Bab2-Kebersamaan

3K 204 0
                                    

Berkunjung ke lipatan kisah dimasa silam, untuk memperoleh makna baru, lalu mengambil langkah baru untuk meneruskan mimpi.

@riyanti_

🌼

Setelah selesai membereskan kostsannya, Kiya, Alesha, dan Akifah tiduran diatas kasur mengistirahatkan tubuhnya.

"Capek banget," lirih Alesha

"Gerah lagi," Akifah mengambil sebuah kertas untuk dijadikan kipas

"Aku mah lapar," tambah Kiya, seraya memegangi perutnya

Akifah bangun dari tidurnya, dan mengelus-ngelus perutnya, "Sama, aku juga lapar. Kayaknya gak bakal nyaman juga kalau istirahat dalam keadaan lapar,"

"Iya nih, tadi kita teh lupa beli makan pas dijalan." Balas Alesha

Kiya pun bangun dari tidurnya, dan duduk disebelah Akifah, "Biar aku aja yang beli, kalian mandi duluan. Nanti biar pas aku kesini tinggal aku yang mandi, dan kita makan bareng,"

"Beneran? Mending sekarang kita mandi aja dulu, terus cari makan keluar," balas Alesha

"Gak papa, lagian deket kok. Kita beli makan di warung nasi aja yang tadi ada diseberang jalan,"

"Yaudah atuh, nih uangnya," Akifah pun mengambil uang dari dalam tasnya, dan memberikannya pada Kiya

"Nih uangku," Alesha juga memberikan uangnya pada Kiya

Kiya pun mengambil uang dari mereka, "Yaudah, aku keluar dulu. Kalian langsung mandi, jangan tiduran lagi,"

"Iya. Kamu hati-hati, ya!"

Kiya mengangguk seraya tersenyum, diapun pergi keluar untuk membeli makanan.
Kiya menyusuri jalan setapak sendiri, dia bersenandung kecil sambil melihat-lihat suasana Jakarta.

Didepan jalan, Kiya tidak sengaja melihat wanita setengah baya yang akan menyeberang tanpa melihat kanan kiri, sehingga tidak menyadari ada motor yang tengah melaju kencang.

"Bu, awas!" Teriak Kiya, dia berlari dan menarik wanita setengah baya itu hingga mereka terjatuh kesisi jalan

"Aww!" Lirih Kiya

"Bu, Ibu teh gak papa?" Tambah Kiya, dia langsung membangunkan Ibu tadi

"Gak papa Nak, makasih ya? Tadi Umi gak lihat kalau ada motor yang melaju,"

"Iya Bu, sama-sama. Lain kali ibu hati-hati, apalagi Ibu sendirian,"

"Iya, Nak. Jangan panggil Ibu, panggil aja Umi," ujar Ibu tadi seraya tersenyum

"Iya, Umi. Umi teh mau kemana? Biar Aku antar,"

"Umi mau nyeberang, kebetulan mobil Umi ada diseberang jalan sana," ujar Umi seraya menunjuk ke arah mobil diseberang jalan

"Kalau gitu biar aku bantu, Mi!"

Kiya pun memapah Umi sampai diseberang jalan, "Udah sampai Mi,"

"Makasih ya, Nak. Gak kebayang kalau tadi gak ada kamu,"

"Gak papa, Mi. Lagian aku juga seneng bisa bantu Umi,"

"Yaudah, Umi masuk mobil dulu ya?"

"Umi sendiri?" tanya Kiya

"Bareng anak Umi kok, Nak." Umi melihat kearah depan, namun tidak ada siapapun didalam mobilnya

"Umi gak papa?" tanya Kiya

"Enggak, ini kok anak Umi gak ada dimobil,"

"Mungkin lagi ke toilet, Mi. Mending Umi masuk mobil aja, aku juga harus pergi,"

Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang