Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya, mari kita lanjut travelling bareng tour guide tampan kita
Maaf kalau ada typoHappy reading
.
.
.
Mata itu mengerjap membiasakan cahaya yang menerobos masuk ke retina matanya, padahal baru terbuka sedikit tapi cahaya itu sudah membuatnya silau "eeghh kenapa kau membuka tirainya" rengek Jeno saat Nana yang sudah bangun membuka tirai yang menutupi pintu balkon
"Ini sudah pagi tuan raja" ujar Nana
Jeno mengambil ponselnya yang berada di meja, masih pukul 6.30 pagi, matanya masih sangat mengantuk. Ia bangkit dari sofa dan berjalan ke arah tempat tidur, membenamkan dirinya dibawah selimut. Dingin dan masih mengantuk, ia lanjutkan saja tidurnya sepertinya akan enak
"Itu tempatku!"
"Kau sudah bangun" suara Jeno teredam di bawah selimut
Tak peduli lagi dengan Jeno, Nana membuka pintu untuk keluar dari kamar dan berdiri ditepi balkon memandangi perbukitan di hadapannya. Ia rentangkan tangannya menikmati udara pagi dan pemandangan yang indah, hijau, sejuk dan... dan.. apa ini.. kenapa ada tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang. Tangannya otomatis turun dan memegang kedua tangan kekar itu
"Selamat pagi" suara serak itu terdengar seiring dengan dagu yang kini bersandar di bahu Nana
"J-Jeno" sungguh Nana langsung gugup dengan perlakuan Jeno yang tiba tiba "bukannya kau ingin tidur lagi?" Lirih Nana
"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau buka pintu balkonnya lebar, walaupun di bawah selimut rasanya masih dingin"
"Maaf" Jeno semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Nana
KAMU SEDANG MEMBACA
30 days in Bali (NoMinGS) END
FanficHidup selama 26 tahun sebagai seorang anak yang penurut, Nana hanya minta 30 hari dari hidupnya untuk menjadi dirinya sendiri dan melakukan apapun yang dia inginkan sebelum akhirnya dia menikah Apakah yang akan terjadi setelah 30 hari dia menjadi di...