Theater .01

1K 102 36
                                    

- violence
- nsfw
- rape

"SUDAH BERAPA KALI HARUS SAYA KATAKAN HUH??!"

Pria dewasa dengan pakaian jas rapi berteriak kencang, satu tangannya menyekram kuat kerah kemeja lawan bicaranya. Pria satunya tampak ketakutan, air mata tak bisa ia hentikan.

"Ma-Maaf.. maaf.. kumohon.. aku berjanji... Ini.. ini akan jadi.. theater terbaik..." Lirih lelaki yang lebih muda.

Bruk!

Dirinya dihempaskan begitu saja, lelaki ber jas itu merapikan bagian kerah kemejanya. "Saya memberikanmu kesempatan Chou, ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika kau masih gagal membuat theater ini sukses, kau tau akibatnya." Ancamnya.

Chou terduduk tanpa membalas, ia mengangguk pelan sembari mengusapi kasar air matanya. Pipinya yang sedikit memerah akibat tamparan dari pria itu, tak bisa dipungkiri sangat menyakitkan.

Dalam posisi duduk yang sama, Chou menyatukan kedua tangannya yang bergetar, ia menundukkan kepalanya sampai membungkuk.

"K-Kumohon.. kumohon.. buatlah aku sukses.." gumamnya.

---

Chou, lelaki muda yang berhasil menjadi sutradara sekaligus pengatur dalam acara theater paling terkenal di penjuru dunia. Usianya baru saja menginjak 21 tahun dan ia berhasil masuk dalam tim inti.

Ia bekerja dibawah tangan seorang pembangun theater paling berpengaruh, Paquito. Lelaki yang selalu berpakaian rapi, usianya yang bisa dibilang cukup muda, 34 tahun.

Sikap Paquito yang terkenal tegas dan dingin, membuat banyak pekerja di theater tidak memilih melakukan hal aneh-aneh. Berbeda dengan Chou, ia menjadi target utama Paquito akibat keteledorannya saat pertama melakukan tugasnya sebagai pembantu dalam theater.

Kesalahannya tidak bisa dikatakan kecil, ia lupa memberikan sebuah info mengenai perubahan waktu penampilan para pemeran yang membuat theater kala itu berantakan dan mendapati kritikan kurang mengenakkan.

Paquito mengetahuinya marah, ia langsung turun tangan menghadapi Chou saat itu juga. Membuat pemuda yang baru menduduki tim sampingan, hampir mengalami trauma berat.

Chou tau bahwa boss nya adalah pria yang keras, tapi ia tidak pernah menyangka bahwa ia pria yang ringan tangan. Bahkan kekerasannya harus disaksikan oleh para bawahan tangan kanannya.

Sekarang, situasi sudah mulai berubah. Chou menjadi kepala sutradara yang bisa langsung mengoreksi adegan theater, ia lebih memiliki tanggung jawab yang besar.

Theater yang ia jalani sudah sebagian besar berjalan baik dan mendapati banyak pujian, Chou senang ia tetap bisa bertahan sampai sekarang.

Tapi, tampaknya theater kali ini akan lebih berat dari biasanya. Ditambah, bossnya atau Paquito meminta calon tunangannya—Jolie, untuk menjadi salah satu pemeran dalam theater nya kali ini.

Chou tidak berbohong, bahwa calon tunangan boss nya ini memiliki akting yang sangat jelek. Jika ia bisa mengatakannya, maka akan ia katakan langsung. Tapi, semuanya ia pendam dengan alasan demi keselamatan nyawanya.

Ia masih terlalu muda, ia belum ingin mati muda di tangan boss nya sendiri kan?

"Chou! Area untuk adegan chapter pertama sudah siap, bisakah kau mengeceknya?" Teriak salah satu rekan Chou, Bruno.

Rekan atau teman Chou selama mereka bekerja di theater ini, sekaligus orang yang menyaksikan langsung Chou dipukuli saat itu.

Chou berlari kecil, menghampiri Bruno sembari memegang kertas yang berisi kebutuhan seluruh theater. Ia melihat ke sekeliling, nuansa theater kali ini adalah dunia orang mati dan dunia orang hidup.

𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang