Bab6-Kampung Halaman

2.2K 159 0
                                    

Sejatinya, kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Bahkan hujan pun tidak bisa memilih, dibagian bumi mana ia akan terjatuh.

@riyanti_

🌼

Satu minggu sudah berlalu. Kiya, Alesha, dan Akifah, sudah menghabiskan waktu berliburnya dengan baik. Tapi Kiya harus pulang dengan satu tujuan, yang belum ia dapatkan.

Mereka pulang hari minggu, satu hari lebih awal dari jadwal mereka pulang ke Garut. Karena Kiya akan memberi kejutan untuk orang tuanya di Desa.
Semua pakaian, dan barang-barang sudah dibereskan semua, bahkan mereka sudah pamitan dengan Bu Rahmi.

Mereka pulang menaiki mobil Bis. Disepanjang jalan, Alesha terus menatap keluar kaca karena merasa sedih harus pulang secepat ini, "Meni sedih pisan, padahal masih pengen tinggal disini,"

"Kamu emang gak kangen apa sama keluarga kamu?" tanya Akifah

"Ya kangen. Cuma asik aja tinggal disini, bisa main kemana-mana,"

Akifah melihat Kiya tertidur pulas di mobil, "Yaudah yah Sha, kalau Kamu masih pengen sedih-sedihan lanjutin aja! Aku mau tidur, biar pas bangun udah sampe," ujar Akifah, dia menyenderkan punggungnya, dan menutup mata

Alesha berdengus kesal, "Kok pada tidur sih, yaudah deh aku juga tidur."

Mereka tidur dengan lelapnya, hingga tidak terasa berjam-jam mereka diperjalanan, akhirnya mereka sampai di Garut.

Kiya, Alesha, dan Akifah pun pulang ke rumah masing-masing. Kiya mencoba mengetuk pintu rumahnya, namun tidak ada jawaban.

"Pada kemana, ya? Kok kaya sepi." Lirih Kiya

Kiya melihat jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, "Apa Ibu sama bapak masih di sawah? Biasanya jam segini udah di rumah." Batin Kiya

"Yaudah deh, aku coba cari aja ke sawah." Kiya menyimpan tasnya didepan pintu, dan bergegas menemui orang tuanya ke sawah

Kiya menyusuri setiap sudut pesawahan, dia mencari keberadaan orang tuanya, "Ibu, sama bapak mana sih?"

Hingga matanya berhenti tepat di saung pinggir sawah, "Itu mereka. Aku kejutkan aja deh, dari belakang saung." Ujar Kiya seraya tertawa kecil

Kiya berjalan mengendap-endap mendekati saung, agar tidak menginjak ranting atau apapun yang membuat berisik.

"Ibu, Bapak!" Teriak Kiya, mengagetkan Ibu, Bapaknya

Maryam yang terlihat kesal karena kaget, akhirnya tersenyum saat melihat ternyata putrinya yang mengagetkannya, "Neng! Ya Allah, kirain ibu teh siapa," Maryam bergegas memeluk Kiya erat

"Maafin Kiya Bu, Kiya cuma mau kasih kejutan aja. Kiya kangen banget sama Ibu, dan Bapak," balas Kiya

"Ibu juga kangen sama kamu, Neng." Maryam melepaskan pelukannya, tangannya memegang pipi putrinya itu, "Katanya kamu pulang besok senin?"

"Kiya sengaja pulang hari ini, biar kaya orang-orang gitu," balas Kiya seraya tersenyum

"Khem." Tiba-tiba Jaya mendahem karena merasa dicuekin, "Asik berdua aja, sama Bapak gak kangen nih?"

Kiya tersenyum, dan memeluk erat ayahnya, "Kiya juga kangeen banget sama Bapak,"

Jaya mengelus puncak kepala putrinya itu, "Yaudah, sekarang kita pulang, ngobrolnya di rumah aja,"

Kiya melepaskan pelukannya, "Hayu, Pak!"

Sampai di Rumah, Kiya mengambil tasnya yang dia simpan didepan pintu, "Kok tasnya gak dimasukin ke rumah, Neng?" Tanya Maryam

Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang