Secepat itu pertemuan, sesingkat itu perpisahan, dan sesulit itu mengikhlaskan. Namun, Allah tidak akan mempertemukan dua orang, tanpa alasan dan tujuan.
@riyanti_
🌼
Kiya yang masih belum siap bertemu dengan ayahnya, dia memilih keluar diam-diam lagi dari kamarnya. Pukul 08:20, Kiya keluar dari kamarnya lewat jendela. Dia juga udah meminta Alesha, dan Akifah untuk menemuinya ditempat yang biasa, sambil membawa makanan untuk dia.
"Maafin Kiya Bu, Kiya udah nakal kaya gini. Tapi Kiya masih belum siap ketemu sama bapak." Lirihnya, dia menutup kembali jendela kamarnya, dan bergegas lari menjauh dari rumahnya
Sampai di sawah, Kiya menghembuskan nafasnya lega, "Alhamdulillah sampai juga. Tapi Alesha, sama Akifah mana ya?"
Kiya turun dengan hati-hati menuju saungnya. Untungnya suasana di sawahnya selalu sepi, karena orang-orang masih belum panen padi. Jadi jarang banget orang-orang ke sawah, termasuk ayah, dan ibunya.
"Sambil nunggu dua temenku yang lama itu, mending aku nulis rangkaian alur dulu buat lanjutin ceritaku." Kiya membuka buku catatannya, dan menulis dengan serius
"Assalamualaikum?" Ucap seseorang dari samping
"Waalaikumsalam, kalian kok lama bang--" perkataannya terhenti. Saat Kiya berbalik, ternyata bukan kedua sahabatnya yang datang
Mata Kiya membulat sempura, tubuhnya seakan kaku tak percaya dengan siapa yang tengah ada dihadapannya, "Ka-kamu?" Kiya beranjak dari tempat duduknya
Dia menepuk-nepuk pipinya, "Sadar Kiy, sadar! Halu kamu kok kebangetan banget sih," lirihnya
Kiya menutup matanya, dia menarik nafasnya pelan, "Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, apa aku masih tidur, dan sekarang aku sedang mimpi?" ujarnya, Kiya membuka satu matanya untuk mengintip
"Tapi dia masih ada dihadapanku." Batin Kiya
Aziz yang masih berdiri, merasa bingung dengan tingkah wanita yang ada dihadapannya, "Maaf, kamu kenapa ya?"
Seketika Kiya kaget, "Dia bicara lagi, aku harus gimana? Apa ini emang nyata?" Batin Kiya lagi
Perlahan Kiya membuka kedua matanya, jantungnya berdetak begitu kencang, tangannya pun mulai terasa dingin, "Kamu, kamu--"
Aziz mengerutkan keningnya bingung, "Apa kamu kenal sama saya? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Aziz
Kiya menggeleng cepat, "Enggak, belum. Maksud aku tuh, kamu siapa? Kok bisa ada disini?"
"Saya Aziz, saya kesini mau naro kertas ini, apa ini punya kamu?" Aziz memberikan kertas itu pada Kiya
Dengan tangan gemetar, Kiya mengambil kertasnya dari tangan Aziz, "Biar aku lihat dulu," Kiya membuka isi kertas itu, dan benar itu memang kertas miliknya
"Inikan, kenapa bisa ada padanya?" Batin Kiya
"Maaf. Apa itu milikmu?" tanya Aziz lagi
"Iya, ini emang punyaku. Kok bisa ada di kamu?"
"Kemarin pas saya lagi jalan-jalan sendirian, gak sengaja lihat kertas itu dibawah gubuk ini. Gak tahu kenapa, saya malah membawanya pulang, dan membacanya. Niatnya sekarang saya mau simpan lagi disini, tapi saya lihat ada orang, siapa tahu ini milikmu. Saya minta maaf kalau sudah tidak sopan, tapi sekarang saya sudah kembalikan kertas itu padamu, jadi saya harap kamu bisa memaafkan saya," ujar Aziz menjelaskan
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅
SpiritualAdzkiya Naila Askanah Sakhi, gadis Desa yang menyimpan perasaan pada satu sosok laki-laki yang bahkan dia juga belum mengenalnya. Disalah satu majlis saat dia mengikuti pengajian rutin, Adzkiya mulai mengagumi salah satu mubaligh dimajlisnya. Namun...