Seperti bab terakhir dalam sebuah cerita.
Padamu, pulangku menuju. Muhammad Al-Aziz Ade Ibrahim;)Terimakasih telah menjadi salah satu warna, dalam lembaran kehidupan baru saya. Adzkiya Naila Askanah Sakhi;)
°^°
Hari silih berganti, waktu berputar dengan cepat. Dan tak terasa usia pernikahan Kiya dengan Aziz, sudah menginjak 8 bulan.
Banyak kebahagiaan yang sudah Kiya lalui bersama Aziz. Dengan sikap Aziz yang begitu lembut dan penyayang, membuat Kiya merasa damai dan aman dalam genggamannya.Kiya yang baru setengah membereskan rumahnya, berhenti sebentar untuk istirahat. Kiya duduk di kursi, dan meluruskan kakinya, "Ya Allah, kok akhir-akhir ini kalau beraktifitas capeknya kerasa banget, ya. Padahal baru juga setengah beresin rumah, tapi capek banget, mana badan pegel-pegel lagi." Ujar Kiya
"Assalamu'alaikum?" Ucap Aziz yang baru saja pulang mengajar
"Wa'alaikumsallam, udah pulang Mas?" Ucap Kiya, dia menurunkan kakinya dan menyalami suaminya
Aziz mengusap puncak kepala Kiya, dan duduk disebelahnya, "Udah. Kamu kenapa? Kamu sakit?"
"Enggak kok, Mas. Aku sedikit kecapean aja, tadi habis beresin rumah,"
"Kan sudah saya bilang, biarkan santriyah yang piket disini, bantu kamu,"
"Biasanya juga aku bisa beresin rumah sendiri, cuma emang akhir-akhir ini kerasa aja capeknya,"
"Yaudah, biar saya suruh ceu santri aja yang piket disini. Sekarang kamu tolong bikinin saya teh, nanti kamu tolong anterin kebelakang rumah. Saya mau lihat mang santri yang lagi kuras kolam ikan dulu,"
Kiya tersenyum, "Iya mas, nanti aku anterin kebelakang."
Aziz pun mengelus lembut pipi istrinya itu, dan berjalan keluar rumah. Aziz memanggil salah satu ceu santriyah, "Ceu Nida!"
Santriyah itu pun menunduk, dan berjalan menghampiri Aziz, "Iya, Gus?" ucapnya
"Tolong nanti kamu bilangin sama Roisah, buat jadwalin yang piket di rumah saya. Dan hari ini, kamu ajak siapa saja buat piket di rumah bantuin istri saya,"
"Baik, Gus." Balas Santriyah itu, Aziz pun berlalu pergi kebelakang rumah
Aziz melihat para santrinya yang tengah menguras, dan membersihkan kolam ikan.
"Mang Andi! Gimana dengan ikan yang dibeli, apa udah ada?" tanya Aziz pada salah satu santri yang tengah menguras kolam
"Belum sampai Gus, tadi kata Ustadz Ali masih dijalan,"
"Oh yaudah, kalian terusin lagi ngurasnya." Ujar Aziz
Aziz duduk di kursi sambil melihat para santrinya, "Ini Kiya mana, kok lama bawain tehnya."
"Assalamu'alaikum, Gus?"
Aziz pun beranjak dari duduknya, "Wa'alaikumussalam. Ustadz Rehan? Kapan kesini?"
"Barusan."
"Yaudah, duduk!" Ajak Aziz
Mereka pun duduk, sambil ngobrol santai.
"Dikuras lagi ni kolam?" tanya Ustadz Rehan
"Iya. Sengaja mau dimasukin ikan lagi, jadi kuras dulu aja,"
"Gimana kabar Aisyah, kamu tahu gak?"
Aziz menatap sinis temannya itu, "Saya ingatkan sekali lagi, jangan pernah bahas Aisyah disini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅
SpiritualAdzkiya Naila Askanah Sakhi, gadis Desa yang menyimpan perasaan pada satu sosok laki-laki yang bahkan dia juga belum mengenalnya. Disalah satu majlis saat dia mengikuti pengajian rutin, Adzkiya mulai mengagumi salah satu mubaligh dimajlisnya. Namun...