Day 10

1K 158 12
                                    

Terimakasih untuk voment di chapter sebelumnyaMaaf kalau ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih untuk voment di chapter sebelumnya
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

"Selamat pagi" Nana bergabung bersama Jeno yang sudah berada di meja makan, menghadapi menu sarapan di hadapannya

"Sudah lebih baik?"

"Hm" sebenarnya Nana merasa sedikit malu pada Jeno, kemarin dia merasa seperti Jeno memergokinya sedang melakukan hal yang memalukan padahal hal itu wajar bagi seorang perempuan

"Bagaimana, hari ini masih ingin tidur atau pergi?"

"Pergi"

"Oke, kita pergi ke tempat saudara kembar danau Buyan. Kau suka mendaki atau tidak, kalau suka kita bisa naik ke tempat lebih tinggi menjelajahi hutan kalau tidak ya ke tempat yang bisa dijangkau mobil saja"

"Kau ingin aku pingsan ditengah hutan begitu?"

"Bukan begitu maksudku, ck ah sudahlah. Makan saja" kata orang perempuan yang sedang datang bulan akan lebih galak dari pada singa, lebih baik Jeno diam saja "ah iya, kemas semua barangmu. Kita pindah"

"Kemana?"

"Pantai"

"Kenapa pantai lagi?" Nana sedikit bosan dengan pantai, sudah beberapa kali Jeno mengajaknya ke pantai

"Pantai kali ini berbeda, kita akan bermain dengan lumba lumba liar"

"Sungguh?" Jeno mengangguk, Nana terlihat antusias saat mendengar akan bermain dengan lumba lumba, terdengar sangat menarik

Berkendara melalui jalanan pedesaan nyatanya membuat Nana merasakan kenyamanan tersendiri, ia bosan dengan hiruk pikuk kota yang selalu bermasalah dengan kemacetan lalu lintas, ia bosan menghirup karbon dioksida dari knalpot kendaraan bermotor. Nana bahkan tidak mau menutup jendela mobil selama perjalanan

"Bisa tidak aku mengemas oksigen disini dan aku bawa pulang ke rumah?" Pertanyaan yang cukup konyol dari perempuan yang terbilang pintar seperti Nana

"Kau bodoh?"

"Aku rela jadi orang bodoh kalau memang bisa"

"Selama disini, ambillah oksigen sebanyak mungkin dan simpan diparu parumu"

"Wow, cantiknya" pujinya pada pemandangan danau yang dia lihat saat ini, dia lipat kedua tangannya di pinggir jendela lalu dia tumpukan dagunya disana

"Nanti disebelah sana ada semacam rest area, ada tempat untuk berfoto juga. Dari atas sana kau akan bisa melihat dua danau sekaligus"

30 days in Bali (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang