Awalan - Supernova

2K 367 513
                                    

Waktu hampir menuju pukul satu. Kedua insan di sana masih diam terpaku. Diam membeku bak dibelenggu oleh sesuatu. Dan mereka tak bisa menduga apakah yang mengganggu itu.

Sejak pertemuan tak terduga dulu, mereka telah mengikat janji semu 'tuk saling temu tiap langit menjadi kelabu. Sang dara tak tahu alasannya, sebab yang menentukan ialah sang taruna di sana.

Namanya Bintang Narandanu.

Kehidupan Bintang memang seorang bintang. Ia benar-benar bersinar terang benderang. Namun banyak orang tak tahu bahwa ia hidup di dalam bayang-bayang.

Kedua netra Jia terus berpaku pada pemuda yang tak jauh dari sana, memerhatikan tiap gerak-gerik Bintang yang mungkin saja melakukan hal di luar duga.

Jarak mereka bisa dikira-kira sepuluh meter. Akan tetapi yang Jia rasa, ada dinding tinggi yang memisahkan mereka berdua. Bintang terasa sudah pergi sangat jauh, walau raganya masih berada di sini.

Kala kedua manik Jia menyipit 'tuk memerhatikan Bintang lebih rinci, napasnya seakan tercekat lantaran Bintang berdiri di tempat yang tak semestinya. Hanya beberapa senti lagi sampai semua tentangnya berakhir.

"Bintang ... selamat ulang tahun."

Bintang menoleh seraya memperlihatkan senyumnya paling hangat. Senyum yang Jia tahu mengandung banyak arti. Berikut sepasang mata hitam yang berbinar namun diiringi arus likuid di kedua ujungnya.

"Terima kasih. Terima kasih telah mengucapkan kata itu di hari terakhir kita bertemu."

Ucapannya terdengar rancu di rungu Jia, apa maksudnya? Apa ia akan pergi jauh? Ataukah, tentang perkataannya dulu?

"A-apa maksud lo? Apa ...." Jia tidak bisa melanjutkan kalimat, sebab kini semua kata telah tenggelam berganti rasa kalut.

"Gue menyerah, Jia. Nggak ada yang perlu dipertahankan lagi. Semuanya sia-sia." Bintang berkata sembari menunjukkan layar ponselnya, menampilkan portal berita tentangnya.

"Terima kasih atas semuanya, Jia. Tetaplah bahagia."

Raga sang pemuda itu menghilang ditelan gulita. Langkah Jia bergerak lekas meski tahu akan berakhir sia-sia.

Bukan seperti Betelgeuse yang kembali menunjukkan sinar setelah hampir sekarat. Bintang Narandanu tidak demikian.

Ia memilih redup, lalu menjadi supernova.

Betelgeuse [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang