- nsfw
- rape
- violence
- angst
- mpreg"..."
Paquito bersender di pinggiran onsen, menatap Chou yang berendam di arah seberang. "Kau tidak berani mendekat pada tuanmu?" Tanyanya, dan mengulurkan tangan.
Chou menatap ragu Paquito, '..hanya karena kau menang dalam hal ini, bukan berarti kau tuanku.' batinnya. Rambut Chou yang mengambang di air hangat itu, membuat kesan lucu.
Paquito mendengus geli, Chou perlahan mendekat kearahnya lalu ditarik kasar hingga duduk dipangkuan sang Kaisar.
"Kecantikan mu tidak pernah gagal membuat saya terpukau." Puji Paquito, Chou menatapnya dengan ekspresi sulit dimengerti. Kedua tangannya menyekram erat pundak lawannya,
'sebuah ucapan manis dengan niat busuk.' batin Chou menyipitkan mata.
Tangan Paquito mengusap pelan pipi dan bibir Chou yang masih memiliki bekas memar, ia menatap dalam lawannya.
'..aku benci tatapan itu.. tatapan penuh nafsu.' batin Chou membalas tatapan Paquito.
Ia perlahan memeluk leher Paquito, dan mendusel diantara hidung lawannya. Paquito terdiam menatap tingkah Chou yang manja, "..heh, apakah para Phoenix akan begini.. saat mendapatkan benih..?" Tanyanya.
Chou hanya menatap sayu kearah Paquito, ".. baiklah." Ucap Paquito lalu berdiri sembari menggendong Chou bagaikan Koala, kedua kaki Chou melingkar.
'aku akan.. memanfaatmu.. jika memang kau hanya pria dipenuhi nafsu.' batin Chou dan melumati bibir bawah Paquito, ".." hal itu membuat sang kaisar terdiam.
Paquito menatap Chou, melainkan Phoenix itu berhenti melumat. Ia memberikan tatapan polos kearah Paquito, 'walau.. aku harus melewati lagi... Penyiksaan yang lama.'
'seekor karnivora akan selalu lapar.. bila makanan lezat berdiri dihadapannya.'
...
"H-Humnh.."
"Kenapa..? Kau takut sekarang?" Pantat Chou bergetar saat Paquito menggesekkan penisnya di sela-selanya.
'..aku lebih takut mati karena berhubungan dengannya.' batin Chou, kedua tangannya ditahan Paquito. "Tidak perlu basa basi, masukkan." Perintah Kaisar.
"U-Ukhgn- hh!!" Chou melebarkan mata saat Paquito mulai memasukkan penisnya dari belakang, secara perlahan namun membuat tubuh Phoenix ini menegang.
"MNGHN!!" Chou mengigit bibir bawahnya sendiri, tepat saat semua penis itu berhasil masuk. Paquito menarik nafas berat, "Apakah semua Phoenix selalu begini huh..? Memiliki hole yang sempit." Tanyanya.
Chou menaruh kedua tangannya di badan Paquito untuk menopang diri, ".. heh, saya dulu pernah mendengar.. ada satu Phoenix malang yang bernasib denganmu." Lanjutnya.
Mata Chou yang bergetar melirik kearah Paquito, tangan sang Kaisar menyisir helaian rambut Chou.
"..mungkin dirimu lebih beruntung darinya.." ucapnya, '..apa yang terjadi dengan Phoenix itu..?' pikir Chou terheran-heran.
"Hah.. andai jika Phoenix itu masih hidup, saya akan senang mempunyai 2 disini." Lanjut Paquito tersenyum miring dan memegang kedua pinggang Chou,
"Aghh.. hah.. ahh!" Chou merapatkan giginya, 'brengsek, kaulah yang akan kubunuh pertama.' batin Chou menyipitkan mata.
"T-Tunggu- akghnnN!! Ahh, nghh! Sial!" Lenguh Chou tersentak saat Paquito terus menggerakkan pinggulnya tanpa henti, 'aku baru ingat.. mereka tidak akan paham apa yang ku bicarakan.' batin Chou.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]
Random⨳ 話 ; 𝘗𝘈𝘘𝘜𝘊𝘏𝘖𝘜 𝘗𝘙𝘖𝘑𝘌𝘊𝘛ㅤ??! ❛ ─── sekitar cerita tentang paquito dan chou dalam berbagai macam alur, setiap cerita memiliki alur yang berbeda. begitupula hubungan romantis antara paquito chou yang berbeda-beda. ❜ ㅤㅤㅤ✧ 〉 この本 :: on-goi...