Slut .03

1.3K 134 20
                                    

- nsfw
- angst
- bdsm

Beatrix..

Beatrix...

"BEATRIX!!"

Chou terbangun, ia tampak mengalami mimpi buruk. Nafasnya terengah-engah, keringat dingin menetes. Tangannya menelusuri sekitar, ia benar-benar tidak pulang malam kemarin.

Mata Chou tertuju kearah sebuah kartu di meja, tangannya meraih kartu itu yang merupakan tanda pengenalan dari Paquito.

"..hah.. hah.. seorang CEO..?" gumam Chou, tangannya perlahan meremas kartu kecil itu.

"Brengsek." Umpat Chou.

...

Cklek.

"..." Suasana apartemen hening, Chou perlahan masuk sembari melihat sekitar. "Trixy?" Panggilnya, tak berselang lama terdengar suara langkah berlari.

"Kakak!!" Beatrix langsung memeluk Chou yang datang, ia menangis. "Trixy?? Ada apa?" Tanya Chou khawatir, memeluk adiknya.

"Beaa..! Mimpi burukk, mimpi kakak di jahatin orangg!! huwee!" Rengek Beatrix.

Chou memberikan ekspresi bingung, lalu mengusap-usap kepala adiknya untuk menenangkan. "Shh, shh.. kakak baik-baik saja." Ucapnya lembut.

Beatrix memejamkan mata, sembari memeluknya erat tanpa ingin melepaskannya. Chou perlahan menggendong adiknya dalam pelukan, sembari berjalan ke kamar Beatrix.

krek..

"sudah, sudah.. semua baik-baik saja Trixyku." Ucap Chou meletakkan Beatrix di kasurnya, kedua tangannya mengusap pelan sisa air mata yang membasahi pipi.

Beatrix menatap lucu Chou, lalu tersenyum manis. "Kakak ndaa papa..? Matanya bengkak.." tanyanya khawatir, tangan kecil itu mengusap kedua pipi Chou.

Ekspresi Chou berubah sedih, 'Kamu pasti malu, mengetahui kebenarannya. Trixy.' pikirnya.

'aku sudah siap, jika suatu hari nanti kau akan membenciku akibat pekerjaanku.' lanjutnya tersenyum tipis.

"Ah, gak papa kok. Kakak senang bisa dapat duit banyak." Balasnya, Beatrix terkekeh kecil.

"Trixy udah makan??" Tanyanya, Beatrix menggeleng imut. "Blumm.." balasnya, Chou mendengus lalu kembali menggendong Beatrix.

"Khusus hari ini, kakak beliin yang Trixy mau."

"Yeppie!"

***

"Halo."

Chou berdiri di balkon apartemen dengan ekspresi datar, "Apakah aku bisa mengambil duitku hari ini?" Tanyanya kearah ponsel.

"Apa?"

"Apa.. Apa maksudmu kalau duitnya tidak ada?!" Chou mengernyitkan dahi, "Sangat disayangkan, pria yang pelanggan terakhirmu tidak memberikan uang lagi ke kami. Jadii duitnya hanya cukup untuk kita." Bohong Selena.

Tangan Chou mengepal, punggungnya perlahan bergetar. "...Brengsek." umpatnya, telfon itu dimatikan sepihak seketika.

Chou memukul keras tembok, perasaannya campur aduk. 'pria itu.. apakah ia sengaja agar aku menghubunginya?' pikirnya, tangan Chou merogoh kantong celananya dan mengeluarkan kertas kecil tersebut.

Jarinya memencet angka lalu menelfonnya, tak menunggu lama sang pemilik nomor mengangkatnya.

"Ah, Chou. Jadi kau sudah mulai tertarik dengan saya ya?"

𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang