Tak peduli senja yang menyenangkan mata, atau mendung yang kelabu. Aku tetaplah langit, yang akan menerima warnamu.
@riyanti_
🌼
Kiya termenung didepan jendela, dia terus memandangi para santri yang lalu lalang diluar, "Sekarang aku jadi takut kalau bertemu dengan santrinya a Aziz, aku takut dengan pandangan mereka yang seakan sedang membandingkan ku dengan Aisyah." Lirihnya
Kiya menggeleng cepat, "Astagfirullah! Aku gak boleh ngomong kaya gitu, gak semua sifat orang itu sama. Dan wajar aja kalau mereka membicarakanku, karena memang ini terlalu tiba-tiba disaat a Aziz yang tadinya mau dijodohkan sama Aisyah."
"Kiya!" Ucap Aziz seraya memegang pundak Kiya
"Astagfirullah, aa kok tiba-tiba ada disini?" ucap Kiya kaget
"Kamu kenapa? Baru saya pegang, kamu udah sekaget ini? Dan kamu sedang apa berdiri didepan jendela?"
"Aku, aku cuma iseng aja liat-liat santrinya aa, maaf."
"Apa ada yang lagi kamu pikirin? Kamu keliatan sedih, kenapa?"
Kiya menggeleng, "Enggak kok a, aku gak papa."
"Kalau gak ada apa-apa, kamu gak mungkin sefokus tadi ngelamunnya, sampe kamu gak sadar kalau saya menghampiri kamu,"
"Aku gak mungkin cerita, nanti disangkanya aku pengaduan lagi." Batin Kiya
"Aku gak papa kok a, beneran." Balas Kiya
Aziz meraih tangan istrinya itu, dan mengajaknya duduk di kursi, "Cerita sama saya, apa ada hal yang membuat kamu sedih disini?" tanya Aziz lembut, tapi Kiya hanya menggeleng tanpa menjawab
Aziz menghela nafas panjang, "Kalau ada apa-apa, cerita! Kalau kamu mendam sendiri terus, kapan saya bisa mengambil peran sebagai pundak yang paling nyaman untuk bersandar?" ujar Aziz lembut
"Sebenarnya, kemarin pas aa nyuruh bikin teh, tehnya abis, terus aku minta sama umi. Pas aku lagi di rumah umi, aku gak sengaja denger pembicaraan santriyah yang lagi piket di rumah umi, mereka lagi membicarakan aku sama Aisyah. Katanya kenapa aa gak nikah sama Hafidzah Aisyah? Malah nikah sama aku. Terus, mereka mempertanyakan siapa aku. Aku asal mana, dulu mondok dimana, dan apa aku juga seperti kaya Aisyah, yang Hafidzah 30 juz. Tapi aa jangan marah ya, apalagi negur mereka, aku gak papa kok," ujar Kiya menjelaskan
Aziz mengelus lembut pipi istrinya itu, "Saya minta maaf, kalau murid saya sudah membuat kamu jadi sedih. Tapi akan saya pastikan, itu akan menjadi yang pertama, dan terakhir kalinya,"
"Gak papa kok a, aku juga sadar diri. Maaf ya, kalau aku sering merasa insecure, aku memang gak sesempurna Ais--"
"Suut!" Aziz menempelkan telunjuknya dibibir Kiya, "Dengerin saya, ya!" Tambahnya sembari menurunkan telunjuknya
"Ada kalimat dalam kitab Al-Adzkar An-Nawawi, bunyinya kaya gini,
لن ينال الله لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى منكم.
Yang artinya, Allah tidak akan pernah memandang makhluknya dari dagingnya, dan Allah tidak akan pernah memandang makhluknya dari darahnya. Tapi Allah akan memandang semua makhluknya dari ketaqwaannya. Jadi, tidak peduli bentuk rupa manusia itu seperti apa. Dimata Allah, kita sama, dan semua wanita cantik. Begitupun laki-laki, semuanya sama, dan semua tampan dalam pandangan Allah. Yang penting kita mau belajar, dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Jangan hiraukan lagi omongan orang tentang apapun yang membuat kamu sakit, karena bagiku kamu adalah wanita tercantik, dan terbaik dalam hidupku. Satu pesan saya untuk kamu, Jadilah yang terbaik, demi Dzat yang maha baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅
SpiritualAdzkiya Naila Askanah Sakhi, gadis Desa yang menyimpan perasaan pada satu sosok laki-laki yang bahkan dia juga belum mengenalnya. Disalah satu majlis saat dia mengikuti pengajian rutin, Adzkiya mulai mengagumi salah satu mubaligh dimajlisnya. Namun...