia pah yang juga mau hidup dan merasakan indah nya dunia. Aku pun pasti akan merasakan apa itu melahirkan, dan pasti. Ingat ini! Pasti aku juga bakal lebih mau anak aku hidup dan merasakan indah dan buruk nya dunia. Papah emang cinta pertama seorang anak perempuan, tapi bagi aku, papah juga luka pertama untuk anak perempuan nya."  Air mata sudah meluncur, Kajes pun berlari menuju undakan tangga menuju kamar nya.

Lagi, Rudi hanya diam menatap kepergian anak nya. Ia pun mulai merenung.

🌈🌈🌈

"Gila gila gila drama gua!! Ih andai tadi ada yang rekam, udah gua buat sw tuh kek nya. Pasti keren banget deh gua" saat kajes sudah menutup pintu kamar ia langsung mengipasi diri nya sendiri sambil berkata seperti itu.

"Ih kok gua bisa ngomong gitu? Omaygatt gua gak percaya banget sumpah!! Sisil sama naura harus tau sih ini." Dengan gesit Kajes mengambil handphone nya di dalam saku baju nya.

Lalu menyalakan nya dan langsung mendial panggilan grup.

"Halo, apaan jes nelpon-nelpon?" Terdengar suara Sisil yang pertama ia dengar.

"Iya tuh, kenapa jes?" Saut naura setelah nya.

"Guys tau gak sih? Tadi gua abis nge drama astaga." Heboh kajes tertawa, sedangkan di sebrang sana Sisil dan naura mengernyit.

"Drama apaan? Film apa yang lo mainin? Jangan bilang suara hati istri? Jadi pelakor yah lo?" Ceplos Sisil, kajes menghembuskan nafas nya kesal.

"Ini drama di keluarga gua anjir, bukan drama itu! Jangan ampe gua botakin yah pala lo sil." Kesal kajes, terdengar tawa di sebrang sana. Huh nyesel dia cerita ke kedua sahabat nya.

ʙᴇᴄᴀᴍᴇ ᴀɴᴛᴀɢᴏɴɪꜱ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang