Day 16

938 171 32
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnyaGara gara kemarin dunia oranye sempat down, kayaknya ada banyak pembaca yang nggak tau kalau aku up day 14 ya, soalnya notifnya nggak masuk dikalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Gara gara kemarin dunia oranye sempat down, kayaknya ada banyak pembaca yang nggak tau kalau aku up day 14 ya, soalnya notifnya nggak masuk dikalian.. keliatan dari votenya yang cuma sedikit dibanding chapter day 13 dan day 15.. dan banyak yang cerita juga kalau notif nggak masuk.. hehehe

Aku nulis cerita ini per chapternya itu lama banget dibanding cerita yang lain, nggak hanya sekedar nulis tapi juga nyari info destinasi wisata dari berbagai sumber di google dan youtube, kadang liat vlog beberapa youtuber sampe kepalaku puseng sendiri..buka maps liat jarak satu wisata ke yang lain, di daerah ini wisatanya apa aja, kerjanya lebih dibanding cerita yang lain..kkkkk. jadi kalau pas up terus nggak sesuai ekspektasi suka patah hati sendiri💔
Nggak apa apa ya curhat dikit, biar kalian bisa kasih aku semangat terus soalnya kemarin aku sempat patah semangat tapi alhamdulillah sekarang sudah terpacu lagi semangatnya

Kita lanjut day 16
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

Seperti hari hari sebelumnya, hari ini pun sama. Nana butuh banyak pertimbangan dan persiapan hati untuk menemui Jeno tidak mungkin dia menghindar terus, selama kontrak perjalanannya memakai jasa agen perjalanan tempat Jeno bekerja, ia pasti akan bertemu Jeno

"Harusnya saat itu aku tidak menuruti Haechan untuk mengatur perjalananku" gerutunya lirih

Sejak bangun tidur tadi dia sudah melakukan banyak kegiatan agar tidak gugup selama bertemu Jeno, membersihkan kamarnya padahal ada cleaning service, berenang sampai membenamkan diri di dasar kolam untuk beberapa saat bahkan sempat sedikit berlari, hanya sedikit tidak banyak, di pantai dekat dengan resort tempatnya menginap saat matahari baru memperlihatkan cahayanya. Tidak ada satupun usahanya yang berhasil mengalahkan rasa gugupnya ketika akan menghadapi Jeno

Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 09.20 berarti waktu setempat sekitar pukul 08.20, biasanya Jeno sudah menunggunya tepat pukul delapan tapi kakinya masih ragu untuk melangkah keluar dari kamarnya

"Kenapa aku gugup? Dia hanya tour guide bukan siapa siapa dan dia juga tidak ingin menjadi siapa siapaku, kenapa aku harus gugup" dengan tekad yang akhirnya sedikit membulat Nana beranjak dari tempatnya duduk untuk keluar dari kamar

Langkahnya terhenti saat melihat Jeno berjalan ke arahnya, sepertinya laki laki itu akan menjemput Nana ke kamarnya. Nafas yang semula sudah teratur kini seakan mulai berhembus tidak beraturan bahkan ada sesaat Nana sempat lupa menarik nafas lagi

30 days in Bali (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang