Datanglah, hanya jika kamu benar-benar siap. Selagi belum, sibuk mempersiapkan diri itu jauh lebih baik. Daripada berlabuh, lalu pergi dan menyisakan luka.
@riyanti_
🌼
Delapan bulan sudah berlalu, dan besok adalah tanggal satu, diawal Januari di tahun yang baru. Ditanggal 31 Desember terakhir, banyak yang harus Kiya pertimbangkan kembali, tentang keyakinannya yang masih ada pada sosok Aziz.
Diwaktu yang cukup lama kemarin, Kiya menyibukkan dirinya untuk meminta petunjuk terbaik, dan tetap saja perasaannya masih ada untuk Aziz. Tapi disisi lain, selama itupun Kiya mencoba dekat dengan Riski, tapi hatinya tak pernah bisa suka pada Riski. Meski begitu banyak kebaikan yang sudah Riski berikan untuknya, dan juga keluarganya.
Kiya berdiri termenung didepan kalender yang terpajang di dindingnya. Delapan bulan disetiap tanggal sudah dipenuhi coretan pulpen, dan tersisa satu tanggal lagi yang akan Kiya coret.
Tangan Kiya sudah memegang pulpen, bersiap untuk mencoret kalender kembali, "Aku akan memutuskan pilihan, yang saat ini masih aku genggam dengan penuh keyakinan. Meski aku tidak tahu kapan a Aziz kembali, tapi aku yakin dia akan menemuiku, dan menepati janjinya." Lirihnya
"Meski aku tahu, a Riski begitu baik, bahkan keluarganya pun sudah banyak membantu keluargaku. Tapi hati dan perasaanku, tidak bisa mencintai a Riski. Malah aku seperti orang bodoh, karena aku terus dekat dengan yang bukan mahramku, dan itu dilakukan secara sengaja. Ya Allah, apa aku masih pantas untuk a Aziz?" Kiya meremas pulpennya keras
"Nanti malam, aku harus memilih satu pilihan. Dan kalau aku ingin memilih a Aziz, aku harus memperkenalkannya pada bapak. Meski aku tahu, bapak pasti akan marah nantinya."
Dengan penuh keyakinan yang sudah matang, Kiya bergegas keluar kamar untuk menemui Ayah dan Ibunya.
Kiya duduk disebelah Jaya, dia menghela nafas panjang, "Gimana neng, kamu udah siapkan buat nanti malam?" tanya Jaya
"Insyaallah, Kiya udah siap pak." Balas Kiya
"Bapak harap, kamu tidak mengecewakan bapak. Karena yang bapak lihat dari beberapa bulan terakhir, hubungan kamu sama Riski semakin baik, dan juga sudah dekat." Ujar Jaya
"Karena yang bapak lihat, hanya sekedar bentuk menghargai kebaikan a Riski, dan tidak lebih." Batin Kiya
"Neng, kalau ada yang mau kamu bicarakan, bicara saja. Kita gak akan memaksa apa yang gak kamu suka, cuma mungkin kita harus lebih bisa menghargai kebaikan yang sudah diberikan oleh Riski, dan juga keluarganya," tambah Maryam
Kiya tersenyum tipis, "Iya Bu, Kiya paham."
"Delapan bulan yang bapak lihat, meski kadang kalian suka bentrok, tapi beberapa bulan terakhir kalian sudah semakin dekat. Bapak harap, waktu yang bapak berikan selama itu, bukan waktu yang sia-sia. Nanti malam penentu pilihanmu, jadi bapak tegaskan lagi, jangan kecewakan bapak. Karena besok sudah tanggal satu Januari diawal tahun, jadi bapak pengen kamu secepatnya menikah ditahun ini," ujar Jaya menjelaskan
"Iya Kiya paham, nanti Kiya akan memberikan keputusan. Soal mengecewakan atau tidaknya, Kiya harap bapak bisa paham posisi Kiya. Kiya izin mau ketemu Alesha dan Akifah dulu, Assalamualaikum?" Ujar Kiya, dia pun menyalami tangan Jaya dan Maryam lalu beranjak pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅
SpiritualAdzkiya Naila Askanah Sakhi, gadis Desa yang menyimpan perasaan pada satu sosok laki-laki yang bahkan dia juga belum mengenalnya. Disalah satu majlis saat dia mengikuti pengajian rutin, Adzkiya mulai mengagumi salah satu mubaligh dimajlisnya. Namun...