BAG 26

9.2K 759 21
                                    

Kajes memasuki pekarangan rumah nya bersama Jovan di samping nya, mobil Sean masih terlihat di garasi.

Jovan menggenggam tangan Kajes untuk menyemangati.

"Inget Jes, kalo gue di macem-macem, lo yang tanggung jawab yah." Kajes memutar bola mata nya malas, sudah 5 kali Jovan bilang hal yang sama.

"Iya bangsat, berisik yah lo." Jovan cengengesan mendengar ucapan Kajes.

Sedangkan di dalam rumah, Sean menatap Rudi datar.

"Kamu tidak setuju jika anakmu menikah dengan saya?" Tanya Sean penuh penekanan, ia rasa nya ingin memukul lelaki tua di depan nya.

"Ya, anak saya masih harus mengejar mimpi nya dan saya rasa Kajes belum terlalu cukup umur." Kalau Kajes ada di hadapan nya, mungkin Kajes akan terkejut mendengar alasan Rudi.

Seorang Rudi memikirkan anak perempuan nya? Suatu keajaiban sekali.

"Apa yang ingin ia kejar akan saya turuti jika dia menikah dengan saya, apa kamu tidak mau anak mu bahagia?" Rudi diam lalu menghela nafas.

"Begini saja, biarkan Kajes yang memberi jawaban, dia yang berhak untuk menentukan semua nya."

Tak lama Rudi berkata seperti itu, Kajes datang sambil tersenyum.

"Loh Sean?" Kajes pura-pura terkejut sambil menutup mulut nya.

Sean yang melihat ada sesosok pria lain di samping Kajes pun mengernyit tak suka.

"Oh iya, pah kenalin ini Sukiman. Dia pacar aku." Jovan melotot, apa kata nya? Sukiman?! Hello nama nya sudah bagus-bagus kenapa di ganti Sukiman.

Jovan menatap Kajes seolah berkata 'kenapa nama nya di ubah' tapi Kajes hanya tersenyum.

"Sukiman?" Bingung Rudi sambil melihat ke arah Jovan.

"Iya pah, ini pacar aku loh." Mata Kajes melirik Sean yang kini sedang menatap nya dengan tatapan rumit.

"I-iya om, kenalin saya Sukiman hahahaha. Anu apa yah, saya beneran pacar Kajes om." Kata Jovan dengan tawa hambar nya, ia menyalimi tangan Rudi.

Rudi hanya mengangguk dengan wajah sedikit kaget, sejak kapan anak nya bisa mencari lelaki lain selain Saga?

Sean berjalan dan berdiri di samping Rudi dengan tangan yang di masukan ke dalam kantong celana, jangan lupa tatapan datar yang tertuju pada Jovan.

Tatapan Sean seakan mencemooh, bahkan Sean sedikit berdecih.

"Pah tau gak? Sukiman juga bawain papa makanan, iya kan sayang?" Kajes memiringkan wajah nya melihat Jovan yang menatap Kajes sambil tersenyum.

"Iya bener, nanti om, aku ambilin." Jovan balik untuk mengambil martabak yang kata nya makanan kesukaan papa Kajes.

Sedangkan Kajes langsung di serang dengan pertanyaan dari Sean.

"Apa kamu tidak bisa mencari lelaki yang lebih tampan?" Tanya Sean dengan senyum miring nya.

Kajes diam tak menjawab, ia memilih berjalan untuk duduk.

ʙᴇᴄᴀᴍᴇ ᴀɴᴛᴀɢᴏɴɪꜱ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang