Bab27-Masih tetap kamu

1.4K 97 0
                                    

Semoga Allah meridhai kerinduanku terhadap salah satu makhluk-Nya, serta merestui perasaanku terhadap salah satu makhluk-Nya.

@adzkiya_

🌼

Selesai mengantarkan Kiya dan orang tuanya, Riski pamit langsung pulang, "Om, tante, aku mau langsung pulang," ujar Riski

"Gak mau mampir dulu?" tanya Jaya

"Nanti aja om, soalnya Riski masih ada urusan. Makasih udah mau datang, dan makan bersama di Rumah,"

"Iya, sama-sama. Makasih juga udah ngundang kita, lain kali kamu dan papah kamu yang makan disini,"

"Iya, om. Kalau gitu aku pulang dulu, assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam."

Selepas kepergian Riski, Kiya langsung masuk kedalam Rumah.

"Kiya! Bapak mau bicara sebentar sama kamu," panggil Jaya. Kiya menghentikan langkahnya, diapun berbalik, "Nanti aja ya pak, Kiya mau istirahat dulu." Balas Kiya, diapun berlalu masuk kedalam kamar

Jaya hanya menggeleng pelan. Diapun duduk di kursi, sembari menghembuskan nafasnya gusar, "Kenapa lagi, pak?" tanya Maryam seraya duduk disebelah Jaya

"Bapak gak paham sama pikiran anak kita, apalagi yang dia cari? Dia udah matang buat menikah, dan Riski juga udah menyampaikan niat baiknya ingin melamar anak kita. Riski anak yang baik, kaya, dan juga ganteng, apa yang kurang dari Riski? Kalau memang soal Kiya yang belum bisa mencintai Riski, kan seiring berjalan waktu, dia juga pasti bakal cinta sama Riski," ujar Jaya

Maryam tersenyum, "Pak, kitakan gak tahu apa yang dirasakan Kiya. Prinsip kita sama Kiya itu beda. Sekuat apapun kita memaksa, ya Kiya tetap pada pendiriannya. Belajar menerima orang yang baru dikenal itu gak gampang, perlu adaptasi, dan perlu meyakinkan dulu, apa dia emang tulus, atau sebaliknya,"

"Tapi Riski kan anak temen bapak, sudah pasti Riski anak yang baik, dan juga bertanggung jawab pada pasangannya,"

"Iya, Ibu juga percaya. Tapi kita juga tidak bisa memaksakan Kiya, biarkan dia memilih pilihannya sendiri. Tugas kita, hanya mendo'akan yang terbaik untuk Kiya, apapun keputusannya." Tambah Maryam

...

Seketika air mata Kiya mengalir membasahi pipinya, saat mendengar pembicaraan orang tuanya dari balik pintu kamarnya. Kiya tak habis pikir dengan jalan ayahnya, yang terus saja memaksa menerima lelaki yang tidak dia cintai.

"Aku tahu, Bapak hanya ingin yang terbaik untuk Kiya, tapi tidak dengan cara memaksa. Jika bapak hanya mengaitkan kebahagiaan dengan harta, lalu bagaimana dengan ibadah yang akan Kiya arungi dengan pasangan Kiya nanti? Bukankah pernikahan itu adalah ibadah terpanjang? Jika bukan surga, mau dibawa kemana lagi? Dunia bukan tujuan, tapi hanya tempat singgah." Kiya menarik nafas panjang, "Hakikatnya, makmum itu mengikuti Imam. Aku juga ingin bersama dengan dia, yang juga paham Agama. Meski aku tahu, aku hanyalah wanita yang faqir Ilmu." Tambahnya

Kiya bergegas ganti baju, dan keluar untuk mencari udara segar.

"Neng, kamu mau kemana?" tanya Maryam, saat melihat Kiya keluar dari kamarnya

Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang