BAG 15

19.9K 1.6K 47
                                    

Jauh jauh jauh, soal nya kalo deket suka khilaf!

Kajes saat ini sedang berada di rooftop, ia duduk di sofa usang.

Jam istirahat ini ia benar-benar tak pergi ke kantin, alasan nya karena ia malas berdesak-desakan oleh banyak orang.

Brak

Pintu rooftop di gebrak dari luar, membuat Kajes reflek bangun dari duduk nya.

"Hm di sini ternyata" saga, ia duduk begitu saja, Kajes melongo.

Bagaimana bisa saga tau ia berada di rooftop, tidak mungkin Sisil dan naura kan yang memberi tahu? Kalau benar Kajes akan marah sih.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Kajes seraya kembali duduk, tapi ia membuat jarak.

"Mau istirahat bareng tunangan, salah?" Balas saga tersenyum yang menurut Kajes itu sangat mengerikan.

"Gak usah ngomong tunangan bisa? Gua geli denger nya." Sungut Kajes menampilkan wajah kesal nya, ia tak suka saat status nya dan saga di sebut.

Hah, apa ia putuskan saja status nya itu? Ya maksud nya menggagalkan pertunangan nya, Kajes terlalu malas kalau harus berhubungan dengan saga.

"Gak bisa, biar lo nginget terus sama status kita." Kajes memalingkan wajahnya, terlalu malas meladeni saga.

Hening, di antara Kajes dan saga tak ada yang mau memulai pembicaraan, kalau Kajes sudah jelas memang ia tak minat berbicara dengan saga, tapi kalau saga? Entah lah.

"Ekhem" deheman seseorang membuat Kajes maupun saga menoleh, ternyata Arkan yang sedang menatap ke arah dua manusia berbeda jenis.

"Arkan? Ya ampun, ngapain lo disini?" Tanya Kajes langsung karena terkejut.

"Gua mau bolos" jawab Arkan santai, apa orang pintar bisa bolos?

"Yaudah sini duduk Ar." Kajes menepuk sofa sebelah nya yang kosong, tanpa ba-bi-bu lagi Arkan pun duduk di sofa yang Kajes tunjuk.

"Lo mau bolos juga?" Lantas Kajes langsung menggeleng, ia kan mau membuat citra nya baik di mata semua orang.

Masa iya Kajes bolos, nanti rencana nya hancur yang ada.

Saga yang melihat Arkan merubah wajah nya menjadi sinis, mengganggu sekali.

Dengan sengaja, saga menyenderkan kepala nya di bahu Kajes.

"Awas saga, berat" Kajes mendorong kepala saga, tapi sang empu enggan menyingkirkan kepala nya.

"Gak" tolak saga masih menyenderkan kepala nya.

Arkan yang masih berada di sana pun menatap tak suka ke arah saga, Arkan menggenggam tangan Kajes lalu mencoba mengajak Kajes mengobrol.

"Jadi mau ikut bolos gak?" Kajes terdiam, ia menatap tangan nya yang di genggam Arkan.

Kata Jovan, Arkan itu cuek. Terus kenapa Kajes tak melihat letak ke cuek an Arkan? Awal bertemu memang cuek sih, tapi sekarang?

ʙᴇᴄᴀᴍᴇ ᴀɴᴛᴀɢᴏɴɪꜱ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang