Bab38-Yang Ternyaman

2.1K 143 1
                                    

Denganmu, aku menemukan kebahagiaan yang selama ini aku cari.

@riyanti_

🌼

Hari semakin menjelang sore, keluarga Kiya pun pamit untuk kembali pulang ke Garut. Kiya dan keluarga Ibrahim pun mengantarkan Jaya, Maryam, dan yang lainnya sampai di gerbang Pesantren.

"Neng, bapak sama Ibu pamit pulang dulu. Kamu disini baik-baik ya, nurut sama suami, jadi istri yang baik," ujar Jaya

"Iya pak, insyaallah. Bapak sama Ibu jaga kesehatan, kabari Kiya kalau ada apa-apa," balas Kiya, matanya mulai berkaca-kaca

"Kok malah nangis sih," celetuk Deni

"Enggak kok, aku gak nangis," Kiya langsung menghapus air matanya yang sebenarnya belum keluar

"Jangan nangis! Insyaallah, nanti Ibu, sama Bapak main kesini lagi," ucap Maryam

"Iya, Bu."

"Nak Aziz, bapak titip Kiya, bimbing terus dia. Maafin kalau sering berbuat salah, dia masih perlu banyak belajar," ujar Jaya

"Iya pak, bapak tenang aja. Insyaallah Kiya disini aman, Aziz bakal jagain Kiya," balas Aziz

"Yaudah, keburu sore. Akifah, Alesha, ayok masuk ke mobil!" Titah Maryam

Alesha dan Akifah pun berpamitan dulu pada Kiya, "Kita pulang dulu ya, jaga diri baik-baik. Jangan lupa sering kasih kabar," ujar Akifah dan Alesha seraya memeluk Kiya

"Iya. Kalian juga jaga diri baik-baik!" Balas Kiya. Akifah dan Alesha pun masuk kedalam mobil

"Pak, Bu, kita pamit dulu, assalamualaikum?" ucap Maryam pada Ibrahim, dan Lastri

"Waalaikumsalam." Jawab Ibrahim, Lastri, Kiya, dan Aziz

Mobil pun mulai menjauh dari pandangan Kiya. Sebisa mungkin, Kiya menahan tangisnya agar tidak pecah. Sulit bagi Kiya harus pisah dengan keluarga, dan sahabatnya, tapi bagaimanapun istri harus ikut dengan suaminya.

"Ayok Nak, kita kembali ke rumah!" Ajak Lastri

Kiya pun tersenyum, dan mengangguk. Lastri mengajak Kiya dan Aziz kerumahnya, "Ke rumah umi dulu ya, kita ngobrol disana,"

"Iya, Mi."

Sampai di rumah, Lastri pun mengajak Kiya duduk, "Duduk, Nak! "

"Alhamdulillah, Abi bersyukur akhirnya Abi punya menantu juga." Ucap Ibrahim

Kiya hanya tersenyum. Betapa bersyukurnya Kiya mendapatkan mertua yang mau menerima, dan menyayanginya dengan tulus.

"Abi jadi inget pas dulu melamar umi, hampir persis kaya kamu. Awalnya umi tuh nolak, karena katanya malu. Masa iya anak Desa yang biasa, nikah sama Ustadz yang berpendidikan tinggi. Mana posisinya dulu, umi kamu itu santri Abi, dan Abi sering banget kasih hukuman kecil ke umi kamu, biar Abi bisa lihat umi kamu terus," goda Ibrahim sembari tertawa kecil

"Iyakan dulu banyak banget yang suka sama Abi kamu, mana dari anak ajengan semua. Umi kan minder ya, cuma santri biasa, tiba-tiba dilamar anak Apa," balas Lastri

Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang