Percayalah, mengenalmu dalam hidupku, adalah satu dari beribu takdir Tuhan yang begitu indah.
@riyanti_
🌼
Hari semakin malam, Aziz yang susah terlelap, akhirnya terbangun kembali dari tidurnya. Pukul 01:20 dini hari, Aziz menatap langit-langit tanpa berkedip. Mencoba membuat matanya lelah agar tertidur.
"Ayok dong tidur!" Ucapnya pada diri sendiri
Aziz mencoba mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan cepat, diapun mulai merasa ngantuk, dan akhirnya tertidur.
Satu jam berlalu, Aziz kembali bangun di jam 02:47 untuk melaksanakan shalat tahajud. Meski matanya masih merasa ngantuk karena susah tidur, tapi dia selalu mencoba memaksakan dirinya untuk bangun dan shalat sunah tahajud.Aziz mengambil wudhu, dan mulai melaksanakan sholat sunah tahajud.
Diheningnya malam, diantara orang-orang yang tengah tertidur lelap, Aziz menengadahkan kedua tangannya diakhir salam, "Ya Allah engkau tahu, hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaanmu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalangku untuk mencium surgamu. Jika engkau masih mau mengujiku dengan mempertemukanku dengannya, berikan aku kekuatan untuk sejenak melupakannya. Bukan karena aku tidak mencintainya, tapi aku ingin menunggu waktu dimana aku siap, dan engkau pun sudah meridhainya, aamiin." Lirihnya, dia mengusapkan kedua tangannya pada wajahnyaAziz mengambil Al-Qur'annya, dia membaca Al-Qur'an dengan suara sedikit pelan, agar tidak mengganggu orang-orang yang tengah tertidur.
Selalu ada ketenangan saat Aziz membaca Al-Qur'an. Seakan masalah dan kegelisahan, hilang seketika. Memang hanya mendekatkan diri pada Allah, semuanya seakan membaik lagi.
Aziz tak melanjutkan tidurnya, dia terus menyibukkan dengan berdzikir sambil menunggu waktu subuh....
Kiya yang masih terlelap dalam tidurnya, akhirnya terbangun karena badannya semakin merasa tidak enak badan. Kepalanya yang mulai terasa pusing mencoba bangun dari tidurnya, karena ingin buang air kecil. Kiya yang masih setengah sadar, mencoba melihat jam dinding yang berada disamping, "Jam 03:05?" Lirihnya, Kiya beranjak dari tidurnya, dan masuk kedalam kamar mandi
Selesai buang air kecil, Kiya sekalian mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud, "Dingin!" Ucapnya, saat keluar dari kamar mandi
Kiya mengambil mukenanya diatas lemari, dia menghamparkan sajadahnya, dan memakai mukenanya.
Diakhir salam selesai shalat, Kiya tidak lupa menyelipkan Do'a untuk dirinya sendiri, "Ya Allah, aku takut dengan diriku sendiri. Tolong jangan jauh-jauh, jika nantinya langkahku yang mulai menjauhimu. Jika hati, sifat, dan sikapku mulai angkuh, tolong tegur dengan kasih sayangmu. Karena sungguh, aku masih tertarik dan sering terjatuh. Sungguh, aku ingin terus berada dalam pelukmu, Aamiin." Lirihnya, dia mengusapkan kedua tangannya pada wajahnya
Kiya membereskan kembali sajadah, dan mukenanya. Kiya yang merasa tidak mengantuk lagi, akhirnya mencari kesibukan untuk menunggu waktu subuh.
"Aku nulis aja, deh." Kiya mengambil buku Diary-nya didalam laci, dia membuka lembar yang kosong untuk menuliskan sesuatu
Kertas putih, aku ingin kembali menorehkan tinta padamu. Boleh, ya?
Kamu tahu? Aku memang mengaguminya, dan selebihnya terserah Allah. Untuk saat ini, hanya cukup melihatnya dari jauh, dan sebatas mengaguminya, tapi tidak untuk memilikinya. Kalo jodoh bisa memilih, sudah pasti aku akan sedikit memaksa untuk memilihnya sebagai jodohku. Tapi aku sadar, semuanya balik lagi pada takdir sang pencipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅
EspiritualAdzkiya Naila Askanah Sakhi, gadis Desa yang menyimpan perasaan pada satu sosok laki-laki yang bahkan dia juga belum mengenalnya. Disalah satu majlis saat dia mengikuti pengajian rutin, Adzkiya mulai mengagumi salah satu mubaligh dimajlisnya. Namun...