- bdsm
- nsfw
- Chou!Masokis."Kalau begitu.."
Paquito mendorong tubuh Chou agar tengkurap, memegangi tengkuknya lalu menekannya ke kasur. Chou sontak menyekram sprei kasur dengan lenguhan pelan.
"Anak nakal harus mendapatkan pukulan." Tekan Paquito mengangkat tinggi tangannya.
PLAK!!
"AGH!!" Chou menjerit kecil, menahan perih dan sakit di bagian pantatnya. Kedua tangannya semakin menyekram kuat sprei kasur.
"Dua..." PLAK!
Tubuh Chou bergetar kuat, menegang saat merasakan sakit dari pukulan itu kembali. Dengan kepala yang masih ditahan oleh Paquito, Chou hanya bisa mengigit bibir bawahnya sendiri.
"Tiga.."
PLAK!
PLAK!
Pantat Chou mulai menunjukkan tanda kemerahan dari pukulan Paquito yang cukup keras, meninggalkan bekas dari tangan besar itu di pukulan yang keempat.
"Ah.. hah.. hah.. tunggu.." Minta Chou mencoba mengambil nafas.
"..Beri aku.. pukulan yang lebih keras.. berhubung ini yang terakhir.. kumohon.." Chou kembali berucap. Nadanya melemah, seakan merengek meminta lagi untuk yang terakhir.
Paquito yang mendengar permintaan dari butlernya hanya diam, tapi tangannya terangkat lebih tinggi dari sebelumnya.
PLAK!!!
"AKGH!!" Chou menjerit kesakitan sebelum akhirnya lemas total setelah merasakan pukulan terakhir.
Air mata terasa tertampung, Chou dengan nafas tersengal-sengal hanya bisa menatap sprei kasur yang sedang Ia remas.
Paquito melepas tangannya, membuang kemejanya ke sembarang arah. Perlahan Ia memposisikan dirinya mengukung Chou dari atas, mengecupi tengkuk butlernya itu secara sensual.
Chou bisa merasakan hembusan dan kecupan yang diberikan, membuat seketika tubuhnya terasa mendidih dan panas. Memancing penisnya yang lemas kembali menegak, bahkan rasa sakit di pantatnya berganti dengan sesuatu yang membekas dan tidak ingin dilupakan.
"Hah.. hh.. mnh.." Chou mulai menutup mulutnya dengan satu tangan.
'Dasar pelacur, belum diapa-apakan sudah mulai mendesah.' Ia merutuki dirinya karena tidak bisa menahan diri. Paquito yang melihat reaksinya sontak mengangkat satu alis.
"Kau mau yang pelan-pelan atau langsung, sayang?" Tanyanya berbisik pelan. Seakan itu pertanyaan rahasia hanya untuk mereka berdua.
"...Apapun." Chou membalasnya lirih.
"Apapun asalkan anda mau menyiksa saya.." Chou masih menutup mulutnya, menyembunyikan seringai tipis dibaliknya. Paquito langsung meremat rambut butlernya, menariknya.
"Akh!! ah!" Chou meringis kesakitan, tapi tidak melawan.
Paquito mulai mengarahkan penisnya, menggeseknya di antara bongkahan pantat yang sudah memerah akibat tamparan. Membuat tubuh dibawahnya bergetar pelan, membuat lenguhan kecil lepas dari bibir Chou.
"Oh, kau menyukainya?" Tanya Paquito yang semakin meremat rambut itu.
Chou memejamkan mata, menahan rasa sakit di kepala dan sensasi penis tegak berurat itu sedang menyentuh area pantatnya. Menggeseknya secara naik-turun berteraturan.
"Ja.. Jangan digesek.. masukkan.." Minta Chou.
Apple's adam-nya bergerak naik turun secara gelisah, peluh tak terasa mulai membasahi badan Chou yang tidak memiliki sehelai benangpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]
Random⨳ 話 ; 𝘗𝘈𝘘𝘜𝘊𝘏𝘖𝘜 𝘗𝘙𝘖𝘑𝘌𝘊𝘛ㅤ??! ❛ ─── sekitar cerita tentang paquito dan chou dalam berbagai macam alur, setiap cerita memiliki alur yang berbeda. begitupula hubungan romantis antara paquito chou yang berbeda-beda. ❜ ㅤㅤㅤ✧ 〉 この本 :: on-goi...