Day 18

951 173 39
                                    

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya, maaf kalau ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya, maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

Seperti biasa Jeno akan menunggu Nana direstauran milik resort tempat Nana menginap, merasa sedikit cemas menunggu jawaban Nana tentang usulannya kemarin. Berkali kali dia melihat jam di ponselnya, kenapa angkanya tidak berganti sejak tadi? Apa mungkin ponselnya rusak?

"Apa perlu aku hampiri ke kamarnya saja?" Tanyanya pada diri sendiri "ini masih jam setengah delapan, tunggu sebentar lagi saja"

Tentu saja Nana belum datang, mereka biasa bertemu jam delapan dan sekarang masih kurang 30 menit lagi. Bukan jamnya yang salah tapi Jeno yang datang terlalu cepat dari waktu biasanya

Tepat pukul delapan, terlihat Nana memasuki restauran dengan membawa sebuah tas kecil seperti biasa, tas yang biasanya terisi kamera, tidak ada tas besar yang diharapkan oleh Jeno. Laki laki itu sedikit tertunduk memandangi ponselnya, hatinya merasa kecewa  karena Nana memilih menolak usulannya

"Selamat pagi" sapa Nana sembari duduk di hadapan Jeno

"Selamat pagi" jawab Jeno malas

"Kau kenapa?"

"Tidak apa, kita sarapan setelah itu kita pergi ke Denpasar"

"Oke, terserah kau saja"

Jujur saja Jeno sebenarnya sangat berharap Nana mau menerima usulannya tentang menjadi miliknya selama tiga belas hari agar perasaan Jeno bisa sedikit tersampaikan tapi sepertinya perempuan itu lebih memilih tetap dengan keyakinannya

Terlihat dia hanya membawa sebuah tas kecil saja, bukan tas yang bisa berisi beberapa pakaian untuk perjalanan yang jauh. Seperti perjanjiannya kemarin jika Nana menerimanya Jeno meminta Nana untuk membawa pakaian ganti karena Jeno akan mengajaknya pergi ke wilayah timur Bali

Padahal dia sudah menyusun daftar tempat yang indah jika didatangi bersama Nana, perempuan cantik itu pasti akan sangat bahagia tapi rencana Jeno tinggallah rencana saja, sekarang yang Jeno lihat Nana hanya membawa tas yang berisi kamera saja tidak ada tas yang lain bahkan ponselnya hanya digenggam di tangan kirinya

Tunggu sebentar, Jeno memicingkan matanya untuk mempertajam pengelihatannya ke arah jemari kiri Nana yang menggenggam ponsel. Dimana cincin berlian yang selama ini melingkar dijari manis itu, apa hilang? Terjatuh? atau...

30 days in Bali (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang