Paquito's butler .05

699 44 1
                                    

- bdsm
- nsfw
- Chou!Masokis.

Chou diam memandangi dirinya di depan kaca besar yang terpajang dalam kamar, tangannya dengan perlahan mengusap lehernya yang masih meninggalkan banyak bekas kemarin malam.

Sekilas Ia mengukir senyuman, jadi kejadian itu benar-benar asli. Tuannya meninggalkan banyak bekas sekaligus luka di tubuhnya, tapi entah mengapa Chou senang melihat tubuhnya yang tidak 'bersih' lagi.

Setelah puas memandangi dirinya di depan kaca, Chou mengambil pakaian yang berada di lemari besar disampingnya. Ia berjalan sekaligus membawa pakaian itu, menuju ke kamar Paquito. Boss nya.

Ia meletakkan pakaiannya di gantungan khusus, membukakan gorden agar cahaya matahari masuk dan mematikan lampu tidur yang berada di meja nakas.

"Selamat pagi, tuan." Sapanya sopan.

Paquito yang menutup mata dengan lengannya perlahan bergerak, matanya terbuka menatap kearah Chou yang berdiri di samping kasurnya. Pria dominan itu tiba-tiba menarik tangan butlernya.

"Hari yang indah melihat mu pertama kali."

Paquito mengucapkan kata-kata dengan pelan tetapi nada yang berat dan serak, benar-benar seperti pria yang baru bangun. Chou hanya bisa menyinggung senyuman walau dalam hati Ia bisa saja bertingkah semena-mena.

Tangan yang ditarik itu dikecup oleh Paquito, Ia meletakkan tangan putih itu kearah pipinya untuk menikmati lembutnya tangan dari sang butler. Sampai jari Chou bergerak mengelus pipinya.

"Ayo bangun tuan, hari ini ada banyak jadwal padat yang harus di lalui." Butler itu kembali mengingatkan, Ia menyinggung senyuman. Senyuman yang berbeda dari biasanya.

Paquito langsung mengubah posisinya menjadi duduk, tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Chou.  Matanya menatap dalam pria disampingnya itu.

"Tidak bisakah kita cuddle lagi seperti kemarin malam?" Tanya Paquito.

Chou terkekeh, "Saya akan menyiapkan sarapan, anda harus berkemas sendiri." Bukannya menjawab pertanyaan Paquito Ia malah mengingatkan hal lain. Chou dengan lembut melepas tangannya walau sempat ditahan Paquito.

Menatap kepergian sang butler, Paquito dengan helaan nafas panjang beranjak dari kasur dan segera membersihkan dirinya. Setelahnya langsung berpakaian rapi lalu membawa beberapa barang miliknya.

Setelah selesai, Ia berjalan turun kearah ruang makan. Dimana para pelayan sekaligus butler utamanya telah menunggu kedatangannya, Ia langsung memberikan tas kerjanya kepada Chou.

"Kau lupa membawakan tas ku." Peringatan dari Paquito.

Chou tersenyum sekilas, Ia mengambil tas kerja milik tuannya. "Maaf, saya kelupaan tuan." Balasnya tenang, melirik kearah Paquito yang menatapnya berbeda kali ini.

Bukan tatapan biasa yang selalu Ia terima, kali ini tatapannya jauh lebih dalam.

Paquito duduk di kursi dan memakan sarapannya dengan tenang, tanpa merasa terganggu sekalipun. Tapi, ada satu hal yang muncul di kepalanya saat melihat hanya dirinya seorang di meja makan. Dimana anaknya?

Koreksi, anaknya Jolie?

Mungkin pria itu akan menanyakan setelah Ia menyelesaikan sarapannya hari ini.

Setelah selesai sarapan, Paquito segera meminta Chou menemaninya hingga ke depan rumah. Butler itu dengan nurut mengikutinya dari belakang sembari menenteng tas kerja milik bossnya.

Mereka berhenti tepat di teras rumah, saat itu kondisinya sepi dari biasanya. Kedua pria itu bertatapan sejenak,

"Kemana anak Jolie?" Paquito membuka pembicaraan dulu.

Chou dengan telaten memasukkan sebuah surat ke dalam sela tas kerja Paquito, "Ia sudah saya minta untuk dibawa kembali ke rumah orang tua Jolie, tuan." Jelasnya tersenyum.

Mendengar jawaban yang sangat jelas, Paquito mengangguk paham. Ia memasang kancing jas setelannya dan mengambil tas yang telah Chou bawakan tadi.

"Kau memasukkan surat?"

"Surat penceraian anda, tuan. Bukankah anda ingin melakukannya? Setelah mendengar wanita itu berselingkuh?" Chou menyinggung seringai sekilas. Sebelum wajahnya kembali datar dan tenang seperti biasa.

Paquito menyinggung senyuman, Ia mencubit pipi Chou hingga melebar. Sebelum melakukan langkah selanjutnya, Ia melihat sekitar dahulu sebelum mengecup kening butlernya itu.

"Kau sungguh butler andalan Chou, saya akan mengajukan ini kepada Pengadilan." Puji Paquito.

Muka Chou memerah dibuatnya, yang lebih muda sedikit mengalihkan pandangannya. Terlalu takut berpandangan sekarang pada tuannya, walau sesekali melirik kearahnya.

"Kau harus.. berangkat.. tuan." Ucap Chou untuk mengingatkan, sontak yang lebih dominan menengok kearah mobil yang sudah menunggunya. Tetapi dengan supir yang berbeda, bukan Fredrinn.

"Kemana Fredrinn? Bukankah harusnya dia yang mengantarkan saya hari ini?" Selidik Paquito.

Chou terlihat tampak tenang, "Dia izin tidak masuk hari ini, jadi anda terpaksa memakai supir cadangan lagi. Tidak masalah kan, tuan?" Tanyanya menyinggung senyuman tipis.

Paquito mengangguk paham setelah mendapatkan jawaban dari Chou, Ia segera menuruni tangga depan pintu rumah megahnya ditemani butler utamanya. Mereka berhenti di depan pintu mobil yang sudah terbuka.

"Tolong jaga baik rumah ini, ya. Saya mengandalkanmu, Chou." Minta Paquito.

Chou mengangguk dengan pesan yang diberikan, "Anda bisa mengandalkan saya, tuan. Semoga acara anda berjalan lancar." Balasnya yang membuat pria berstatus lebih tinggi darinya itu tersenyum tipis.

Paquito memasuki mobilnya, melainkan Chou menatapnya dari luar jendela mobil. Ia berdiri didepan hingga mobil itu berangkat dan menghilang dari pandangannya. Ekspresi Chou perlahan berubah kembali.

Ia merogoh ponsel yang ada di sakunya dan berjalan kembali masuk ke dalam rumah megah itu, menekan kontak nama Fredrinn dan menyeringai tipis saat mendapatkan pesan dari pria itu.

"Oh.. Jolie.. kau tau kau tak akan bisa menang.." Gumamnya.

"Pria itu milikku sekarang.. dan selamanya..."

_______

END.

𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang