Entah kenapa nulis cerita ini bener-bener bikin gemes banget
Btw jangan lupa vote dan comment ya mocii
Selamat membacaa <33
🍓🍓🍓
"Gue dituduh hamil sama guru anjir!"
Kazuma, Clarissa, dan Putri langsung membulatkan matanya menatap tak percaya.
"Serius anjir? Guru tau gosip kayak gituan dari mana dah? Emangnya mereka punya bukti apa sampe nuduh lo kayak gitu?" Clarissa mengerutkan keningnya.
"Nah, makanya itu. Gue juga heran kenapa guru produktif kita nuduh gue kayak gitu." Clara memijit pelipisnya terasa pusing.
"Awalnya gimana? Nggak mungkin kan guru asal nuduh lo hamil?" tanya Kazuma.
Clara menarik tangan Kazuma, lalu menyuruhnya untuk duduk di kursi panjang samping kelas 10. Clara duduk di antara Kazuma dan Clarissa, sementara Putri di samping Clarissa. Wajah Clara tampak serius, sepertinya gadis itu siap menceritakan semuanya.
"Awalnya tadi setelah ujian gue disuruh sama Shania ke ruang guru. Pas gue udah sampe sana, Bu Jane sama Bu Sarah—guru produktif kita—langsung introgasi gue dan nuduh kalo gue hamil. TANPA BUKTI!" Clara menegaskan kalimat 'tanpa bukti' kepada ketiga temannya.
"Lah, kok bisa?" Putri jadi penasaran.
"Ya bisalah, gue juga nggak tau kenapa asal dituduh kayak gitu. Apalagi Shania yang nyuruh gue ke ruang guru, gue yakin 100% kalo Shania udah ngomong yang nggak-nggak sama guru produtif kita." Clara menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kayaknya Shania benci sama gue, dia mau hancurin gue, makanya dia buat rumor seolah gue ini hamil," lanjut Clara.
Clarissa langsung menggempalkan tangannya. Ia tidak terima jika Geng Shania memperlakukan Clara seperti ini. Punya kekuasaan apa mereka sampai membuat rumor tidak jelas untuk temannya?
"Wah ini bener-bener nggak bisa dibiarin. Shania itu sama temen-temennya beneran ngelunjak, ya! Waktu pas PKL dia cepuin ke guru kalo Luna pacaran sama dokter, terus ngaduin Liana juga seolah Liana berbuat aneh-aneh di hotel."
"FIKS DIA UDAH BUAT GUE KESEL!" lanjutnya.
Napas Clarissa langsung berderu sangat cepat. Geng Shania itu memang tidak bisa dibiarkan. Clarissa harus mencari cara agar perbuatan mereka bisa dihentikan secepatnya.
Putri mengusap pundak Clarissa mencoba menenangkan gadis itu. "Udah, Sa, tenang dulu. Lo jangan dulu emosi. Nanti cepet tua loh marah-marah terus."
"Gimana nggak emosi sih, Put? Lo mikir dong, dari kemarin-kemarin si Shania itu caper banget sama guru sampe nyebarin rumor nggak jelas dan ngaduin temen-temen kita ke guru. Seolah kita udah nggak ada privasi lagi!" Clarissa menatap Putri kesal. Gadis itu memang sedikit emosi, sedangkan Kazuma hanya diam tak bersuara, kepalanya sibuk memikirkan berbagai macam hal yang menyangkut Geng Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
831 Kazuma
Teen Fiction[Completed]✔️ "Seluruh Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang" ⚠️TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN⚠️ ⚠️BERANI PLAGIAT? KITA BERURUSAN DENGAN JALUR HUKUM⚠️ *** Untuk melupakan seseorang di masa lalu, Kazuma mencoba membuka hati lagi kepada seseo...