Bab26-Sekedar Menatap

1.5K 108 2
                                    

Senyap dalam diam, riuh dalam Do'a.
Wahai sepotong hati yang merindu, namun enggan untuk menyapa.

@riyanti_

🌼

Mentari kembali menyapa, Kiya membuka gorden jendela kamarnya, membiarkan sinar matahari masuk kedalam kamar.

Kiya duduk di kasur, dia mengusap wajahnya gusar, "Semalam aku mimpi gak, ya? Perasaan aku gak mimpiin a Aziz lagi." Ujarnya

"Apa ini petunjuk, kalau memang bukan a Aziz pilihannya? Tapi kemarin-kemarin kenapa aku mimpiin a Aziz?"

Seketika Kiya ingat dengan surat pemberian Lastri kemarin, "Oh iya, surat dari umi kemarin dimana, ya?" Lirih Kiya, dia mencari surat yang belum sempat Kiya baca kemarin

Kiya mengobrak abrik laci, dan juga lemari, "Kok gak ada. Dimana, ya?" Kiya terus mengingat dimana kemarin dia menyimpan surat itu, "Disaku gamis." Kiya bergegas mengambil gamis yang akan dia cuci dikamar mandi, "Untung belum aku cuci gamisnya." Lirihnya seraya mengambil kertas itu dari saku

Kiya kembali ke kamarnya, dia diam didepan jendela sembari membaca isi suratnya:

Assalamu'alaikum?
Maaf kalau saya tidak sopan, dengan memberikanmu selembar kertas ini. Tapi akan saya persingkat, dari panjangnya pernyataan yang akan saya sampaikan. Mungkin kamu sudah tahu dari umi, apa maksud saya mengirim surat ini. Tapi biar saya persingkat saja, atas nama Allah saya ada niatan serius untuk melamarmu. Tapi untuk sekarang, saya harus pergi ke Kairo memenuhi panggilan guruku, dan entah berapa lama saya disana. Tapi jika Allah masih berkehendak, kelak saya akan kembali menemuimu, dan melamarmu.

Jika dalam menunggu saya terasa lama, maka menikahlah bila ada laki-laki yang baik agamanya. Bila kamu masih ingin, dan yakin untuk menunggu saya hingga nanti saya kembali, tunggulah sejenak! Saya akan menemuimu setelah semua persiapan selesai. Percayalah, insyaallah saya tidak akan ingkar janji.

Jika kamu punya banyak pertanyaan dari apa yang saya sampaikan, simpan dengan rapi pertanyaan itu, hingga nanti saya akan menjawabnya kembali.

Wassalamualaikum

Tertulis, AlAziz

Derai air mata kembali membasahi pipinya, "Apa yang aku baca ini benar dari a Aziz? Atau aku masih tertidur, dan ini hanya mimpi?" Ucapnya, dia mencubit tangannya sendiri, "Aww, sakit. Berarti ini memang nyata." Tambahnya

"Kamu benar a, memang banyak banget pertanyaan yang ingin aku tanyakan." Ujar Kiya

"Kiya! Kamu didalam?" Seru Maryam dari luar kamar

Kiya menghapus air matanya gusar, dia bergegas menyimpan suratnya kedalam laci, "Iya Bu, masuk aja!"

"Kiya, kamu siap-siap sekarang kita akan pergi," ujar Maryam saat masuk kedalam kamar Kiya

"Mau kemana, Bu?"

"Diluar udah ada Riski, dia ngajak kita makan bersama di rumahnya,"

"Kok dadakan banget, Bu? Kiya juga belum siap-siap,"

"Ibu juga gak tahu, tapi sekarang kamu siap-siap aja dulu. Kasihan Riski udah jauh-jauh kesini,"

Istikharah Cinta (LENGKAP) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang