- violence
- nsfw
- rapeDihisap bibir itu dengan kasar, melumatnya bahkan mengigit bibir bawah sang sutradara. Chou tidak bisa berkutik dengan perbuatan boss nya kali ini, tapi ia segera melepas paksa ciuman sepihak itu karena nyaris kehabisan nafas.
Paquito masih dengan ekspresi sama, datar dan bahkan tidak menunjukkan sesuatu yang aneh. Chou mengusap kasar bibirnya yang sedikit sakit akibat gigitan lawannya,
"Apakah anda sudah diluar akal??" Tanyanya.
Sang boss hanya diam, memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. Tatapannya lebih serius kali ini, Chou rasanya ingin menciut saja.
"Beritahu saya alasanmu, sebelum saya benar-benar menghabisi mu kali ini Chou." Ancamnya tidak main-main.
Chou sedikit mengalihkan pandangan, untung saja tidak ada siapapun dibalik tirai ini. Akan berbahaya jika melihat tindakan dari boss nya barusan, matanya masih tetap mengarah ke bawah.
".. Saya.. benar-benar tidak bisa.. Jolie harus diturunkan kepada pemeran lain, mohon... dengarkan alasan saya tuan.. ini demi kebaikan berjalannya theater anda.." Chou perlahan mulai berani berucap.
"..Jika akting Jolie terus begitu saja.. maka theater anda akan dikritik habis-habisan.. dan saya tidak mau--"
BRUK!!
Kembali lagi, sesuai yang dikatakan sebelumnya. Boss Chou adalah ringan tangan, ia tidak segan-segan menghajar Chou saat itu juga.
Ia menendang kaki kanan Chou, membuat lelaki muda itu tersungkur meringis kesakitan dan berakhir di pukul kembali oleh atasannya. Chou harus terbiasa, atau mungkin sudah terbiasa.
Ia hanya bisa menggunakan kedua tangannya sebagai tameng dari pukulan Paquito, dan ia rasa pukulan kali ini berhasil membuat salah satu tulang tangannya retak.
---
"CHOU!! Kumohon!!" Beatrix menangis tak henti-henti, memegangi kedua tangan Chou. Melainkan yang habis selesai pemeriksaan dari dokter tulang, hanya bisa menghela nafas pelan.
Beatrix mengusap sisa air matanya, matanya mulai sembab sekarang. "Kumohon! Dengarkan permintaan boss kali ini saja! Apakah kaki kirimu saat itu patah belum cukup?!" Meminta sekaligus bertanya ia lakukan.
Chou hanya diam memandangi juniornya, Beatrix sudah seperti keluarga baginya. Ia sangat peduli pada keadaan Chou, bahkan dalam hal kecil sekalipun.
Terkadang lelaki berusia 21 tahun ini merasa bersyukur dipertemukan banyak orang baik, tapi kesialannya tak bisa lepas dari boss nya.
Setelah kejadian ciuman itu juga, Chou terus kepikiran alasan boss nya melakukan hal tidak senonoh itu dengan paksa. Bukankah ini masuk dalam pelecehan?
"Beatrix, tulang tangan kananku hanya retak. Aku hanya perlu lebih berhati-hati saja, setidaknya dokter sudah memberikan obatnya." Balas Chou tersenyum tipis, ia segera memeluk junior nya yang semakin terisak.
"WALAUPUN RETAK, ITU BERBAHAYA BODOH!!" Teriak Beatrix kesal dan memukul dada Chou, membuat pemuda itu tertawa sekaligus meringis kesakitan karena pukulan yang cukup keras.
Setelah berkunjung ke rumah sakit, Chou dan Beatrix kembali ke theater nya. Tentu saja pekerjaannya sebagai sutradara belum selesai, masih banyak hal yang perlu di urus.
Hari demi hari berlalu, Chou sempat meminta maaf kepada Jolie dan menyuruhnya tetap pada role sebelumnya. Dengan terpaksa sebenarnya, karena dapat ancaman juga dari sang boss yang akhir-akhir ini mengawasinya.
Hari penyelenggaraan theater mereka tiba, para kru dan pemeran-pemeran bersiap-siap. Chou hanya memandangi kegiatan mereka sembari mengusap lengan kanannya yang terbalut perban putih, ia bisa melepasnya esok.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]
Random⨳ 話 ; 𝘗𝘈𝘘𝘜𝘊𝘏𝘖𝘜 𝘗𝘙𝘖𝘑𝘌𝘊𝘛ㅤ??! ❛ ─── sekitar cerita tentang paquito dan chou dalam berbagai macam alur, setiap cerita memiliki alur yang berbeda. begitupula hubungan romantis antara paquito chou yang berbeda-beda. ❜ ㅤㅤㅤ✧ 〉 この本 :: on-goi...