BAG 17

15.3K 1.4K 69
                                    

"Kajes tunggu!" Kajes menghembuskan nafas lalu berhenti berjalan dan berbalik menghadap ke belakang, Saga dia berjalan pelan menghampiri Kajes.

"Kenapa sih lo ngehindarin gua terus? Apa ada cowo lain yang lebih menarik di hati lo?" Tanya Saga yang seperti nya sedang menahan amarah.

"Iya, kenapa? Gak suka?" Cerca Kajes menyeringai, ia tidak takut dengan Saga.

"Hm gitu? Ada yang lebih tampan dari aku? Siapa?" Dengan cepat Kajes menatap Saga, apa kata nya? Aku? Kata-kata menggelikan sudah keluar guys!!!

"Bukan urusan lo! Mau anak kucing kek, anak badak kek, itu urusan gua." Balas Kajes hendak pergi, tapi tangan nya di tahan oleh Saga.

Genggaman Saga di pergelangan tangan nya sangat kuat membuat Kajes meringis pelan.

"Kajes, aku gak suka kamu selalu menghindar kaya gini, balik kaya dulu lagi, aku bakal dengan senang hati mengulurkan tangan." Jijik sekali ucapan Saga ini, Kajes sampai melupakan sakit nya, ia sekarang malah sibuk ingin muntah karena ucapan puitis seorang Saga.

"Bacot, lepasin tangan gua! Atau gua teriak?!" Ancam Kajes melotot, sekolah kini sudah sepi, hanya ada beberapa siswa yang sedang menjalani ekstrakulikuler.

"Shut, aku gak takut." Saga menarik tangan Kajes, sampai sang empu menubruk tubuh nya.

Kajes berontak saat tangan Saga melingkar di pinggang ramping nya, memeluk dengan paksa dan kepala nya menyeruak masuk di lekukan leher.

"Lepas bangsat!" Tangan Kajes sedari tadi memukul dada Saga, tapi sepertinya Saga tak merasa kesakitan.

Sebelum seseorang menarik paksa Kajes dari pelukan Saga, di situ lah Kajes bernafas lega.

Arkan, yang menarik Kajes paksa adalah Arkan. Kali ini Kajes sangat berterima kasih kepada Arkan, tapi Kajes tetap saja merasa tak aman.

Apalagi kini ia berhadapan dengan dua orang yang harus ia hindari, setelah berterima kasih kepada Arkan. Kajes bergegas pergi menjauh.

Tapi Arkan berkata
"Balik sama gua" tanpa menunggu jawaban dari Kajes, Arkan langsung menarik tangan nya.

Saga menendang udara, nafas nya menghembus dengan cepat, rahang nya mengeras, ia tak boleh membiarkan Kajes di bawa oleh Arkan!

Dengan cepat Saga berlari menyusul kedua makhluk berbeda jenis itu yang sudah menjauh dan hilang di balik dinding koridor.

Sedangkan Kajes sedang menahan takut, ia harus menolak ajakan Arkan.

"E-em Arkan gua balik sendiri aja, l-lo gak perlu repot-repot." Arkan mengernyit mendengar ucapan Kajes, ada rasa tidak suka saat Kajes berkata seperti itu.

"Lo nolak?" Tanya Arkan menahan emosi nya yang mungkin bisa saja meledak saat itu juga.

"Iya, gua udah di jemput sama emmm pacar gua, iya pacar gua! Hahaha gua balik duluan, bye." Arkan tersenyum miring, Kajes Kajes Kajes.

"Pacar? Setau gua, lo gak ada pacar" tukas Arkan, Kajes yang baru berjalan beberapa langkah terhenti mendengar ucapan Arkan.

"A-ada! Siapa yang bilang? Asal itu." Tanpa berbalik lagi Kajes langsung berlari meninggalkan Arkan sendirian.

"Aneh" Arkan menampilkan smirk nya, Kajes berbohong.

🌈🌈🌈

"Takut banget ih, ngeri" Kajes bergidik sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Hay" astaghfirullah suara ini? Saga? Ngapain dia ke rumah nya.

Tak ingin melihat, Kajes pun menunduk sambil berjalan cepat menuju kamar nya yang berada di lantai 2.

ʙᴇᴄᴀᴍᴇ ᴀɴᴛᴀɢᴏɴɪꜱ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang